8.000 Karyawan Samsung Gelar Mogok Kerja Tuntut Kenaikan Upah

Laporan dari Reporter Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Sekitar 8.000 pekerja yang tergabung dalam serikat Samsung Electronics di Korea Selatan kembali melakukan aksi mogok menuntut kenaikan upah, pada Senin (08/07/2024).

Aksi mogok tersebut melibatkan karyawan divisi chip Samsung yang membuat komponen-komponen penting seperti RAM, chip flash NAND, stik USB, kartu SD, prosesor Exynos, sensor kamera, modem, chip NFC, dan pengontrol daya/layar.

Para pekerja ini melakukan pemogokan selama tiga hari berikutnya sebagai bentuk protes karena National Samsung Electronics Union, NSEU, tidak memperbarui bonus dan memberikan cuti tahunan satu hari kepada para pekerja.

Selain soal hari raya, para buruh juga ingin agar perusahaan segera menaikkan gaji sebesar enam setengah persen, serta bonus-bonus yang sangat penting karena mewakili sebagian besar upah buruh.

Belum diketahui apakah pemogokan akan diperpanjang hingga beberapa hari ke depan, namun serikat pekerja saat ini berencana mengadakan rapat umum dengan NSEU di dekat kantor pusat Samsung di Hwaseong, selatan Seoul.

Jika hasil perundingan kemudian gagal mencapai kesepakatan, Presiden NSEU Son Woo-mok menegaskan bahwa pemogokan dapat diperpanjang tanpa batas waktu.

“Sampai tuntutan kami dipenuhi, kami akan terus berjuang,” tambah Woo-mok, menurut Korea Times.

Para analis mengatakan pemogokan ini tidak akan mempengaruhi produksi chip, karena sebagian besar produksi di pasar pembuat chip memori terbesar di dunia hanya dilakukan dengan menggunakan mesin robot.

Meski dampaknya kecil, namun serikat pekerja menunjukkan adanya penurunan loyalitas karyawan.

Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat menambah tantangan baru bagi Samsung di antara pesaing pembuat chip terberat di dunia. Keuntungan Samsung mencapai Rp 123 triliun

Pada kuartal II 2024 (April-Juni), perusahaan ponsel ternama asal Korea Selatan ini disebut-sebut mampu meraih kinerja baik, dengan laba operasional perusahaan mencapai 10,4 triliun won atau setara Rp 123 triliun.

Menurut LSEG SmartEstimate, jumlah tersebut melebihi perkiraan analis sebesar 8,8 triliun won, meningkat 15 kali lipat dari kuartal II tahun 2023 yang sebesar 670 miliar won.

Performa bagus ini didorong oleh ledakan permintaan chip DRAM kelas atas untuk chipset AI dan server data.

Karena permintaan ini, harga chip perlahan-lahan meningkat. Pada kuartal kedua, harga chip memori meningkat 13-20% dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Kami melihat peningkatan permintaan chip AI di pusat data dan ponsel pintar saat ini,” kata Marc Einstein, analis senior di perusahaan riset dan konsultasi ITR Corporation di Tokyo.

“Ledakan AI yang mendorong Nvidia secara besar-besaran juga mendorong pendapatan Samsung serta seluruh sektornya,” tambah Einstein.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *