TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi terus menyelidiki penyebab jatuhnya bus wisata Budera Fajar yang membawa pelajar SMK Linga Kenkana Tebok di Desa Jalan Raya Palasari, Kecamatan Siatar Subang, Jawa Barat. Sabtu (11/5/2024) malam.
Kabid Humas Polda Jabar Kompol Jules Abraham Abast mengatakan, penyebab kecelakaan tersebut masih menunggu hasil olah TKP menggunakan sistem Road Accident Analysis (TAA).
“Penyebab pasti kecelakaan ini masih menunggu hasil olah TKP yang dilakukan tim TAA pada Minggu kemarin,” kata Jules saat dihubungi, Senin (13/05/2024).
Hasil review TAA akan diselesaikan dalam tiga hari ke depan.
11 orang termasuk 9 siswa, 1 guru dan seorang warga sekitar tewas dalam kecelakaan tersebut.
Di bawah ini, Tribunnews.com rangkum, ada beberapa keanehan atau kejanggalan terkait kecelakaan bus tersebut.
1. Lampu mati
Saksi mata mengatakan, saat bus Budera Subuh melewati Teater Jalan Raya tempat turunnya, lampunya mati dan hanya lampu peringatan yang menyala dan diduga mesin busnya tidak berfungsi.
Bus lepas kendali dan menabrak sebuah minibus, kemudian tergelincir dan menabrak beberapa sepeda motor yang datang dari arah berlawanan.
Sepertinya lampunya mati, hanya lampu peringatan yang menyala, kata Sandy, dilansir Kompas.TV.
2. Tanggal Kedaluwarsa Tes
Direktorat Perhubungan Darat (Ditgen Habdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan status uji berkendara bus wisata Wonogiri AD 7524 OG plat PO Trans Putera Fajar yang jatuh di Subang, Jawa Barat. , kedaluwarsa Desember 2023.
Selain itu, saat kecelakaan terjadi di Subang, bus PO Trans Putra Fajar yang mati juga tidak diperbolehkan untuk diangkut.
“Bus tersebut tercatat tidak memiliki izin lalu lintas di aplikasi Mitra Dhara dan status masa uji coba (tes Gir) telah habis pada 6 Desember 2023,” kata Kepala Bagian Hukum dan Humas. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Asnal, mengatakan dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2024).
Direktorat Humas kini tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan mendalam atas kecelakaan tersebut.
3. Bus telah diperbaiki
Adevia, salah satu saksi mata kecelakaan bus, mengatakan kondektur sedang memperbaiki bus sebelum berangkat.
Guru yang sama yang mendampingi siswa SMK Lingga Kenjana di dalam bus Trans Putra Fajar yang mengalami kecelakaan pada Sabtu malam (11/05/2024) pukul 18:48 WIB.
Dia tidak tahu apa yang salah dengan bus itu.
Namun, Atevia mengatakan kondektur memperbaiki mobilnya saat istirahat makan malam.
“Anak-anak melihat saya dan bilang sedang memperbaiki mobil. Kondektur memperbaiki remnya dan diduga remnya rusak,” kata Adevia di Puskesmas Palasari, Minggu dini hari (12/05/2024). , dikutip dari Tribun Jabar.
4. Masalah mesin bus
Manajer Pelayanan Transportasi Subang (Kadishub) Asep Setia Permana juga mengatakan ada masalah pada bus tersebut.
“Jadi saat bus berhenti di sebuah stand, kami mendapat informasi ada gangguan mesin,” kata Asseb, Minggu (12/5/2024).
Asseb mengaku tidak mendengar suara mesin bus dihidupkan, menurut saksi.
Selain itu, kabarnya ada masalah pada lampu utama dan klakson.
“Juga dari keterangan saksi mata, sebelum kejadian, mesin bus tidak menyala, hanya lampu peringatan yang menyala, lampu utama tidak menyala, dan tidak terdengar klakson,” ujarnya.
Asseb mengatakan, bus SMK Grup ini sudah tua dan beroperasi sejak 2006.
5. Bus kehabisan minyak
Salah satu korban selamat dari kecelakaan tersebut adalah seorang siswa bernama Bahmi Fahrurursi dari SMK Linga Kenkana.
Fahmi mengatakan, kecelakaan itu terjadi setelah bus dan awaknya beristirahat di sebuah restoran di Kota Ciater.
Dia mengatakan, oli tersebut bocor saat bus dinonaktifkan.
“Mesin bus saya dicek, katanya bocor oli. Setelah itu saya berangkat dan disuruh salat bersama guru saya,” kata Fahmi seperti dikutip Kompas TV, Minggu (12/5/2024). . .
Namun tak lama kemudian, bus tersebut jatuh di jalan terjal.
Para pelajar di dalam bus itu berteriak histeris bahkan mengucapkan takbir.
Persiapannya tidak lama, jarak tempuhnya tidak jauh, lambat dan aman awalnya. Turunan curam lagi, tidak ada rem, rem blong, jelas Fahmy.
“Semua anak berteriak Istiqfar, Allahu Akbar, dan tak lama kemudian (bus) terbalik.”
6. Tidak ada jalur rem
Polisi mengatakan tidak ada bekas rem di lokasi kecelakaan.
Jadi kalau kita lihat di TKP yang ada, tidak ada bekas rem di bus tersebut, kata Kepala Divisi Transportasi Polri (Kakorlandas) Irjen Pol Ann Suhanan, Minggu (30/12/5/2024).
Sebagian memiliki jejak ban yang diyakini sebagai ban asli, katanya.
Ahn mengatakan temuan investigasi kriminal memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk menentukan apakah rem blong atau faktor lain berkontribusi terhadap insiden tersebut.
“Tidak ada bekas rem. Artinya kita harus selidiki. Kenapa tidak ada bekas rem, apakah remnya tidak berfungsi atau pengemudinya panik dan sebagainya,” ujarnya.
Sumber: Tribunnews.com/Tribun Jabar.com/Kompas.TV