TRIBUNNEWS.COM – RSUD Dr. Moevardi, Kota Solo Jawa Tengah, Setelah banyak rumah sakit di Indonesia yang dapat melakukan prosedur ablasi laser fetoskopi.
Sebagai informasi, Ablasi laser fetoskopik adalah pembedahan invasif minimal yang digunakan untuk mengobati sindrom transfusi kembar-ke-kembar (TTTS) pada kehamilan kembar monokorionik (kembar identik dengan satu plasenta).
Prosedur ini bertujuan untuk menghentikan aliran darah yang tidak seimbang antara kedua janin dengan menutup pembuluh darah penghubung pada plasenta.
Prosedur ini dianggap sebagai prosedur medis kompleks yang hanya dilakukan di beberapa pusat kesehatan di seluruh dunia.
Sebelumnya rumah sakit di Indonesia adalah RSAB Harapan Kita Jakarta, RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, RSUP Adam Malik Medan RSAL Dr. Ramelan Surabaya dan RSUD Dr. Soetomo di Surabaya
Dr KSM melakukan ablasi laser fetoskopi pertama pada janin kembar pada usia kehamilan 22 minggu. Hal itu dilakukan oleh dr. KSM, Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUD. Dr Moevardi Moevardi dari RSUD Central Surgery Unit (IBS) di RSAB Harapan Kita Jakarta dengan dukungan Kementerian Kesehatan RI (28/9/2024) Sabtu.
Direktur RSUD Dr. Menurut Moevardi, diseksi laser fetoskopik Kahyono Hadi tidak hanya menyelamatkan janin dari kematian, tetapi juga mengurangi risiko kerusakan organ, saraf, dan saraf. Janin tanpa kelainan jantung atau kelenjar memiliki peluang lebih besar untuk berkembang.
Menurut Cahyono, fetoskopi ablasi laser saat ini sudah tersedia di Eropa; Ia hanya bekerja di pusat perawatan besar di Amerika Serikat dan Inggris.
Apalagi Malaysia, Thailand, dan Singapura hanya punya satu lampu yang bisa melakukan fetoskopi laser, ujarnya dalam keterangan, Kamis (31/10/2024).
Berdasarkan data epidemiologi, terdapat lebih dari 1.000 kasus yang memerlukan bantuan di Indonesia setiap tahunnya, ujarnya.
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa ablasi laser fetoskopi dapat menyelamatkan lebih dari 80 persen kasus dibandingkan tanpa operasi, dengan tingkat kelangsungan hidup kurang dari 5 persen.
Pada TTTS, ketidakseimbangan aliran darah antara kedua janin menyebabkan salah satu janin memindahkan darahnya ke janin lainnya sehingga menyebabkan keduanya meninggal. Laser fetoskopi bertujuan untuk memotong pembuluh darah terkait.
Dr dari Bagian Fetomaternal KSM Obsgin RSUD untuk menangani kondisi pasien. Moevardi menggunakan laser fetoskopi untuk memasukkan serat optik canggih ke dalam rahim. Ablasi laser fetoskopi kemudian dilakukan untuk mengidentifikasi pembuluh darah di permukaan plasenta yang diablasi dengan laser.
“Prosedur ini hanya memerlukan sayatan sepanjang 3 mm dan dilakukan dengan persiapan matang kedua janin, cairan ketuban, plasenta, dan pemetaan menggunakan teknik USG yang rumit dan canggih.” Dia menjelaskan. (*)