BERITA TRIBUN.
Gempa tersebut sangat dirasakan warga Sukabumi.
Sebagian besar warga Sukabumi mengungsi saat gempa terjadi.
Episentrum gempa berada 10 km lepas pantai tepatnya 91 km selatan Sukabumi, Jawa Barat atau
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami.
Dari pantauan, tidak terpantau aktivitas pasca gempa.
Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, mengatakan gempa tersebut tergolong gempa sedang tergantung letak pusat gempa atau episentrum serta kedalaman episenter.
Episentrum gempa di pantai selatan Jawa disebabkan oleh deformasi batuan di lempeng Indo-Australia.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan mekanisme pergerakan ikatan gempa bumi, kata Darjono kepada wartawan, Minggu (15/9/2024).
Terkait gempa tersebut, BMKG mengimbau masyarakat bersabar dan tidak terpengaruh dengan isu yang tidak diketahui.
BMKG juga mengimbau masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
“Pastikan bangunan yang Anda tempati tahan gempa atau tidak terjadi kerusakan akibat gempa yang dapat mengancam kestabilan bangunan sebelum Anda pindah,” kata Daryono.
Berdasarkan skala MMI (Modified Mercalli Intensity), magnitudo gempa di Sukabumi, Chirungas, Ujung Genteng, dan Nagrak dirasakan pada III MMI, yaitu getarannya jelas terasa di rumah, dan getarannya dirasakan sebagai berikut. jika ada truk yang lewat.
Kemudian gempa dirasakan di MMI II di Kawasan Simahi, Lembang, Banjaran, dan Bandung sehingga menyebabkan sejumlah warga merasakan guncangan dan benda ringan bergelantungan.