Kerap Diserang Milisi Perlawanan, Pasukan Koalisi Amerika Ditarik Secara Bertahap dari Irak-Suriah

Karena sering dikalahkan oleh pejuang perlawanan, pasukan koalisi pimpinan AS secara bertahap menarik diri dari Irak dan Suriah

TRIBUNNEWS.COM – Irak dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat untuk secara bertahap menarik pasukan dari koalisi pimpinan AS melawan Daesh (ISIS), tetapi belum menandatangani perjanjian akhir, kata menteri pertahanan Irak (8/9). /2024) Baru dilaporkan.

Amerika Serikat memiliki sekitar 2.500 tentara di Irak dan sekitar 900 tentara di Suriah sebagai bagian dari koalisi internasional melawan kelompok Daesh (ISIS).

Mereka telah melakukan pembicaraan dengan Baghdad selama berbulan-bulan mengenai penarikan pasukan, namun belum mengumumkan tanggalnya.

Pada hari Minggu, Menteri Pertahanan Irak Tabet al-Abbasi mengatakan kepada stasiun televisi pan-Arab al-Hadath bahwa pasukan koalisi akan dikerahkan dari pangkalan di Bagdad dan bagian lain wilayah federal Irak pada September 2025, dan dari Daerah Otonomi Kurdistan utara mengatakan dia akan menarik pasukan pada bulan September. 2026.

Abbasi mengatakan penarikan pasukan terjadi dalam “dua tahap” dan “kami mungkin akan menandatangani perjanjian dalam beberapa hari mendatang.”

Dia menambahkan bahwa Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada konferensi tersebut bahwa “dua tahun tidak cukup” untuk melakukan penarikan pasukan.

“Kami menolak usulan tiga tahun (tambahan),” kata Abbasi. Pasukan Irak bersiap mendekati Mosul (nena-news.it)

Sejak awal Oktober, pasukan koalisi telah melakukan serangan drone dan udara puluhan kali di Irak dan Suriah, ketika kekerasan terkait perang Israel-Hamas di Jalur Gaza telah menarik militan yang didukung Iran di Timur Tengah serangan rudal.

Pasukan AS melancarkan beberapa serangan balik terhadap kelompok-kelompok ini di kedua negara.

Organisasi Daesh [ISIS] menduduki sebagian Irak dan Suriah pada tahun 2014, dikalahkan di Bagdad tiga tahun kemudian, dan di Suriah pada tahun 2019.

Namun, pejuang Daesh tetap beroperasi di daerah gurun terpencil, meski mereka tidak lagi menguasai wilayah mana pun.

Pasukan keamanan Irak mengatakan sisa-sisa ISIS tidak menimbulkan ancaman serius dan dapat ditangani tanpa bantuan.

(Orun/Berita Baru/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *