7 Korban Tewas di Kali Bekasi Masih Mr X, Kakek Minta Jenazah Si Yatim Piatu Segera Dipulangkan

Laporan jurnalis Tribunnews, Ebriza Vasti Evama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nasib, 57, kakek kandung Muhamed Rizqi, 19, diyakini menjadi salah satu dari tujuh korban yang jenazahnya ditemukan di Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, dan tampak terus-menerus berjalan ke sana. dan di sana.

Pada Senin (23/09/2024), seorang kakek menunggu kedatangan jenazah cucunya di samping rumah duka yang terletak di Jalan Madonna 4, RT 001/001, Kelurahan Bugong Menteng, Kecamatan Rawalomb, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Dari posisi duduknya di kursi yang disediakan keluarga di luar rumah duka, Nassib melanjutkan perpindahan ke kursi lainnya.

Bahkan ia terkadang duduk di atas sepeda motor milik pelayat yang sedang parkir.

Meski mengaku senang menerima kepergian Rizky, namun kekhawatiran yang terpancar di wajahnya tak bisa disembunyikan. Bagaimana tidak, padahal sudah beberapa tahun ia mengasuh cucunya sementara ia menjadi yatim piatu?

Nassib tak merinci lebih lanjut soal meninggalnya ayah kandung Rizqi. Sedangkan ibu Rizqi, putri kandung Naseeb, meninggal dunia karena Covid-19 saat pandemi melanda Tanah Air.

Kakek korban, Rizqi berharap jenazah cucunya segera dikembalikan ke pihak keluarga. Hal itu disampaikannya usai mendengar kabar ayah Rizqi, Al-Mustamil, yang tengah menunggu kepulangan jenazah Rizqi ke RS Polri Karamat Jati (RS) Jakarta Timur bersama kakak korban.

Nassib berdasarkan panggilan telepon mengatakan, ayah Rizqi, Al-Mustamil, melaporkan bahwa jenazah ketujuh korban belum diserahkan kepada keluarga.

Nassib mengatakan ayah Rizqi, Al-Madam, tidak menjelaskan lebih lanjut alasannya.

Namun setelah mengetahui hal tersebut, pria paruh baya tersebut bertanya-tanya mengapa ketujuh jenazah tersebut tidak bisa dibawa pulang.

Bahkan, pihak keluarga juga meyakini salah satu dari tujuh jenazah yang ditemukan polisi di Sungai Bekasi adalah Muhammad Rizqi.

Menurut Nassib, melalui foto-foto jenazah yang dilihat pihak keluarga, terbukti terdapat bekas-bekas seperti sepatu, celana, dan jaket yang dikenakan korban, sama dengan terakhir kali korban keluar rumah. pergi ke pesta. Kakek Muhamed Rizqi (19), Nasib (57), saat ditemui di rumah duka, di Jalan Madonna 4, RT 001/001, Kelurahan Bugong Menteng, Kecamatan Rawalombo, Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (23/9). ) 22024). Mohamed Rizqi diyakini menjadi satu dari tujuh remaja yang ditemukan tewas mengambang di Sungai Bekasi pada Minggu (22/09/2024). (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)

Selain itu, Nasib juga menemukan adanya tanda berupa tahi lalat di payudara kanan korban, yang disebut-sebut merupakan tanda yang sama dengan yang dimiliki kakak korban.

Naseeb mengatakan kepada Tribunnews: “Di baju saudaranya, ada (tanda) tahi lalat di dada sebelah kanan.”

Apalagi, kata Nasib, makam cucunya sudah disiapkan sejak dua hari lalu. Rencananya pihak keluarga akan menguburkan jenazah Rizki di pemakaman keluarga yang letaknya tak jauh dari rumah duka.

Menurutnya, jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, kondisi jenazah sang cucu akan semakin rusak akibat pembusukan, seperti yang biasa terjadi pada jenazah yang sudah tidak bernyawa lagi.

Ia menegaskan, pihak keluarga tidak menuntut apa pun selain segera mengembalikan jenazah Muhammad Rizqi. Sebab, katanya, soal kematian cucunya, terserah, itu sudah takdirnya.

Yanti (44 tahun), kakak laki-laki Ahmed Dafi (16 tahun), yang diduga salah satu dari tujuh korban tewas di Sungai Bekasi, mengaku mendapat informasi ada tujuh jenazah ditemukan di Sungai Bekasi, dari warga lain. anggota keluarga. Pihak keluarga pun langsung sempat mencari keberadaan Davi, termasuk menuju RS Polri Karamat Jati.

Adapun temuan penelitian Yanti, dia mengatakan, terdapat foto korban yang dievakuasi yang menunjukkan tanda-tanda Duffy mengenakan kalung.

Saat membenarkan hal tersebut, saudara laki-laki korban mengatakan, pihak keluarga berharap polisi bisa mengidentifikasi jenazah dan segera menyerahkannya.

“Makam keluarga sudah disiapkan untuk Davi di Bantar Gebang,” kata Yanti.

Harapan keluarga Rizka dan Dafa terhadap pelepasan jenazah orang yang dicintainya belum juga terwujud.

Kombes Pol Heri Wijatmoko, Ketua Yandonkol RS Polri, mengatakan tujuh jenazah korban Sungai Bekasi belum teridentifikasi. Menurutnya, masih diperlukan informasi tambahan untuk mengidentifikasi jenazah tersebut.

Sebaliknya, dia mengatakan dari tujuh jenazah yang ditemukan, yang termuda diperkirakan berusia 14 tahun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena data sidik jari jenazah tidak terekam oleh Inafis (Indonesia Automatic Fingerprint Identification System).

“Mengingat pemeriksaan ini (yang bungsu) sudah hampir 14 tahun, kalau (punya) KTP dia pasti lebih tua dari 17 tahun, ya (apakah) ada yang sudah punya KTP, makanya kita berdoa malam ini? Heere mengatakan dalam jumpa pers, Senin, “Kami akan meningkatkan kecepatan pemeriksaan, namun dia menghadiri Natal Rijeka Bekasi di RT 1 RW 9, Kelurahan Jatrasa, Gatiyasih, Kota Bekasi pada Minggu pagi, 22 September 2024. (Warta Kota /Rendy Rotama)

Sehari sebelum tujuh jenazah ditemukan di Kali Bekasi, Tim Patroli Presisi (TP3) Polres Metro Bekasi melakukan upaya pencegahan perkelahian, kata Kapolsek Rwalombo Kumbul Sukadi.

Seusai patroli, puluhan remaja tersebut ditemukan berkumpul pada Sabtu (21/9/2024) dini hari di tempat penampungan dekat Kali Bekasi, Jalan Sebindawa, Bugong Menteng, Rawalombo.

Sukadi menyatakan, remaja yang berkumpul merupakan kelompok geng motor yang berniat melakukan hal negatif.

“Sebenarnya tujuannya untuk berkelahi, dan akhirnya mereka lari ke belakang tempat persembunyian, dan bangunannya adalah sungai. “Ini antar geng ya,” tegas Sukadi, Minggu (22/09/2024). Di antara kelompok itu ada yang mengatasnamakan kelompok A atau kelompok B.

Namun, teman korban Mohamed Rizqi, Rizqi, 22 tahun, akrab dipanggil Mongcak, mengatakan temannya tidak ikut berkelahi. Sebaliknya, dia ingin menghadiri pesta ulang tahun temannya.

Demikian kesaksian Mongkak yang ditemui temannya di depan kediamannya pada Jumat (20/09/2024) sekitar pukul 20.00 WIB.

Mongcak kemudian menolak ajakan korban, Mohamed Rizqi yang kerap disapa “babon”, untuk menghadiri pesta ulang tahun yang diadakan temannya. 

Lebih lanjut, dia mengatakan Mongcak tidak mengetahui siapa teman Papon yang mengadakan pesta ulang tahun tersebut.

Mongcak kemudian menceritakan kisah saat ia dan kakak korban mendatangi RS Polri Karamat Jati untuk memastikan keberadaan Muhammad Rizqi di antara tujuh jenazah yang diduga ditemukan polisi tewas di Sungai Bekasi.

Pasalnya, keluarga korban meminta Mongcak membantu mencari keberadaan Rizki yang hingga kini belum kembali ke rumah. Apalagi, dua hari sebelum tujuh jenazah ditemukan di Kali Bekasi, Mongcak dan Rizki bertemu.

Sesampainya di RS Polri, Mongcak mengatakan pihak rumah sakit tidak mengizinkannya melihat langsung jenazah tersebut. Sebaliknya, yang ditampilkan hanya gambar mayat.

Mongcak yakin, salah satu jenazah dari tujuh korban yang ditemukan di Sungai Bekasi adalah temannya Muhammad Rizqi alias Babun. 

Menurut dia, pakaian yang dikenakan salah satu dari tujuh jenazah tersebut merupakan pakaian yang sama dengan yang dikenakan Baboon saat hendak menghadiri acara temannya sehari sebelumnya.

Kehadiran jaket yang dikenakan tubuh tersangka babon menjadi satu-satunya tanda pasti dari Mongkak. Ia menambahkan, sulit mengidentifikasi jenazah di foto hanya dari wajahnya. 

Sebab, kondisi wajah jenazah membuat identifikasi tidak mungkin dilakukan.

“Pada dasarnya saya hanya mengkhawatirkan almarhum. Karena almarhum izin pergi bersama saya, dia mengajak saya juga. Soalnya dia beli jaket bersama saya,” ujarnya.

Yanti (44 tahun), kakak laki-laki Ahmed Dafi (16 tahun), diduga menjadi salah satu dari enam korban kecelakaan lainnya. Dalam kesehariannya, Duffy adalah seorang anak yang tidak pernah terlibat tawuran apalagi tergabung dalam geng motor, ujarnya.

Janti menuturkan, adiknya berpamitan dan berangkat bersama anak tetangga bernama Rizki dengan mengendarai sepeda motor Honda Vario berwarna pink. 

Menurutnya, Duffy ingin pergi makan siang bersama teman-temannya.

“Saya pernah ikut geng motor. Anak rumahan. Akhirnya sibuk mengantarkan paket penjualan sekrup,” kata Yanti, di RS Polri Karamat Jati, Jakarta Timur.

Berdasarkan keterangannya, pada Sabtu (21/9/2024) pukul 02.00 WIB, WhatsApp Davi masih bisa dihubungi dan chatnya masih dalam pemeriksaan lagi.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *