Tribunenews.com – Selasa pagi (13/8/2024) terjadi kebakaran hebat di kawasan pemukiman padat penduduk di Jalan Saharjo Ray, Kampong Bali Metraman, Mangarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Diduga api pertama kali bermula dari rumah warga RW 06, Kampong Bali, Mataraman, Mangarai.
Akibat kejadian tersebut, polisi memeriksa tiga orang saksi dan ribuan orang terpaksa mengungsi.
Dirangkum Tribunnews.com, Rabu (14/8/2024), berikut tujuh fakta kebakaran perumahan di Mangarai, Jakarta Selatan: 1. Ratusan rumah hangus di dua RW.
Diduga ratusan rumah hancur akibat kejadian tersebut.
Arafat, Kepala Pemerintah Kota Pedesaan Mangrai, memberikan informasi tersebut secara langsung.
“(Jumlah rumah yang terbakar) pasti lebih dari seratus rumah, karena ada dua RW yang terdampak,” kata Arafat, seperti dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (12/8/2024).
Dari dua RW tersebut, Arafat mengatakan, 15 RT di RW 6 dan enam RT di RW 16 terdampak. 2. Petugas pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api
Butuh waktu sekitar 16 jam untuk memadamkan api, kata Triando, petugas Camat Kulkarmat Jakarta Selatan.
Menurut dia, api terjadi pada pukul 02.30 WIB dan padam pada pukul 02.44 WIB.
Awalnya hanya 6 unit mobil pemadam kebakaran dan 20 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan namun selang beberapa waktu api tidak bisa dipadamkan.
Terakhir, Subbagian Kulgam menambah 30 unit mobil pemadam kebakaran.
Diakuinya, petugas kesulitan memadamkan api karena lokasinya berada di tengah pemukiman padat penduduk.
Trianto mengatakan, kebakaran di kawasan perumahan tersebut disebabkan oleh korsleting yang disebabkan oleh warga yang sedang mengisi daya ponselnya.
“(Ada) telepon seluler yang dicharge lalu meledak dan menimpa tempat tidur. Bu Sani berusaha memadamkannya secara mandiri, namun api membesar dengan cepat, lalu warga masuk ke rumah Bu Sani untuk membantu memadamkan api. Namun api tidak bisa padam dan warga langsung lapor ke Kantor Pos Mangari,” kata Tiriando, Selasa 3. Ribuan warga terpaksa mengungsi
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, 4.219 orang kehilangan tempat tinggal.
Berdasarkan statistik sementara, jumlah pengungsi di RW 06 sebanyak 2.888 orang dan RW 12 sebanyak 1.331 orang, kata Isnawa Adji seperti dikutip Tribunjakarta.com, Selasa.
Saat itu, Isnawa mengatakan tujuh orang terluka dan segera dirawat oleh pihak berwenang.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. 4. Ada lima titik keluar
Wakil Wali Kota Jakarta Selatan Eddy Sumandri mengatakan, lima lahan kosong telah disiapkan untuk para korban terdampak.
“Kami dari Wali Kota Jakarta Selatan bersama seluruh dinas telah menyiapkan lima pintu keluar dengan didukung posisi berbagai elemen,” kata Eddy.
Lokasi yang dijadikan posko antara lain Gudang Infinia di Jalan Minangkapa, Masjid Al-Balah di RW 07 dan SDN 05 Mangarai di RW 09.
Selain itu, AD menginformasikan kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman juga telah disiapkan.
“Secara umum kami sudah bergerak cepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kami sudah menyiapkan toilet, air bersih, air minum, makanan untuk seluruh pengungsi,” kata Eddy.
Kini diketahui, Pemprov DKI Jakarta menggandeng Baznas Bazis DKI Jakarta untuk penanganan pasca kebakaran.
Sepekan ke depan, bantuan logistik pangan dan fasilitas evakuasi akan disiapkan.
Selain mengurus kebutuhan logistik, setiap posko juga memiliki petugas dinas sosial untuk menyiapkan layanan logistik, layanan kependudukan, dan pencatatan sipil (Dukapil), mencetak ulang dokumen yang terbakar, serta menyiapkan layanan kesehatan untuk menjamin kesehatan warga. 5. Diduga pemilik rumah yang menyalakan api sedang melarikan diri
Iskandar, 60 tahun, yang terbakar di Mangarai mengatakan, pemilik rumah yang terbakar sebelumnya melarikan diri dari lokasi kejadian.
Iskandar mengatakan, pemilik rumah tidak memberi tahu warga sekitar bahwa ada kebakaran di rumahnya.
“Dari rumah warga sempat muncul api, padahal oknum tersebut sebagian besar lalai.”
“Masyarakat selalu mendukung, tapi mungkin hari ini dia bingung, malu atau apa, informasinya dia langsung tinggalkan setelah kebakaran,” kata Iskandar, Selasa.
Ia menduga pemilik rumah terlalu malu untuk meminta bantuan warga karena kerap bersikap apatis hingga rumahnya nyaris terbakar.
“Akhirnya karena sering begitu, mungkin malu, informasinya ada apinya. Jadi masyarakat bantu, asapnya sudah banyak, tapi di genteng sudah ada api.” Dia menambahkan. 6. Pada Selasa (13/8/2024) pukul 02.30 WIB terjadi kebakaran di kawasan pemukiman padat penduduk di Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Polisi menduga kebakaran terjadi akibat korsleting listrik. (X @BPBDJakarta)
Suswati, 59 tahun, warga kawasan terdampak kebakaran, menceritakan momen pemadaman api.
Suswati kemudian mengaku mendapat kejutan dari kedua anaknya.
Tepat pukul 00.00 WIB ia disuguhi kue ulang tahun berukuran kecil berwarna merah muda.
Suswati yang saat itu sedang tidur diminta membangunkan sang anak untuk mematikan lilin.
Anak-anak bangun pukul 24.00 WIB dan saya diberi kejutan, kata Suswati, Selasa.
Karena heran, dia tertidur lagi ketika dia masih mengantuk.
Selang beberapa puluh menit, tiba-tiba terdengar teriakan orang dari luar rumah.
Suswati berlatih berteriak “api, api, api”.
Saat dia keluar rumah, api membumbung ke langit dari belakang rumahnya.
Ia mengaku hanya mampu menyelamatkan apa yang mampu diraihnya.
“Saat kebakaran, kekuatannya seperti Batman, jadi bisa membawa apa saja,” ujarnya sambil menertawakan pengalaman pahitnya. 7. Polisi sedang menginterogasi 3 saksi mata kebakaran tersebut
Kabid Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Devi mengatakan, pihaknya telah memeriksa tiga orang saksi kebakaran.
“Saat ini ada tiga orang saksi dan kami sedang mencari saksi lainnya,” kata Kabid Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Devi, Rabu (14/8/2024).
Lebih lanjut dia merinci, penyidik Polres Metro Jakarta Selatan tengah melakukan olah TKP untuk mengumpulkan bukti-bukti.
Barang bukti tersebut dikumpulkan untuk mengetahui penyebab kebakaran.
“Polsek Metro Jakarta Selatan tentunya sedang melakukan olah TKP dan mengumpulkan barang bukti. Sedang diselidiki penyebab kebakarannya,” ujarnya.
Sebagian artikel ini dari TribunJakarta.com Kebakaran di Mangarai, 4 ribu 219 orang kehilangan tempat tinggal, 7 luka-luka
(Migi/Pratidha Aprilia Eka Rahmavati)
Penulis merupakan mahasiswa magang di Universitas Sebelas Maret (UNS).