BERITA TRIBUNE.
Kelompok militan Palestina terus menyerang tentara Israel di berbagai lokasi di Gaza.
Hamas disebut telah menyerang tentara Israel dan berhasil membunuh serta melukai pasukan Zionis.
Israel mengatakan mereka telah menghancurkan kemampuan Hamas, kantor berita Saba melaporkan.
Namun, klaim Israel mungkin tidak valid karena Hamas terus melakukan perlawanan.
Saba mengatakan Hamas tahu cara berperang dengan baik dan mempunyai strategi di garis pertempuran.
Brigae Al-Qassam, atau sayap militer Hamas, baru-baru ini berhasil menggiring tentara Israel ke dalam perangkap ranjau di kawasan Al-Mahjraq, di Gaza tengah.
Di dalam perangkap ranjau terdapat bom dan roket F16, yang ditembakkan Israel ke warga sipil Gaza, namun tidak meledak.
Outlet media Zionis Rotter Net mengklaim bahwa tiga tentara Israel tewas dan 11 luka-luka dalam ledakan di Gaza. Sebuah kamp pengungsi di Rafah di Gaza selatan dekat perbatasan dengan Mesir 28 April 2024 (AFP)
Menurut surat kabar tersebut, ada “masalah keamanan yang serius”. Tentara Israel yang tewas dan terluka diangkut ke pangkalan militer Nizarim.
Rotter Net melaporkan bahwa satu helikopter Israel jatuh di Rumah Sakit Barzilai dan satu lagi di Sorok.
Kedua helikopter tersebut memuat orang-orang yang terluka dan tewas dari pangkalan militer Nitsarim.
Sementara itu, Brigade Jihad Islam Al-Quds di Palestina merilis video penembakan roket ke Jalur Gaza.
Brigade tersebut juga mengatakan pihaknya melancarkan serangan roket ke pangkalan militer di Faji di Gaza timur.
Pakar militer Kolonel Khatel Al-Falahi mengatakan, wajar jika kelompok tempur melancarkan tembakan roket dari jarak 9 hingga 12 kilometer.
Hal ini menegaskan bahwa operasi militer Hamas dilakukan secara efektif.
Outlet media Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Israel meminta unitnya dari Nizarim.
Ada tiga pangkalan militer Israel dan dua brigade di Nizarim.
Israel mengancam akan menyerang kota Rafah di Gaza untuk menghancurkan Hamas.
Namun, penarikan tentara Israel setelah 7 bulan permusuhan menegaskan adanya masalah serius dalam hal strategi, operasi dan taktik.
Dalam wawancara dengan KAN, mantan kepala operasi militer Israel, Israel Ziv, memperingatkan bahaya serangan ke Rafah.
“Kelompok bersenjata Palestina telah mengembangkan rencana untuk menyerang Israel,” kata Ziv.
Ziv mengatakan operasi militer di Rafah akan jauh lebih berbahaya dibandingkan operasi Israel di Gaza.
“Masuknya [pasukan Israel] ke Rafah tidak akan berujung pada pertempuran di sana, dan risiko aksi militer akan sangat tinggi, mengingat pertempuran di kota ini akan sangat sengit, karena terdapat lebih dari satu juta warga sipil Palestina, itu bisa menyebabkan bencana yang menimpa Israel, maka perlu dipertanggungjawabkan”, – Ziv. Israel masih kalah
Pada bulan Maret, para ahli mengatakan Israel masih gagal mencapai tujuannya di Gaza.
Israel disebut-sebut masih mencari cara untuk mengalahkan Hamas secara politik, seperti dengan mencegah Hamas mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Menurut Tahani Mustafa, pakar senior di International Crisis Group, Israel belum mencapai tujuan militernya di Gaza.
Seperti Mustafa, Andreas Krieg, seorang profesor di Sekolah Keamanan King’s College London, percaya bahwa Israel telah “gagal total” dan telah mengobarkan perang tanpa visi atau strategi yang jelas.
Krieg mengatakan Hamas terlibat dalam peperangan perkotaan dan biasanya “diserang dari belakang dan kemudian kalah lagi.”
Menurutnya, hal itulah yang menyebabkan Israel gagal menghancurkan sebagian besar kekuatan Hamas.
(Tribunnews/Februari)