TRIBUNNEWS.COM – Rasic Hanif Radinal (70), putra Menteri Pekerjaan Umum (PU) era Soeharto, tewas saat dieksekusi di restoran miliknya, Kamis (12/9/2024).
Restoran Sejuk Bakmi dan Kopi Cilandak Rasic Hanif, ditempati Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Lebak Bulus III/15 RT 08//04 Cilandak Barat, Cilandak, Terletak di Jakarta Selatan.
Kekacauan pun terjadi ketika hukuman mati dijatuhkan. Raja Galuh
Galuh, Rasic Hanif dikutip dari galuh.id. Siam Raja Jawa Barat.
Rasic pernah dikenal sebagai ikon kebudayaan Indonesia dan tokoh budayawan yang dikenal dengan tokoh Pasudan.
Sepanjang karirnya, Rasic ditunjuk sebagai Pj Ketua Forum Persahabatan Istana Nusantara (FSKN).
Ia merupakan putra dari Radinal Mokhtar, mantan menteri kabinet pada era Soeharto. Kasus Penyitaan yang Menunggu Keputusan
Menurut juru sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Ausri Maynur, hukuman terhadap Rasic terkait restoran didasarkan pada kasus yang dimulai pada tahun 2011.
Ditegaskannya, kekosongan restoran Rasic sudah direncanakan sejak 2014.
Ausri membenarkan, proses penyitaan yang dilakukan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan bukti-bukti yang diberikan tergugat.
“Kalau pidana silakan domainnya sudah ada, yang dibicarakan adalah hukum perdata, domain perdata,” kata Ausri, Kamis (12/9/2024). Saatnya menunggu restoran.
Sebelum meninggal, Rasic berusaha membela restorannya agar tidak disita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Merujuk pada Wartakotalive.com, Rasic menjelaskan mengenai tanah dan bangunan yang dimilikinya.
Ia mengeluarkan Nomor Registrasi 723/Cilandak Barat atas namanya.
Selain itu, Akta Jual Beli bernomor C74/Cilandak/1996 tanggal 1 Mei 1996 dibuat di hadapan Notaris Maria Lidwina Indriani Soepojo SH., Pembuat Akta Tanah (PPAT).
Rasic protes dan meminta penundaan, namun Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menguatkan keputusannya untuk membentengi gedung.
Seorang pria berpakaian preman terlihat berusaha mengunci pagar gedung.
Akibatnya, Rasic terluka akibat pukulan palu pria di tangan kanannya. Itu adalah kekacauan.
Tak berdiri disana, pria berpakaian santai itu mendorongnya dari balik pagar.
Tidak ada jalan keluar dari perselisihan.
Pagar rantai itu dirobohkan hingga roboh.
“Pelaku kekerasan (kami) sudah ditangkap, ditangkap semua,” teriak Kepala Samapta Metro Jakarta Selatan AKBP Vitarsa melalui pengeras suara.
Kapolsek Cilandak Kompol Wahid Kay berusaha mengatasi situasi tersebut. Rasic Hanif pingsan dan kemudian meninggal.
Di tengah kekacauan penyitaan restorannya, Rasic tiba-tiba pingsan.
Dia tidak sadarkan diri dan harus dibawa pergi untuk meminta pertolongan.
Wajahnya pucat dan dia tidak bisa bernapas.
Matanya terus melihat ke atas.
Namun, proses penindakan tetap berjalan.
Puluhan pria berpakaian minim memasuki restoran dan mulai melepas semua perabotan.
Karena kondisinya semakin parah, Rasic dibawa ke RSUD Lebak Bulus di Mayapa.
Mirisnya, Rasic dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (12/9/2024) siang.
Pengacara Rasic, Tubagus Nurvan, menyampaikan kabar duka tersebut kepada media.
Innalillahi wainnailaihi rajiun, Mas Hanif telah meninggal dunia, ujarnya sedih. Dimakamkan di Bogor.
Jenazah Rashid Hanid ditemukan pada Jumat (13/9/2024) di Desa Jogjogan. Cisarua, Kabupaten Bogor Ia dimakamkan di pemakaman keluarga di Jawa Barat.
“Tempat (pemakamannya) di Cisarua. 7 jam dari Jakarta,” kata Tubagus Nurwan.
Sebagian artikel ini tayang di Wartakotalive.com dengan judul Rasic Hanif tewas usai dibunuh paksa di restorannya dekat rumah Anies.
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Garudea P, Wartakotalive.com/Ramadhan L Q)