6 Cara Meminimalisir Terjadinya Baby Blues pada Ibu Pekerja

Dilaporkan Aysia Nursiams dari Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Psikolog Olfi Disya Arinda, M.Psi berbagi tips mencegah baby blues pada ibu bekerja. 

Baby blues sendiri merupakan gangguan mental yang dialami para ibu setelah melahirkan. 

Gejalanya ditandai dengan perubahan suasana hati, kecemasan, dan kesedihan berlebihan. 

Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat memburuk dan berujung pada depresi atau depresi pascapersalinan. 

“Jadi ada sedikit tips yang coba saya terapkan kepada klien saya agar terhindar dari blues para ibu bekerja,” ujarnya pada Rabu di acara Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2024 yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan. 16). 10/2024).

1. Mempersiapkan diri sebelum melahirkan

Persiapan apa? Misalnya saja informasi lebih lanjut tentang proses kelahiran dan kehidupan setelah lahir.

Hadiri berbagai kursus dan juga berkonsultasi dengan profesional.

“Jadi sangat membantu untuk mempersiapkan mental,” imbuhnya. 

2. Rencanakan perubahan pekerjaan

Rencanakan liburan sebelum dan sesudah melahirkan.

Rencanakan jika Anda memiliki waktu tertentu untuk mempersiapkannya. Kapan Anda siap untuk kembali bekerja? 

“Jadi kita persiapkan semaksimal mungkin, misalnya menitipkan anak di kantor. Kita ngobrol dengan manajer dan rekan-rekan. Kalau dia bolos kerja, kita persiapkan kebutuhannya,” ujarnya. 

Ibu juga perlu belajar lebih banyak tentang menyusui. 

Termasuk penanganan ASI yang benar. 

Misalnya saja cara memerah dan menyimpan ASI yang benar. 

“Bagaimana cara memberikannya, katakanlah saat bersama orang tua atau dengan perawat? Seharusnya direncanakan sebelum melahirkan, bukan setelah melahirkan. Karena dengan begitu kita pasti fokus pada bayinya,” sarannya. . 

3. Bicaralah dengan pasangan atau keluarga Anda

Saat ibu sedang bekerja, Anda dapat berbicara dengan pasangan atau keluarga Anda tentang berbagi tanggung jawab pengasuhan anak.

Apakah Anda ingin memiliki tempat penitipan anak di rumah, menitipkannya kepada orang tua atau menyekolahkan anak Anda ke tempat penitipan anak? 

Disya mengingatkan para ibu bahwa mereka tidak bisa menanggung beban sendirian. 

Karena anak adalah tanggung jawab bersama. Artinya kita membutuhkan banyak orang untuk mengasuh satu anak.

4. Istirahat yang cukup

Istirahat yang cukup dapat memulihkan kelelahan fisik ibu sehingga membuat emosinya lebih stabil.

“Lalu kenapa kita mudah tersinggung, mudah jengkel, mudah sedih, emosi tidak stabil? Selain perubahan hormonal, biasanya otak kurang istirahat sehingga kita merasa lelah,” jelasnya. 

Kelelahan menimbulkan hormon kortisol yang mudah membuat ibu stres.

Akhirnya, regulasi emosi ibu memburuk.

5. Luangkan waktu untuk diri sendiri

Luangkan waktu untuk diri sendiri. Misalnya, cobalah mengonsumsi makanan yang Anda sukai, atau membaca buku, atau mendengarkan musik yang Anda sukai.

Anda juga bisa berjalan-jalan santai di sekitar rumah dan menghabiskan waktu sendirian.

Coba hubungi diri Anda sendiri.

6. Menciptakan dukungan sosial

Terhubung dengan ibu baru lainnya, atau Anda dapat terhubung dengan teman atau kolega yang mungkin mengalami situasi serupa. 

“Kemudian berbagilah dengan teman atau keluarga yang bisa membantu. Kita berharap mereka mau memberikan bantuan apa pun yang kita perlukan. Agar kita tidak merasa sendirian,” tutupnya. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *