7 Mayat Terapung di Kali Bekasi, Keluarga Korban Baru Tahu Kejadian dari Instagram

TRIBUNNEWS.COM – Salah satu keluarga korban mengaku mengetahui penemuan tujuh jenazah mengambang di air di Desa Jati Asih Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dari postingan di media sosial. . Instagram.

Anggota keluarga yang dimaksud adalah Yanti yang merupakan bibi dari salah satu korban bernama Ahmad Davi (16).

Yanti mengatakan, pihak keluarga hanya mengetahui Davi merupakan salah satu dari tujuh jenazah yang ditemukan pada Minggu pagi (22/9/2024).

“(Tahu Davi meninggal) tadi pagi, sekitar jam tujuh pagi. (Tahu) dari postingan di IG,” ujarnya dalam acara Kompas malam yang ditayangkan di YouTube Kompas TV, dikutip Senin (23/9/2024).

Yanti mengatakan, sebelum ditemukan tewas, Davi meminta keluarganya mengizinkannya bermain bersama teman-temannya pada Jumat (20/9/2024).

Ia bercerita, David dan teman-temannya pergi bermain di kedai kopi (warkop).

Namun, kata Yanti, setelah meminta izin bermain, pihak keluarga baru mendengar kabar dari Davi pada Sabtu (21/9/2024) hingga korban ditemukan tewas mengambang di perairan di Bekasi pada Minggu pagi.

“Tidak ada (berita). Kita cari teman di sekolah, tidak ada,” ujarnya.

Yanti mengatakan, hingga saat ini pihak keluarga masih menunggu hasil pemeriksaan Davi di RS Kramat Jati (RS) Tawan Luar Jakarta.

“Kami masih menunggu hasil otopsi,” jelasnya.

Di sisi lain, Pak Yanti mengatakan Pak Davi tidak mengenal enam korban lainnya yang ditemukan mengambang di Sungai Bekasi.

Ia mengungkapkan, korban lainnya adalah teman rekan Davi yang mengajaknya bermain.

Bagi rekan Davi, kata Yanti, dirinya bukanlah korban.

“Yang mengajak aman adalah Polsek Rawalumbu,” ujarnya.

Urutan penemuan jenazah 

Ketua Manajemen Tim SAR Jakarta Agung Priambodo mengungkapkan, ada 7 jenazah yang ditemukan pada Minggu pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Dia mengatakan bahwa semua jenazah adalah laki-laki.

“Semuanya sudah dievakuasi dan dibawa ke RS Polri Kramat Jati. Saat ini proses identifikasi masih berjalan,” jelasnya, dikutip Kompas.com.

Agung mengatakan warga pertama kali menemukan jenazah tersebut pada pukul 05.30 WIB saat mencari kucing tersebut.

Setelah itu, warga langsung menginformasikan kepada warga lainnya tentang penemuan jenazah tersebut.

Apalagi, kata Agung, warga menemukan empat jenazah lagi.

Kemudian, saat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Kabupaten Bekasi melalui Palang Merah Indonesia (PMI) dan polisi juga melakukan pencarian 2 jenazah lagi.

7 jenazah tanpa luka luar 7 jenazah ditemukan di Kali Bekasi, belakang Masjid Al Ikhlas, Perumahan Pondok Gede Permai RT. 004/RW.008, Desa Jatirasa, Kecamatan Jatiaasih, Bekasi, Minggu (22/9/2024). (Tribunnews.com/Reynas)

Terpisah, Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Kompol Wira Satya Triputra mengatakan, seluruh jenazah tidak mengalami luka luar setelah dilakukan pemeriksaan oleh Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokke) Polri di RS Polri, Kramat Jati.

Ia mengatakan pada Minggu malam: “Dari hasil awal, tidak ada luka terbuka pada korban. 7 orang.”

Selain itu, Wira juga mengatakan tidak semua korban mengalami patah tulang.

“Dan tidak ada pemotongan pada organ geraknya,” jelasnya.

Namun terkait kondisi umum korban, Wira belum bersedia menjelaskan lebih jauh. 

Dijelaskannya, hal tersebut akan disampaikan oleh Pusdokkes.

“Itu hasil otopsi pendahuluan saja. Untuk lebih jelasnya, kemungkinan dilakukan otopsi (lanjutan) besok (hari ini),” ujarnya.

Diduga ketujuh korban tersebut melemparkan diri karena takut pada polisi.

Sementara itu, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menduga ketujuh korban tewas akibat menceburkan diri ke sungai saat melihat gundukan polisi yang sedang berpatroli.

Pak Karyoto juga mengatakan polisi mengkritisi 7 korban hingga membuat mereka takut.

Informasi singkatnya, tadi malam mereka menceburkan diri ke sungai karena takut patroli lewat dan ditegur polisi, ujarnya, Minggu.

Karyoto mengatakan, dengan adanya temuan tersebut, pihaknya akan bekerja sama dengan Divisi Propam Polda Metro Jaya untuk mengusut polisi yang menuduhnya.

“Untuk menyalahkan dia sampai batas tertentu, maka Propam akan mendalaminya dan akan kita ungkap apa adanya,” ujarnya.

Selain Propam, Karyoto juga akan bekerja sama dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk mengusut penyalahgunaan wewenang yang dilakukan aparat kepolisian.

Lebih lanjut, Karyoto menjelaskan ketujuh jenazah yang ditemukan mengambang tersebut memiliki usia yang berbeda-beda.

Namun, dia mengungkapkan ada sesosok mayat yang diketahui merupakan pedagang kecil.

Lebih lanjut Pak Karyoto mengatakan, seluruh korban merupakan warga Bantargebang, Kabupaten Bekasi.

Yang pasti korbannya bukan masyarakat di sini (tempat ditemukannya jenazah) melainkan warga Bantargebang, jelasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Jessi Carina)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *