Laporan dari reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia memiliki 9,9 juta Generasi Z berusia antara 15 dan 24 tahun atau dikenal dengan Gen-Z yang menganggur atau tidak mengikuti pendidikan, pelatihan, atau pendidikan, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). ).
Angka tersebut menjadi pukulan telak bagi Indonesia yang ingin meraih Indonesia Emas pada tahun 2045. Nevi Zuairina, Anggota Komisi VI DPR RI, berharap investasi Indonesia ke depan lebih fokus pada investasi padat karya.
Sebab Nevi melihat selama ini banyak investasi yang terfokus pada investasi padat modal yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
“Dan tentunya pemerintah akan fokus pada investasi padat karya atau modal pada tahun 2025? “Kami berharap pemerintah bisa mengembangkan investasi padat karya, mengingat saat ini kita banyak pengangguran,” kata Nevi, Rabu (6/12/2024), saat dikonfirmasi wartawan.
Nevi melihat, semakin padat karya investasi maka serapan tenaga kerja semakin besar. Selain itu, Nevi juga menegaskan, capaian investasi yang masuk ke Indonesia selama ini belum terlalu mempengaruhi pertumbuhan perekonomian negara.
Ia lantas mempertanyakan capaian investasi Kementerian Investasi selama ini yang diperkirakan tidak banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
Mengingat pencapaian investasi yang masuk ke negara ini tidak membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat, melainkan konsisten stagnan di level 5 persen, hal ini sudah terjadi sejak tahun 2014-2023, jelas Nevi.
Sebelumnya, BPS mencatat hampir 10 juta penduduk berusia antara 15 dan 24 tahun atau lebih dikenal dengan Generasi Z (Gen Z) menganggur atau tidak dalam pekerjaan, pendidikan, atau pelatihan (NEET).
NEET adalah populasi muda berusia 15-24 tahun yang tidak bersekolah, bekerja, atau mengikuti pelatihan. Keadaan ini sering disebut pengangguran kaum muda karena mereka tidak terlibat dalam kegiatan.
Secara spesifik, dari 44,47 juta penduduk usia 15-24 tahun pada Agustus 2023, sekitar 22,5 persen atau 9,89 juta jiwa termasuk dalam kategori NEET. Meski masih tinggi, namun turun 0,97 persen dibandingkan periode Agustus 2022.
Dari segi tempat tinggal, jumlah pemuda NEET lebih tinggi di perkotaan yaitu 5,23 juta dibandingkan 4,65 juta di pedesaan.