90 Persen UMKM di Asia Tenggara Masih Terkendala Akses Layanan Keuangan

Laporan reporter Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berkembang pesat di seluruh Asia, terutama di Asia Tenggara yang merupakan rumah bagi jutaan UMKM yang memberikan 40 persen nilai perekonomian kawasan.

Secara khusus, usaha kecil memainkan peran penting sebagai mesin perekonomian, yang mencakup 94 persen UMKM, terutama di negara-negara seperti Indonesia.

Pendiri dan CEO Amartha Andi Taufan Garuda Putra mengatakan meskipun memberikan kontribusi yang signifikan, 90 persen pemilik usaha kecil di Asia Tenggara menghadapi hambatan seperti akses terhadap layanan keuangan.

“Mereka kesulitan mendapatkan pinjaman karena kurangnya asuransi dan riwayat kredit, serta kurangnya literasi keuangan digital, terutama di pedesaan,” kata Andi Taufan di sela-sela Asia Grassroots Forum 2024 di Jakarta.

Oleh karena itu, kata dia, jasa keuangan merupakan alat yang ampuh untuk mengentaskan kemiskinan dan menciptakan peluang.

“Dengan layanan digital yang bertanggung jawab dan aman, pemilik usaha kecil dapat membuat pilihan cerdas dan membangun bisnis yang lebih kuat,” ujarnya.

Fakta ini mendorong Amartha, pionir dalam menyediakan teknologi keuangan kepada masyarakat akar rumput, bersama dengan lembaga internasional seperti Bank Dunia untuk Perempuan, Forum Keuangan UKM, dan Accion, menyelenggarakan Asia Grassroots Forum 2024.

Presiden dan CEO Accion Michael Schlein mengatakan layanan keuangan adalah alat yang ampuh untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan peluang.

Dengan layanan digital yang bertanggung jawab dan aman, pemilik usaha kecil dapat mengambil keputusan yang tepat dan membangun bisnis yang lebih kuat.

“Asia Grassroots Forum 2024 membawa pertumbuhan inklusif pada perekonomian inti ASEAN, melanjutkan kesuksesan kami di Indonesia,” kata Michael Schlein.

Chief Investment Officer Christina Juhasz, Chief Executive Officer Bank Dunia untuk Perempuan (WAM), mengatakan kurangnya keterwakilan perempuan dalam bidang bisnis di ASEAN.

“Asia Grassroots Forum 2024 merupakan platform penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan guna mendiskusikan cara menciptakan strategi baru untuk mengatasi tantangan unik yang dihadapi oleh UMKM yang dipimpin perempuan, sehingga membuka potensi mereka untuk pembangunan ekonomi,” ujarnya.

Ketua Forum Keuangan UKM Global, Qamar Saleem, menekankan perlunya kolaborasi dalam industri keuangan untuk mengembangkan produk keuangan baru yang dirancang khusus untuk kebutuhan bisnis yang dipimpin perempuan.

“Asia Grassroots Forum 2024 adalah platform untuk mencapai tujuan bersama ini. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan anggota kami, mempromosikan inisiatif mereka dan merayakan keberhasilan mereka,” ujarnya.

Acara tersebut membahas bagaimana pembiayaan baru, seperti impact investment dan kewirausahaan sosial, dapat membuka peluang pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Pertemuan tersebut akan membahas tantangan, lingkungan pasar dan mengeksplorasi bagaimana investor dapat mengukur dan menimbang dampak sosial dan lingkungan secara efektif.

“Asia Grassroots Forum 2024, yang diselenggarakan oleh Amartha, bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan, memberdayakan masyarakat akar rumput yang kurang terlayani dan menghasilkan dampak positif yang bertahan lama. Ke depan, kami berharap agenda ini dapat berkembang menjadi indikator penting penguatan perekonomian domestik di Asia ke depan,” kata Andi Taufan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *