TribuneNews.com, Jakarta – Polisi mengungkap beberapa fakta baru terkait tewasnya Brigjen Ridhal Ali Tomi (Rtd) di pekarangan rumahnya di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (25 April 2024).
Setidaknya ada enam fakta baru soal tewasnya Brigadir RAT di Toyota Alphard B 1544 QH.
Fakta penting, ditemukan jelaga atau bubuk mesiu di telapak tangan Brigadir RAT.
Selain itu, hasil otopsi mengungkap keberadaan Brigadir RAT di Jakarta, termasuk yang kedua dibunuh polisi di Manado, Sulawesi Utara.
Namun, hingga kini belum terungkap penyebab meninggalnya Brigadir RAT yang diduga bunuh diri.
Berikut fakta terbaru yang dihimpun Tribunnews.com soal meninggalnya Brigadir RAT.
1. Hasil visum Brigadir RAT menunjukkan adanya luka tembak.
Tim Forensik RS Polri Asri Megaratri telah mengumumkan hasil visum terhadap jenazah Brigjen Rat.
Asri mengatakan, jenazah diterima di RS Polri Kramat Jati Jakarta Timur pada 25 April 2024 sekitar pukul 22.00 WIB.
Menurut Kapolsek Metro Jakarta Selatan, Asri, Senin (29/4/2024), mengatakan, “Jenazah berjenis kelamin laki-laki, diperkirakan berusia antara 20 hingga 40 tahun, dengan luka terbuka di pelipis kiri dan kanan.”
Laboratorium Forensik (Labfor) Polri kemudian melakukan rontgen dan CT scan terhadap jenazah Brigadir RAT pada 26 April 2024 sekitar pukul 14.00 WIB.
Keesokan harinya, tim forensik RS Polri melakukan otopsi luar lengkap terhadap jenazah korban.
Hasilnya, dipastikan satu luka tembak masuk ke pelipis kanan dan satu luka tembak masuk dari pelipis kiri,” ujarnya.
Pemeriksaan rontgen menunjukkan tidak ada peluru di kepala korban.
Hasil CT scan hanya menunjukkan adanya patah tulang di kepala korban.
Lanjutnya, “Setelah dilakukan pemeriksaan pada seluruh tubuh korban, tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada tubuh.” 2. Brigadir RAT mengalahkan seorang anak dan seorang wanita sebelum meninggal
Selain hasil visum, polisi juga telah merilis hasil analisis rekaman CCTV di lokasi kejadian.
Rekaman CCTV menunjukkan momen Brigadir RAT ditemukan tewas.
Rekaman CCTV menunjukkan enam kendaraan yang dikemudikan Brigadir RAT berhenti di depan sebuah rumah di Jalan Mampang Prapatan IV 20.
Seorang anak kecil yang mengenakan kemeja biru tua dan celana pendek pertama kali terlihat keluar dari mobil.
Lalu pergi, mengenakan setelan safari hijau tentara, berjalan keluar pintu depan.
Seorang pejabat dari Badan Penelitian Forensik Badan Kepolisian Nasional mengatakan, “Pada saat keenam, saat turun dari kursi penumpang, seorang pria berkemeja hijau, yang diidentifikasi sebagai Pria 2, keluar dari antara pria dan anak tersebut.” , ujarnya dalam jumpa pers, Senin (29 April 2024).
CCTV menunjukkan seorang pria membantu penumpang wanita, salah satu pegawai keluarga, keluar dari mobil melalui pintu kiri tengah.
Sementara itu, seorang wanita lain turun ke tengah pintu kanan.
Seorang wanita yang menggendong bayi terlihat turun.
Saji mengatakan, kejadian tersebut diperoleh dengan menganalisis total 6 rekaman CCTV yang diambil di seluruh rumah.
“Kami pastikan metadata yang kami terima adalah file asli, artinya tidak ada penyisipan atau editan,” ujarnya. 3. Telapak tangan Brigadir RAT berwarna hitam akibat tembakan.
Banyak fakta yang terungkap dari penyelidikan forensik yang berulang kali memeriksa epitel dan jaringan tubuh korban pada pintu, tombol jendela, tombol start mesin, jok dan setir mobil.
Irfan, Ketua Tim Puslabfour Polri, mengatakan pihaknya melakukan swab pada area yang terdapat epitel tersebut.
Irfan mengatakan, pihaknya menemukan sisa tembakan senjata (GSR) atau jelaga masih terlihat di telapak tangan kanan Brigadir RAT.
“Jadi kami tidak menemukan profil DNA orang lain pada pistol atau selongsong peluru sebagai barang bukti, dan kami tidak menemukan profil DNA orang lain di dalam mobil dekat pengemudi atau jok (mobil).” Irfan pun angkat bicara pada kesempatan yang sama. 4. Polisi menyimpulkan Brigadir RAT bunuh diri.
Polisi memastikan komandan brigade RAT itu bunuh diri.
Hal ini didukung keterangan saksi mata dan rekaman CCTV.
Kasat Reskrim Jakarta Selatan mengatakan, “Kami menyimpulkan korban bunuh diri setelah jenazahnya ditemukan di dalam mobil di halaman rumah di Jalan Mampang Prapatan IV, 20 Tegal Parang Mampang, Jakarta Selatan. .” Polda Metro AKBP Bintoro dalam jumpa pers, Senin (29 April 2024).
Bintoro mengatakan, korban meninggal setelah ditembak di bagian kepala dengan senjata jenis HS.
“Saya menembakkan senjata HS kaliber 9 mm ke kepalanya,” ujarnya.
Bersamaan dengan itu, Bintoro mengumumkan polisi resmi menutup penyelidikan atas kejadian tersebut.
“Kami bekerja secara ekstensif dengan forensik, laboratorium forensik, dunia maya, menyajikan semua bukti yang ada, dan kemudian merilis semuanya. Kami secara resmi menyimpulkan bahwa itu adalah bunuh diri. Jadi kasusnya ditutup, ditutup. Dipertimbangkan.” Dijelaskan.
Meski demikian, Bintoro mengatakan pihaknya saat ini terus menyelidiki penyebab bunuh diri Brigadir Ridhal.
Dia berkata, “Investigasi dan investigasi sedang dilakukan untuk mengetahui apa alasan bunuh diri tersebut.” 5. Asal usul senjata HS-9 di TKP
Saat ditemukan, jenazah brigadir RAT itu dalam keadaan tergeletak miring ke kiri dan masih mengenakan sabuk pengaman.
Korban terlihat mengenakan kaus berwarna biru dan celana panjang berwarna hitam.
Di sisi kanan celana terdapat sarung senjata berwarna putih.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) polisi, ditemukan bekas luka tembak di bagian atas kendaraan.
Sejumlah noda darah ditemukan di dalam kendaraan, terutama di jok kiri dan dashboard tengah. Selain itu, pistol HS kaliber 9 mm dengan slide terpasang ditemukan di bawah kaki kanan korban.
Senjata merek HS-9 dengan nomor H258799 ini berlaku mulai 1 Juli 2023 hingga 2 Juli 2024 dan ditandatangani oleh Kapolres Manado Julianto Sirait.
Selain pistol, tujuh butir peluru dan tas berwarna hitam berisi beberapa surat dan kartu juga ditemukan di dashboard tengah kendaraan.
Diantaranya kartu identitas korban, Briptu RAT, Surat Izin Mengemudi, Surat Izin Senjata Api, Paspor, KTP Badan Kepolisian Negara, tiga kartu tabungan vihara, tiga lembar disinfektan merek Magic Power, dua buah telepon seluler, tujuh kartu mata uang asing Thailand. , dan izin untuk menyewa dan menggunakan senjata atas nama Brigadir RAT. 6. Brigjen RAT Asal Jakarta
Polda Sulut mengatakan, dari pemeriksaannya diketahui RAT merupakan rekan pengusaha di Jakarta, Brigadir Jenderal.
Kabid Humas Polda Sulut Michael Tamsil mengatakan, “Dari keterangan saksi-saksi yang kami selidiki, memang benar yang bersangkutan pernah bekerja sebagai rekan dekat atau sopir seorang pengusaha di Jakarta. .” Mapolda Sulut, Senin (29 April 2024).
Thamsil mengatakan Brigadir RAT tidak memiliki izin saat bertugas di Jakarta.
Jadi tanpa ada informasi ke pimpinan Polresta Manado atau siapapun, ujarnya.
Terpisah, Humas Polresta Manado Epda, Agus Haryono mengatakan, brigadir RAT sedang cuti dalam perjalanan menuju Jakarta.
Namun komandan brigade RAT tidak meninggalkan senjatanya saat berangkat ke Jakarta.
“Orang tersebut izin mengunjungi kerabatnya di Jakarta dan sesuai SOP tidak boleh izin maupun cuti,” ujarnya, Minggu (28 April 2024).
Hariono mengatakan, almarhum harus menitipkan senjatanya ke Logistik Polresta Manado sebelum berangkat kerja.
“Jadi yang dimaksud adalah kelalaian, karena bukan yang menugaskannya,” ujarnya. (Tribunnews.com/Abdi/tribunmanado.co.id)