TRIBUNNEWS.COM – Perang di Timur Tengah semakin besar dan menakutkan.
Lusinan warga Palestina di Jalur Gaza dilaporkan terbunuh ketika Israel meningkatkan kampanye militernya setiap hari.
Pada Rabu (10/2/2024), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sedikitnya 51 orang meninggal di wilayah tersebut dalam 24 jam terakhir.
Dalam beberapa hari terakhir, Israel telah melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza, serta serangan brutal dan penangkapan di Tepi Barat.
Sementara itu, militer Israel telah meningkatkan serangannya selain serangan udara dan darat di Lebanon, Al Jazeera melaporkan.
Pesawat-pesawat tempur Israel menyerbu Kota Gaza semalaman, menghantam sebuah sekolah Muscat di lingkungan Tuffa dan sebuah tempat perlindungan di al-Amal sebelah barat ibu kota.
Setidaknya sembilan pengungsi yang ditampung di wilayah tersebut telah tewas, menurut kantor berita Palestina Wafa.
Serangan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza juga dibayangi oleh meningkatnya kekhawatiran akan konflik regional setelah Iran menembakkan serangkaian rudal ke Israel pada hari Selasa.
Kekerasan baru di wilayah Palestina terjadi ketika dunia fokus pada serangan militer Israel di Lebanon.
Teheran menyebut serangan itu sebagai balas dendam atas serangan terhadap warga Iran di Gaza dan Lebanon, serta pembunuhan tokoh senior Hamas dan Hizbullah.
Sementara itu, tentara Israel mengumumkan serangan terhadap “Brig High School” di pusat Jalur Gaza.
Lokasi pasti penyerangan belum jelas dan belum diketahui apakah ada korban jiwa.
Dalam pernyataan lain, militer mengatakan dua sekolah dan panti asuhan digunakan sebagai markas Hamas untuk mengatur dan melaksanakan operasi.
Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, Israel telah menyerang puluhan sekolah.
Banyak dari bangunan tersebut digunakan untuk menampung orang-orang yang kehilangan tempat tinggal di Jalur Gaza selama perang yang berlangsung selama setahun di wilayah tersebut. Sekolah-sekolah ini disebut digunakan oleh kelompok bersenjata.
Di Gaza selatan, serangan udara bertepatan dengan kedatangan tank di tiga wilayah Khan Yunis.
Setidaknya 32 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka, menurut Associated Press dan Rumah Sakit Eropa di kota tersebut.
Menurut catatan rumah sakit, korban tewas termasuk tujuh wanita dan 12 anak-anak yang baru berusia 22 bulan, lapor AP.
Dr. Saleh al-Khams, kepala departemen keperawatan, mengatakan korban tewas dan terluka dibawa ke Rumah Sakit Eropa dan Nasser di Khan Younis sekitar pukul 03.00 waktu setempat.
Menurut statistiknya, jumlah korban tewas akan bertambah.
Sebuah kelompok bersenjata yang terkait dengan Iran telah terlibat dalam bentrokan tingkat rendah dengan Israel sejak dimulainya perang di Jalur Gaza.
Kini dunia menginginkan perdamaian ketika Israel dan Iran saling bertukar ancaman baru.
Sementara itu, kekerasan di Gaza terus berlanjut.
Serangan Israel di wilayah tersebut telah menewaskan lebih dari 41.500 orang dan melukai hampir 100.000 orang, menurut Middle East Monitor.
Hingga saat ini, ribuan orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan yang hancur.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrakhani)