7 Mayat Mengapung di Kali Bekasi, Apa yang Sebenarnya Terjadi? Kronologi hingga Kata Keluarga Korban

TRIBUNNEWS.com – Tujuh jenazah pemuda ditemukan mengambang di Sungai Jatiasih Bekasi, Kecamatan Mpondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu pagi (22/9/2024).

Para remaja tersebut diduga terlibat keributan dan melarikan diri saat polisi sedang berpatroli pada Sabtu pagi (21/9/2024).

Kapolres Kota Bekasi Kompol Dani Hamdan mengaku pihaknya mendapat laporan adanya tujuh kelompok tersebut.

Informasi itu (penemuan tujuh alat apung) baru kami terima tadi pagi, kata Dani, Minggu, seperti dilansir TribunBekasi.com.

Jenazah ketujuh remaja tersebut ditemukan mengambang di permukaan air pada Minggu pukul 05.30 WIB oleh warga setempat, Suci (42).

Pertama, Suci sedang mencari kucingnya.

Namun, dia melihat ada benda yang mengapung di Sungai Bekasi. Suci mengira itu adalah kasur gulung yang dibuang ke sungai.

Dia kemudian memanggil warga sekitar untuk menyelidiki.

“Saya minta tolong warga, saat saya lihat itu bukan tempat tidur. Ada tangan. Itu tubuh manusia,” kata Suci, Minggu.

Penemuan itu kemudian dilaporkan ke polisi setempat. Mengapa korban menceburkan diri ke sungai bekasi?

Kapolda Jaya Tengah Irjen Karyoto mengungkapkan, sebelum ketujuh jenazah remaja tersebut ditemukan, banyak polisi yang berpatroli pada Minggu pagi pukul 03.00 WIB.

Saat polisi tiba di lokasi kejadian, mereka melihat sekelompok pemuda berkumpul di pinggir jalan.

Namun, saat polisi datang untuk mengkritik mereka, sekelompok remaja tersebut panik.

Pemuda tersebut panik dan lari hingga ada yang menceburkan diri ke sungai Bekasi.

“Mereka menceburkan diri ke sungai karena takut ada patroli lewat atau ada yang menganiaya, seberapa besar kerugiannya, rekan kami sedang menyelidikinya sekarang,” jelas Karyoto, Gereja.

Saat ini, Kapolres Kota Bekasi Kompol Dani Hamdan mengungkapkan, korbannya adalah generasi muda yang mampu berbuat.

Hal itu ia ketahui dari informasi warga setempat.

Informasi dari warga memang ada yang menyebabkan tawuran, tapi dugaan itu juga perlu kami pastikan, kami belum bisa memastikannya, jelas Dani.

Lebih lanjut, Dani juga membenarkan anak buahnya sedang berpatroli di kawasan tersebut.

Menurut dia, patroli tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya bentrokan yang diduga dilakukan sekelompok pemuda.

Polisi berpatroli untuk mencegah konflik, itu yang dilakukan anggota di lokasi kejadian (kejadian), kata Dani.

Namun, Dani belum bisa memastikan apakah ketujuh kelompok pemuda yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi itu ada kaitannya dengan laporan konflik yang diterima timnya, Sabtu pagi. Seberapa besar korbannya?

Remaja yang ditemukan berenang di Sungai Bekasi diketahui masih berusia remaja.

Mereka semua laki-laki.

Irjen Karyoto mengatakan, rata-rata korban berusia di bawah 18 tahun.

Namun, ada pula yang berusia di atas 18 tahun.

Karyoto mengatakan pihaknya masih belum bisa memastikan identitas ketujuh jenazah tersebut.

Polisi kini menunggu hasil otopsi di RS Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur. Apa yang dilakukan korban di lokasi kejadian? Lokasi ditemukannya tujuh jenazah di Kali Bekasi, Pondok Gede Permai (PGP) di Zindlu, Jatiasih pada Minggu (22/9/2024). (Tribunnews.com/Reynas)

Salah satu keluarga korban MR (19), Dwi Septiani Wulandari mengungkapkan, MR dan teman-temannya berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya, Sabtu sore.

Menurut Dwi, MR dan kawan-kawan berpindah-pindah tempat, sebelum bertemu di depan pabrik semen dekat sungai Bekasi.

“Saat itu temannya sedang ulang tahun dan berkumpul di Cikunir. Nah, dari sana mereka pindah ke depan rumah. Mereka juga pindah ke depan pabrik semen dekat Kali (Bekasi),” kata Dwi, Minggu, di Kramat. RS Polri Jati.

Hal serupa juga disampaikan Irjen Karyoto.

Berdasarkan informasi sebelumnya, para korban dikabarkan berkumpul untuk merayakan ulang tahunnya.

Namun Karyoto mempertanyakan pemberitaan tersebut karena tidak ada kue ulang tahun di lokasi tersebut.

Selain itu, menurutnya, tempat berkumpulnya para korban tidak layak untuk merayakan ulang tahun.

“Sebelumnya ada informasi kalau itu hari ulang tahun, kue ulang tahunnya di mana? Tidak mungkin yang ulang tahun ada di sini,” kata Karyoto yang dikutip dari Wartakotalive.com.

Karyoto juga mengungkapkan ditemukannya senjata tajam (sajam) di lokasi kejadian.

Sementara itu, Karyoto mengungkapkan keprihatinannya atas meninggalnya tujuh remaja tersebut.

“Beberapa sajadah disita (sebagai barang bukti). Saya pribadi ikut prihatin atas meninggalnya adik-adik saya, saya harap seluruh lapisan masyarakat terutama orang tua harus hati-hati dalam mengawasi anak-anaknya,” jelasnya. Bagaimana dengan keluarga korban?

Sebelum ditemukan tewas, salah satu korban, A.

Bibi AD, Yanti, baru-baru ini mengetahui keponakannya meninggal dunia dan ditemukan mengambang di sungai Bekasi, di Instagram.

“(Tahunya AD meninggal) tadi pagi, sekitar pukul 07.00 WIB. (diumumkan) dalam postingan di Instagram,” kata Yanti, Minggu.

Yanti mengungkapkan, AD berpamitan dan pergi bermain di sebuah kedai kopi pada Jumat (20/9/2024).

Namun setelahnya pihak keluarga tidak mengetahui keberadaan AD hingga korban ditemukan mengambang di sungai Bekasi.

“Belum ada kabar sejak kami pamit, kami mencari-cari teman sekolah tapi tidak ada,” kata Yanti.

Di sisi lain, tante MR (19), Melia Lestari, menceritakan keponakannya itu pamit kepada kakeknya dalam perjalanan menuju pesta pernikahan, Jumat malam.

Menurut Melia, MR baru terlihat pada Sabtu pagi dan ditemukan.

Namun pihak keluarga meyakini MR menginap di rumah temannya.

“Dia pamit ke orang tua atau kakek dan nenek saya, pas saya lewat dia tanya saya mau kemana, katanya mau dijemput,” kata Melia, Minggu.

Meli mengaku pihak keluarga curiga saat mengetahui ditemukannya jenazah tujuh pemuda di sungai Bekasi.

Dia segera melihat sekeliling, tetapi mayatnya telah diambil. saat tujuh remaja ditemukan di sungai bekasi.

Sementara itu, kerabat Pak Dwi Septiani Wulandari lainnya mengaku mendapat informasi tersebut dari teman korban saat kejadian.

Seorang teman MR mengungkapkan, MR dan teman-temannya dikejar polisi saat berada di dekat pabrik semen.

Setelah itu, Fr dan teman-temannya terjatuh ke sungai Bekasi.

Hanya saja Dwi belum mengetahui pasti alasan Pak dikejar polisi.

“Tiba-tiba dia dikejar polisi, lalu dia bilang sedang mendapat tekanan dari polisi. sungai, dan kemudian dia tidak mengenalinya lagi,” kata Gereja.

Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul 7 Mayat di Sungai Bekasi, Pengguna Media Sosial Tersangka Korban Kerusuhan Maut dan di WartaKotalive.com dengan judul 7 Sepuluh Mayat di Sungai Bekasi disebut usai merayakan hari ulang tahun. , Kapolres: Tidak ada kuenya, yang ada Sajam

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Fahmi Ramadhan/Yohanes Liestyo, TribunBekasi.com/Muhammad Azzam, Wartakotalive.com/Rendy Rutama)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *