TRIBUNNEWS.COM – Apakah makan daging kambing meningkatkan kolesterol? Apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi
Hanya sedikit orang di Indonesia yang diketahui menyukai masakan daging kambing.
Digunakan untuk membuat berbagai masakan Indonesia seperti sate, tongseng, kari dan lain-lain.
Menjelang perayaan Idul Adha biasanya persediaan daging kambing melimpah.
Banyak informasi yang beredar di masyarakat bahwa mengonsumsi daging kambing dapat menyebabkan peningkatan kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Jadi apakah ini benar?
Simak 7 fakta makan daging kambing yang dihimpun Tribunnews dari berbagai sumber: Rendah Kolesterol
Mengutip Unair.ac.id, pakar keperawatan UNAIR Dr. Abu Bakar SKep Ns MKep mengatakan, daging kambing memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibandingkan daging sapi.
Faktanya, daging ayam disebut-sebut memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan daging kambing.
“Jadi kalau bertanya-tanya apakah daging kambing aman, seharusnya lebih aman karena kolesterolnya paling rendah. Tapi cara memasaknya harus lebih diperhatikan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan, penyebab hipertensi adalah makanan tinggi garam dan kolesterol. Mitos: Daging kambing menyebabkan tekanan darah tinggi
Dr Tirtar Mandira Hudhi atau yang akrab disapa dr Tirta mengatakan, daging kambing membuat darah tinggi hanya sekedar mitos.
Merujuk tayangan YouTube Tirta Pengpengpeng, dr Tirta mengatakan daging kambing merupakan salah satu bahan dalam daging merah yang mampu menurunkan kolesterol.
“Lalu bagaimana yang makan bisa naikkan kolesterol dan mengencangkan leher? “Karena daging kambingnya terlalu matang dengan kecap,” ujarnya.
Secara umum daging kambing dikatakan dijadikan sate, tongseng, dan tengkling.
Jadi, menurutnya kadar kolesterol naik setelah makan daging kambing karena adanya bumbu yang ada di dalamnya.
Yakni bumbu dengan garam berlebih dan kecap asin. Ini adalah daging merah yang paling sehat
Daging kambing merupakan salah satu daging merah yang paling sehat.
Mengutip Healthline, daging kambing lebih rendah lemak jenuh dan kolesterol.
Daging kambing tidak hanya memiliki kandungan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan daging merah atau putih lainnya. Nutrisi daging kambing
Daging kambing merupakan sumber nutrisi yang baik, antara lain protein, zat besi, vitamin B12, zinc, dan potasium.
Daging ini rendah lemak dan lemak jenuh dibandingkan daging merah lainnya.
3 ons (85 gram) daging kambing matang: Kalori: 122 Protein: 23 gram Lemak: 2,6 gram Lemak jenuh: 0,8 gram Karbohidrat: 0 gram Gula: 0 gram Serat: 0 gram Riboflavin: 30 persen dari nilai harian (DV) Zat besi: 18 persen DV Vitamin B12: 17 persen DV Seng: 30 persen DV Kalium: 10 persen DV campuran sayuran dan herba pilihan
Ada beberapa tips mengolah daging kambing tanpa takut menaikkan kolesterol, termasuk mencampurkannya dengan sayuran.
Menurut MSIG, mencampurkan sayuran dengan olahan daging kambing mengurangi senyawa berbahaya selama proses pencernaan.
Kandungan serat pada sayuran dapat membantu proses pencernaan dan mengurangi penyerapan kolesterol.
Termasuk penggunaan rempah-rempah yang mampu menurunkan kolesterol.
Menurut artikel health.grid.id, kandungan batang serai dan ekstrak minyak terbukti mampu menurunkan kadar kolesterol tinggi.
Selain batang serai, bawang putih juga menjadi salah satu bumbu yang baik untuk menurunkan kadar kolesterol pada daging kambing. Hindari menggunakan santan
Santan sangat cocok dipadukan dengan olahan daging kambing.
Namun menurut Giziklopedia Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, santan merupakan sayuran yang mengandung lemak jenuh.
Oleh karena itu, risiko peningkatan kolesterol akibat kombinasi santan dan kambing cukup tinggi. Lebih baik digoreng daripada digoreng
Seperti halnya santan, minyak goreng juga tinggi lemak.
Daging kambing yang diolah dengan cara digoreng berlebihan meningkatkan kandungan lemaknya.
Daripada memanggang kambing, cobalah memanggangnya.
Memasak mengurangi minyak dalam makanan olahan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)