Laporan Noori Yat-ul-Hikma Tribun Tangerang
TRIBUNNNEWS.COM, JAKARTA – Pada Kamis (9/5/2024), ada orang tak dikenal yang diduga melakukan penganiayaan terhadap 6 anak di Cheng Kareng.
Nahla (28), bibi salah satu korban, mengatakan, kejadian bermula saat beberapa anak sedang bermain lilin di depan masjid.
Pelaku memanggil salah satu anak yang sedang bermain di kejauhan.
Saat korban menghampiri pelaku, seorang pria berusia 30-an menganiayanya.
Nikla mengatakan, Jumat (5/10/2025), “Itu karena dia memegang alat kelaminnya. Ada dua orang (laki-laki) yang langsung menjambaknya, lalu dia mendekat. Dia juga memegang alat kelamin orang tersebut.”
Pelaku mengikuti korban hingga ke rumahnya dan menyentuh bagian sensitif korban.
Sebanyak 5 anak menjadi sasaran kekerasan seksual.
Nehla awalnya mengatakan anak-anak yang terkena dampak tidak memberi tahu keluarga mereka sampai mereka kembali ke rumah.
“Saya tidak ada informasi, masuk saja ke kamar,” jelasnya.
Peristiwa ini terungkap setelah salah satu orang tua korban memberi tahu warga sekitar bahwa anaknya mengalami pelecehan seksual.
“Kami baru tahu dari situ. Makanya keponakan saya mengaku setelah ada orang lain yang memberitahunya,” kata Nikla.
Nehla mengatakan, pelakunya bukan warga sekitar.
Dia tinggal di kawasan pemukiman hanya selama 10 hari.
“Sebelum kejadian hari ini, dia mau jadi korban kemarin, tapi saat dia (korban) dipanggil, dia tidak datang, jadi tidak jadi korban,” kata Nikla.
Lima anak dibunuh antara pukul 08.00 WIB hingga siang hari keesokan harinya, tambahnya.
Orang tua seluruh korban baru-baru ini melaporkan kejadian kekerasan tersebut ke pihak Metro Jakarta Barat.
Kepala Suku Dinas PPA Metro Jakarta Barat, AKP Reliana pun membenarkan adanya kasus tersebut. Menurut dia, laporan tersebut sudah diterima dan sedang dilakukan tindakan lebih lanjut.
“Iya, sedang kami proses,” ujarnya kepada wartawan, Jumat.
Sebelumnya diberitakan, seorang pemuda yang dikeroyok dikeroyok massa karena diduga menganiaya 6 anak di bawah umur, Jalan Min Seng Karang Barat, Jakarta Barat, Kamis (5/9/2024).
Pelaku, berusia sekitar 30 tahun, kedapatan sedang bermain dengan anak-anak sambil mengolok-olok alat kelamin mereka.
Menurut ketua RT setempat, kejadian tersebut terungkap saat kakak korban meneriaki pelaku karena terlihat mencurigakan.
Teriakan tersebut memaksa warga sekitar datang ke lokasi dan menginterogasi pelaku.
Tiba-tiba dia masuk (rumah korban), pintunya terkunci, kakaknya tahu, dia berteriak, dan akhirnya banyak orang yang tahu, kata Saber kepada wartawan, Kamis.
“Dia (penjahat) kabur, ayah korban menanyakan apa yang dia lakukan di sana, kenapa dia membeli pinjaman itu,” imbuhnya.
Hal ini membuat keluarga korban marah karena yakin pelaku berbohong.
Pasalnya, tidak ada seorang pun di rumah yang menjual pinjaman tersebut dan pelakunya tidak memiliki telepon genggam.
“Tidak nyata, akhirnya mereka diminta duduk dan dibawa ke pos RW,” kata Sabre.
Saber mengatakan, pelakunya bukan warga sekitar. Dia sama sekali tidak mengetahui pelakunya.
Diketahui, pelaku melakukan kekerasan terhadap anak di bawah umur bukan pertama kali melainkan dua kali.
Menariknya, salah satu korban mengalami kesulitan buang air kecil akibat ulah pelaku.
“Saya diberitahu bahwa semua anak laki-laki (korban) dan kakek saya melaporkan bahwa cucunya tidak bisa buang air kecil,” jelas Saber.
“Itu terjadi dua kali pada orang yang sama,” tutupnya. (m40)
Artikel ini tayang di Tribuntangerang.com dengan timeline 6 anak korban pencabulan di Tsengkareng, Jakarta Barat.