TRIBUNNEWS.COM – Simak fakta pembantaian Rafah yang dilakukan Israel berikut ini.
Pada Selasa (28/05/2024), Hind Khoudary dari Al Jazeera melaporkan, 13 dari 21 orang yang terbunuh di al-Mawasi, yang dianggap sebagai zona aman oleh Israel, adalah 13 wanita dan anak-anak.
Pembantaian di Rafah memicu reaksi keras dari para pemimpin di seluruh dunia ketika para pengungsi mencari sisa-sisa api dengan tangan kosong, mencari mayat atau yang terluka.
Dalam beberapa kasus, sebagian orang menyimpan sisa makanan untuk dimakan bersama keluarga agar bisa hidup lebih lama.
Israel melancarkan dua kali serangan ke Rafah, pertama pada Minggu (26/5/2024) malam dan kemudian pada Selasa (28/5/2024) kemarin.
Berikut delapan fakta terkait pembantaian Rafah yang dilakukan Israel: 1. Kapan dan di mana pembantaian tersebut terjadi?
Serangan pertama Israel terjadi Minggu lalu.
Tenda yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara para pengungsi terbakar di kawasan Tal as-Sultan. 2. Apa yang terjadi dalam penyerangan tersebut?
Banyak shelter yang terbakar dan warga masih berada di tenda.
Israel menjatuhkan tujuh bom dan roket dengan berat hampir 1 ton, atau 2.000 pon, di kamp pengungsi, menurut kantor media pemerintah Gaza.
Militer Israel mengatakan pihaknya menargetkan kota Rafah dengan “amunisi presisi” dan kebakaran tersebut disebabkan oleh tangki bahan bakar di dekatnya.
Setelah pembantaian tersebut, video-video mengerikan muncul di berbagai platform media.
Dalam bidikan yang paling mencolok, seorang pria mengangkat mayat seorang anak kecil tanpa kepala.
Badan pemantau Sanad Al Jazeera berhasil memperoleh gambar pecahan yang diyakini sebagai senjata yang digunakan dalam serangan itu.
Foto tersebut memperlihatkan ekor bom berdiameter kecil GBU-39/B buatan Boeing.
GBU-39/B dilengkapi dengan mesin jet yang diambil dari rudal jelajah M26. 3. Siapakah orang-orang yang dibunuh?
Ribuan warga sipil mencari perlindungan di wilayah Tal as-Sultan, mencari perlindungan minimal dari serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Pemerintah Israel tidak mengeluarkan perintah untuk mengevakuasi daerah tersebut sebelum serangan terjadi. 4. Berapa banyak orang yang meninggal?
Cradle melaporkan bahwa Israel menewaskan sedikitnya 45 orang dalam serangan itu.
Sulit untuk menentukan jumlah total korban luka.
Pasalnya, rumah sakit tempat para korban dirawat ditutup setelah drone Israel menghantam pintu masuk rumah sakit. lihat foto Warga Palestina berkumpul di lokasi serangan Israel di kamp pengungsi di Rafah pada 27 Mei 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Foto: Eyad BABA/AFP)
Dua staf rumah sakit dilaporkan tewas dalam serangan drone tersebut. 5. Bagaimana korban meninggal?
Beberapa orang tewas akibat bom tersebut.
Menurut Philippe Lazzarini, dari Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), lebih banyak orang telah dilaporkan. 6. Apa yang mereka lakukan saat meninggal?
Rafah melaporkan bahwa banyak korban tewas sedang tertidur ketika serangan itu terjadi. 7. Komentar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai pembantaian Rafah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pembantaian di Rafah sebagai “kesalahan tragis”.
“Meskipun kami berupaya sebaik mungkin untuk tidak menyinggung non-pihak, sayangnya kesalahan tragis terjadi tadi malam. Kami sedang menyelidiki insiden tersebut,” kata Netanyahu.
Serangan itu terjadi dua hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel menghentikan serangannya terhadap Rafah. 8. Reaksi dunia internasional pasca pembantaian di Rafah
Akibat penyerangan Rafah, Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengadakan pertemuan luar biasa.
Amerika Serikat (AS) sejauh ini memveto seluruh usulan Dewan Keamanan PBB yang bertujuan meminta pertanggungjawaban Israel.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)