Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Pusat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah RS Betsaida, Prof. Dr Dasaad Mulijono menjelaskan, permasalahan penyakit umumnya bukan disebabkan oleh faktor genetik atau nasib buruk, melainkan karena cara hidup yang salah.
Padahal, dibandingkan obat atau alat kesehatan canggih untuk berobat, peran gaya hidup yang tepat lebih penting.
Dasaad Mulijono meyakini penyakit tersebut bisa disebabkan oleh pola makan yang salah atau pola hidup yang salah, dan terbukti 90 persen penyebab penyumbatan pembuluh darah koroner dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat.
Dasaad menemukan, setidaknya pola hidup sehat dapat membantu mencegah penyakit jantung koroner.
“Memenuhi kebutuhan nutrisi sangat penting dan kami menyarankan pasien bahwa makanan utama mereka adalah sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan dan biji-bijian,” kata Dasaad kepada wartawan pada pembukaan Pusat Kesehatan Wanita, serta Pusat Jantung dan Pembuluh Darah, yang akan dibuka pada tahun Agustus. 2024 di RS Bethsaida Gading Serpong, Rabu (31/07/2024).
Katanya, olahraga sangat penting untuk mencegah penyakit jantung koroner minimal 150 menit dalam seminggu.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk mengelola stres dengan pola hidup sehat yang dapat membantu mengurangi potensi penyakit jantung koroner.
“Juga tidur yang cukup karena bisa mencegah banyak penyakit. Jadi jangan terus-terusan bekerja dan akhirnya sakit,” ujarnya.
“Anda harus berhenti merokok,” kata Dr. Sepuluh tahun.
Faktor lainnya adalah memastikan hubungan baik dengan lingkungan dan sistem pendukungnya, termasuk dokter.
“Dia membutuhkan dukungan dari lingkungan sosialnya, teman-temannya, dan dokternya,” kata Dr. Sepuluh tahun.
Untuk mendukung hal tersebut, kata dia, penting adanya obat gaya hidup di rumah sakit di Indonesia.
Melihat pentingnya gaya hidup tersebut, Dassaad mendirikan Bethsaida’s Heart & Vascular Center melalui Lifestyle Medical Center untuk membantu mencegah dan mengobati penyumbatan jantung dan komplikasi stent.
“Program pembalikan kami juga berhasil mengobati penyakit peradangan kronis lainnya seperti diabetes, hipertensi, dan kanker,” ujarnya.
Ph.D. Direktur RS Bethsaida Pitono Yap mengatakan, pihaknya mendukung upaya preventif dan promosi pemerintah dengan menerapkan Lifestyle Medicine pada PJK.
“Hal ini untuk mengembalikan kepercayaan pasien yang biasanya berobat ke luar negeri untuk mendapatkan pengobatan internasional di dalam negeri, serta memiliki angka komplikasi dan kematian yang setara dengan rumah sakit internasional. Kami berharap semakin banyak pasien yang memilih berobat di dalam negeri. negara bisa diselamatkan,” ujarnya.
Hal ini juga mengacu pada kehadiran Pusat Kesehatan Wanita Rumah Sakit Bethsaida.
Kepala Puskesmas Wanita RS Betsaida, dr. Ong Tjandra mengatakan, kehamilan dan kesehatan wanita merupakan dua hal yang memerlukan perhatian dan perawatan khusus.
“Kami yakin Puskesmas ini dapat menjadi jawaban bagi ibu hamil yang membutuhkan tempat konsultasi dan pengobatan yang aman dan nyaman,” ujarnya.
Apalagi dengan teknologi USG 4D HD Live dan dokter subspesialis fetomaternal, kami dapat mendeteksi kelainan pada janin sejak trimester pertama dan memberikan gambaran detail serta penjelasan yang baik untuk ibu hamil.