6 Misteri Tewasnya Brigadir RAT di Rumah Pengusaha: Lebaran Tak Pulang, Sosok Polwan hingga Autopsi

Tribunnews.com, Jakarta – Isak tangis istri dan anak mengiringi satuan lalu lintas Polsek Mamado, Brigade Ridhal Ali Tomi (Briga RAT), yang menguburkan jenazah di kampung halamannya, Taman Makam Muslim di Desa Kalasey 1. , Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Minggu (28.04.2024) sore.

Tiga hari sebelumnya, atau Kamis (25 April 2024), Brigadir Tikus yang masih berusia 34 tahun ditemukan tewas akibat tertembak di mobil Toyota Alphard hitam di rumah pengusaha karbon Indra Pratam dan Yalan Mampang. Prapatan IV RT 010/RW 02, Kelurahan Tegal Parang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Kesimpulan awal Polda Metro Jaya, termasuk Polsek Metro Garda Selatan, kematian Brigadir Tikus merupakan bunuh diri dengan senjata api.

Saat ditemukan, korban berada di sisi kanan mobil Toyota Alphard B 1544 QH yang diduga milik kerabatnya.

Badannya terjatuh ke kiri dan sabuk pengaman masih terpasang.

Polsek Metro Garda Selatan menemukan sejumlah barang bukti di Brigade Kejahatan Kematian Tikus, di antaranya senjata api jenis HS 9 milimeter.

Mobil itu milik kerabat bersangkutan yang berdomisili di alamat TKP (kejahatan), kata ADE Rahmat Idnals, Komisaris Utama Jakarta Selatan, Jumat lalu.

Kanit Reskrim Jacquard Selatan Metropolitan Akbp Bintoro membenarkan ucapan atasannya.

Dikatakannya, berdasarkan olah TKP, ditemukan senjata api HS yang kemungkinan milik Brigadir Tikus kaliber 9 milimeter.

Selain itu, polisi juga mengetahui identitas Brigadir Tikus yang diketahui korban merupakan pegawai Polri yang bertugas di Polres Manado.

Selain itu, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah rekaman video CCTV seputar kejadian tersebut.

Berdasarkan hasil pengawasan video CCTV, tim menyimpulkan Tikus meninggal dunia setelah bunuh diri di dalam mobil.

Berdasarkan keterangan saksi di TKP berdasarkan bukti-bukti yang ada dan keterangan video CCTV yang kami lihat, untuk sementara kami dapat menyimpulkan bahwa tersangka melakukan bunuh diri, ujarnya.

Jenazah Brigadir Tikus memang sudah ada di dalam kubur, namun masih ada enam tanda tanya besar dan rahasia sejumlah kejanggalan di keluarganya, termasuk istrinya, Novitu Husain (Alias ​​​​Osin) dan Komisi Kepolisian Negara (Kompolnas). 1. Di Jakarta BKO atau dititipkan ke saudara? Siapa polisi? Komisaris Utama Metropolis Ghakta Selatan, Ade Rahmat Idnals menjelaskan lokasi Brigade Ridhala di Jakart.

Menurutnya, Brigadir Ridhal Ali berangkat ke Jakarta dengan alasan keluarga atau menjenguk kerabatnya.

“Dia sedang berlibur. Kalau itu alasan dia keluar, konfirmasi ke Kasatker Kapolsek Manso bahwa dia ada di Jakarta,” kata Ade, Sabtu (28/4/2024).

Ia juga menegaskan Brigjen Ali sedang berlibur atau cuti.

Yang jelas saya konfirmasi ke unit kerja yang bersangkutan sedang libur atau cuti, imbuhnya. Kabid Humas Polresta Manado Ipda Agus Harjono pun membenarkan pernyataan Polres Metro Garda Selatan.

Menurut dia, Brigadir Tikus hanya menyempatkan diri mengunjungi rumah kerabatnya di Mampang Prapatan, Jakart Selatan.

Tidak, tidak ada penjelasan lain (kecuali izin mengunjungi kerabat di Jakarta). Dia minta izin ke rumah kerabat setahu kami, kata Agus saat dihubungi, Minggu (28/4/2024). ). ).

Kendati demikian, Agus mengatakan, pihaknya dan Polres Metro Jakarta Selatan masih mendalami kematian anggota Brigade Tikus karena bunuh diri tersebut.

“Untuk hal-hal lain masih harus kita pelajari. Masih kita selidiki dari Polsek Metro Ghaktro Selatan,” pungkas polisi.

Osin mengungkapkan, Brigadir Tikus telah menjadi asisten polisi di Jakarta sejak tahun 2022.

Novita memastikan suaminya datang ke Jakarta untuk menjadi polisi (Polvan).

Katanya dia ke Jakarta untuk jadi asisten, kata Novita.

“Saya tahu bosnya adalah seorang polisi yang membawanya ke Jakarta.”

Almarhum kerap kembali ke Manno setiap tiga bulan sekali untuk bertemu dengan keluarganya. Namun usai puasa dan Idul Fitri, Mannado masih bertugas di Jakarta.

Terakhir, pria tersebut pamit untuk kembali ke Jakarta sekitar 10 Maret 2024 atau dua hari menjelang Bulan Suci Ramadhan 2024.

Makanya Ali keluar rumah dan berangkat ke Jakarta pada Maret sebelum Prapaskah, dan baru pulang setelah Idul Fitri, kata Osin. Kompol Compola Poenky Indarti mengatakan, pihaknya kepada Polda Sulavesi Utara akan menjelaskan ketidakpastian keberadaan RAT di Jakarta, apakah yang bersangkutan sedang cuti atau berada di satuan kerja atau dalam kendali operasional (BKO). Di wilayah Jakarta.

Kompolnasa juga akan mencari tahu ke Polda Sulawesi Utara, atau Brigpol RA akan berlibur ke Jakarta atau sedang BKO di sateker (satuan kerja) atau satuan wilayah (Satwil) lain di Jakarta, kata Poenki di Tribunnews.com pada Minggu. 28.04.2024).

Poenky pun menanyakan alasan Brigadir Tikus ditugaskan bekerja di wilayah lain di mana petugas polisi lalu lintas sebenarnya bertugas di wilayah Sulavesi Utara.

“Kalau yang meninggal itu BKO, kenapa harus bawa Sulawesi Utara dan misinya apa? kata Poenky. 2. Mengapa Anda pergi ke kontraktor? Anggota komplek Albertus Wahyurudhanto meyakini telah terjadi pelanggaran di lokasi tewasnya Komandan Brigade Tikus.

Kompolnas akan menyelidiki alasan korban datang ke rumah tuan rumah di Jakarta.

“Kedua, di rumah tuan rumah, tapi di belakang ada polisi lalu lintas. Apa yang sedang terjadi ? Perlu kami klarifikasi,” kata Albertus Vahjurudhanto. Indra Pratam selaku rumah tempat kejadian, pemiliknya mengaku mengenal Tikus pimpinan Brigade tersebut.

Ia mengaku mengenal korban saat berangkat ke Manado untuk bekerja.

“(Saya tahu) pas saya datang ke Mannado. Iya, itu pekerjaan. Saya lupa satu tahun. Itu intinya,” kata Indra kepada wartawan, Sabtu (27/4/2024).

Namun, dia membantah telah menjadikan korban sebagai bodyguard. Dia memberikan misi apa pun kepada korban.

“Tidak ada, tidak ada, tidak ada (pengawalan). Saya kenal dia ya, tapi tidak ada misinya,” ujarnya. Seorang satpam setempat bernama Suriani mengungkapkan, rumah tersebut sebelumnya merupakan milik politikus Partai Golar sekaligus mantan Menteri Indonesia, Menteri Perindustrian, mendiang Fahmi Idris.

Hal ini ia ketahui berkat pengakuan mantan satpam baru-baru ini.

“Iya, Rumah Fahmi Idris,” kata Suriani saat ditemui di sana, Sabtu (27/4/2024).

Namun, ia mengetahui rumah tersebut disewakan atau disewakan, meski ia tidak mengetahui siapa orang yang menyewanya. 3. Ponsel korban diperiksa untuk mengetahui motif bunuh diri. Polsek Metro Ghaktro Selatan memeriksa telepon seluler atau telepon genggam (HP) Brigade RAT melalui Laboratorium Forensik (Suami) Polri untuk menyelidiki kematian korban.

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Metropolema Ghakta Selatan (Waka Rskrim), Henrikus Josi mengatakan, pihaknya akan terus mendalami penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui motif bunuh diri RAT Brigade pada Kamis (25/4/2024). ).

Ponsel korban sedang diperiksa laboratorium cybercrime, kata Josi, Minggu (28/4/2024).

Namun Josi tidak menjelaskan lebih rinci apakah isi ponsel korban juga diduga pembunuhan. Hal serupa diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Metro Ghakta Selatan AKBP Bintoro dalam rangka pengecekan telepon genggam RAT. Tujuannya sekadar mempelajari motif tewasnya brigade Tikus.

“Kegiatan hari ini bertujuan untuk meneliti isi telepon seluler korban, khususnya pesan singkat antara istri dan korban,” kata Bintoro saat memberikan persetujuan, Minggu (28/4/2024).

Meski begitu, Bintoro masih enggan membeberkan isi percakapan di ponsel antara Rat dan istrinya tersebut.

“Isinya akan kami publikasikan pada Senin (hari ini),” tutupnya. 4. Bunuh diri sampai motifnya dipertanyakan. Komisaris Utama Metropolis Ghakta Selatan, Ade Rahmat Idnals, mengatakan, berdasarkan penyelidikan sementara, komandan brigade RAT tersebut karena ada masalah pribadi.

Diduga (motif) itu masalah pribadi, ujarnya.

Namun Ade Rahmat tak mau berspekulasi lebih jauh. Memang, Badan Reserse dan Penyidikan Kriminal (Rskrim) masih mendalami kasus tersebut di wilayah Metropolis Metropolitan. Salah satunya adalah meminta keterangan kepada keluarga Brigadir Tikus.

“Kami akan terus melakukan penyelidikan bersama istri, keluarga, dan kerabatnya (terkait meninggalnya korban),” ujarnya. Brigadir Ridhals Ali Tomi meninggalkan tiga orang anak yang masih kecil.

Anak sulungnya baru duduk di bangku sekolah dasar tahun pertama, anak kedua berusia 5 tahun, dan anak bungsu baru berusia tiga bulan.

Osin pun mempertanyakan pernyataan polisi mengenai motif bunuh diri. Dia tidak percaya suaminya telah meninggal dan mengambil nyawanya.

Sebagai seorang istri, Novita sangat memahami sifat Brigadir Ridal Ali yang sebenarnya.

“Saya tidak percaya karena saya tahu betul karakternya,” kata Novita.

“Almarhum sangat menyayangi anak-anak, jadi tidak mungkin dia melakukan sesuatu.”

Osina pun mengungkapkan, suaminya mengaku tak suka bekerja di sana. Hal itu diakui Brigadir Tikus saat diteleponnya.

Novita mengaku belum memahami maksud perkataan korban.

“Di telepon, korban meninggal mengumumkan bahwa dia tidak nyaman lagi bekerja di sana,” katanya.

“Saya juga tidak tahu apa maksudnya.” Selain itu, anggota kompi, Brigadir Tikus Albertus Vahjurudhanto, melihat ada yang janggal pada motif motif tersebut.

Albertus mengungkapkan, korban sebenarnya masih berusia muda.

Ketiga, ternyata dia (korban) masih baru, ternyata lahir tahun 90an, jadi baru 34 tahun. Ini masalah serius buat kompilasi. Ini alarm kuat Polri. Sebab ada petugas polisi yang bunuh diri. Orang yang melakukan bunuh diri sudah berada pada tingkat stres yang sangat tinggi, sehingga motivasi sangat penting bagi kami, ”tambah Albert Vahjurudhanto.

“Ini masalah serius yang sangat perlu ditangani dan dicarikan solusinya,” ujarnya. Reza Indragiri, pakar psikologi forensik pun memaparkan analisisnya.

Menurut Reza, kematian Brigade Tikus tidak bisa serta merta dianggap sebagai tindakan bunuh diri.

Penyebab kematiannya ada empat, yaitu seseorang meninggal karena sebab alamiah, karena kecelakaan, bunuh diri, atau pembunuhan. bunuh diri,” kata Reza Indragiri.

Oleh karena itu, Reza menunjuk dua peluang kematian Brigade Tikus.

Analisis pertama mengacu pada potensi kematian Tikus Brigade akibat kecelakaan.

“Misalkan pegawainya benar-benar menembak dengan senjata yang tersandung di kepalanya. Polisi menganggapnya bunuh diri. Tapi kalau kita merujuk pada tabrakan kendaraan, senjatanya terbangun karena tidak sengaja, apakah itu bunuh diri? .

Analisa kedua mengacu pada kemungkinan intimidasi yang dilakukan pimpinan brigade Tikus sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya.

“Kalau kita asumsikan ternyata bunuh diri, tapi sebelumnya ada pengaruh, intimidasi, pengaruh pihak lain, maka itu benar-benar satu peristiwa? Akibat pidana yaitu perbuatan mematikan orang lain,” pungkas Reza. Di kantor pemakaman tanpa otopsi.

Polsek Metro Garda Selatan hanya melakukan autopsi jenazah korban.

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Metropolitan Ghakta Selatan, Kompol Henrikus Josi mengatakan, pihak keluarga menolak dilakukan pengambilan jenazah korban.

Dan RS Polri Cramat Jati menyerahkan keluarganya kepada keluarganya di kampung halamannya.

“Pihak keluarga membenarkan tidak mau dilakukan otopsi jenazah,” jelas Josi di RS Polri Kramat Yati, Sabtu (28/4/2024).

Josi mengatakan, karena pihak keluarga menolak dilakukan otopsi, maka ahli medis hanya melakukan pemeriksaan luar terhadap tubuh Tikus atau otopsi.

“Ini hanya otopsi atau tes luar tanpa otopsi,” ujarnya.

Hasil autopsi, Brigadir RAT mengalami luka di bagian kepala sebelah kiri. Dan menurut dia, pihak keluarga sudah menerima hasil autopsi tersebut.

Otopsi juga mendapat persetujuan istri dan keluarganya di manado.

“Pihak keluarga juga mendapat penjelasan dari pemeriksaan kesehatan bahwa memang ada luka di pelipis kiri kepala, itu luka di badan,” jelas Josi. Anggota komponen Poengky Indarti meminta Polsek Ghakta Selatan melakukan penyelidikan dan penyidikan secara profesional tanpa menyembunyikan apa pun.

Poenky mengatakan, Polsek Metro Garda Selatan sebagai pihak yang meninjau kematian Brigade Tikus terpaksa melakukan otopsi terhadap jenazah korban.

Compolnass pun merekomendasikan dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian RAT Brigade tersebut.

“Sebaiknya dilakukan otopsi untuk mengetahui penyebab kematian tersebut,” kata Poenky, Minggu (28/4/2024) dilansir kompas.com.

Lebih lanjut, Poenky mengatakan otopsi jenazah tikus tidak diwajibkan di Jakarta.

Perlu diketahui, jenazah Brigadir Tikus kini dimakamkan oleh keluarganya di Minahas.

Poenky mengatakan, otopsi bisa dilakukan oleh Mannado agar pihak keluarga bisa mengikuti seluruh prosesnya.

“Pembagiannya bisa dilakukan di Jakarta atau Manado sehingga pihak keluarga yang meninggal bisa mengetahui proses otopsinya,” jelas Poenky.

Namun apapun keputusan keluarga tersebut, Poenky menegaskan komitmen Kompolnas untuk terus memantau penyidikan di Polres Jakarta Selatan dan penyidikan kematian Brigade Tikus. 6. Plat Dinas DPR

Kematian Brigadir Tikus semakin menambah pertanyaan mengenai keberadaan plat dinas DPR RI di rumah tuan rumah di Mampang, Jakarta Selatan, yang digunakan untuk Toyota Alphard yang digunakan korban.

Namun DPR RI langsung membantahnya.

Dewan Kehormatan Republik Indonesia (DPR) membenarkan plat nomor resmi Toyota Alphard yang digunakan pegawai Brigade Ridhals Ali Tomi (RAT) bunuh diri karena bunuh diri.

Ketua Dewan Kehormatan DPR RI (MKD) Nazaruddin Dex Gams membenarkan nomor resmi mobil Toyota Alphard yang digunakan pegawai Brigade Tikus saat bunuh diri.

Ia juga mengklaim mobil yang digunakan Brigadir Tikus bukan milik anggota DPR, meski berpelat nomor DPR.

“Itu bukan mobil DPR, itu pakai pelat palsu. DPR tidak punya nomor itu,” kata Nazarudin saat dikonfirmasi, Minggu (28 April 2024).

Menurut dia, pelat nomor kendaraan itu palsu karena tidak ada satupun mobil dinas DPR yang menggunakan nomor 25.

Ia juga menjelaskan, nomor yang tertera pada plat Alphard yang digunakan mobil bekas Tikus tidak terdaftar sebagai mobil dinas DPR.

“Anggota dan pimpinan DPR itu ada beberapa. Nah, yang nomor 25 itu tidak ada 25 pimpinannya,” ujarnya.

Oleh karena itu, Nazaruddin akan menyampaikan permasalahan pelat nomor palsu tersebut kepada pihak berwenang.

Oleh karena itu, jelas ini palsu dan akan segera kami laporkan ke polisi, tutupnya.

Penafian: Postingan atau artikel ini tidak dimaksudkan untuk menginspirasi tindakan untuk mengakhiri hidup.

Pembaca yang sepertinya membutuhkan jasa konsultasi dalam menyelesaikan permasalahan spiritual, apalagi jika pernah memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikiater, berkonsultasi dengannya, atau mengunjungi psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa.

Saluran berbeda tersedia bagi pembaca untuk menghindari mengakhiri hidup mereka.

Hubungi bantuan

Akhir hidup bisa terjadi jika seseorang mengalami depresi dan tidak ada orang yang membantunya.

Jika Anda mempunyai masalah yang sama, jangan menyerah dan putuskan untuk mengakhiri hidup. Kamu tidak sendiri.

Jasa konsultasi bisa menjadi pilihan Anda untuk mengurangi alarm yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau menerima berbagai alternatif layanan konsultasi,

Anda dapat mengklik tautan ini >> tautan

(Tribunnews/Tribun Manado/Tribun Minahasa/Compas.com/Net)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *