50 Tahun Hubungan Cina dan Malaysia Ditandai dengan Ekspor Durian

Tiongkok dan Malaysia menandatangani beberapa perjanjian pada Rabu (19 Juni) saat kunjungan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang untuk menandai 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Li bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di ibu kota administratif Putrajaya setelah tiba di Kuala Lumpur pada Selasa malam (18 Juni).

“China siap bekerja sama dengan Malaysia,” kata Li dalam keterangan resmi.

Li menambahkan, kerja sama yang dimaksud akan fokus pada strategi pembangunan, kerja sama yang saling menguntungkan, dan mendorong perkembangan komunitas Tiongkok-Malaysia. Puluhan perjanjian kerja sama antara China dan Malaysia, termasuk ekspor durian

Usai pertemuan tertutup pada Rabu (19/6), Li dan Anwar ikut serta dalam penandatanganan puluhan perjanjian kerja sama di berbagai bidang mulai dari ekonomi digital hingga pembangunan, perumahan, pariwisata, dan komunikasi ramah lingkungan.

Perjanjian kerja sama berdurasi lima tahun yang berlaku hingga tahun 2028 ini menawarkan kerja sama strategis di berbagai sektor seperti perdagangan dan investasi, pertanian, manufaktur, infrastruktur, dan jasa keuangan. Program lima tahun ini pertama kali diluncurkan pada tahun 2013. Mendaftarlah untuk menerima buletin mingguan gratis Wednesday Bite. Unggah keahlianmu di tengah minggu agar topik pembahasan semakin seru!

Tiongkok juga setuju untuk mengizinkan impor durian segar dari Malaysia setelah persyaratan kesehatan terpenuhi. Malaysia, salah satu produsen durian terbesar di dunia, sebelumnya hanya diperbolehkan mengirim buah dan seluruh produk bekunya ke Tiongkok, dengan nilai ekspor sebesar 1,19 miliar ringgit, atau $253 juta, pada tahun 2023.

Kedua negara juga berjanji untuk meninjau kembali pengaturan perjalanan bebas visa yang akan berakhir dalam beberapa bulan mendatang.

Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia sejak tahun 2009, dan total nilai perdagangan akan mencapai $98,9 miliar pada tahun 2023, menurut Kementerian Luar Negeri. Kunjungan Perdana Menteri Li Qiang untuk meningkatkan investasi di kawasan Asia-Pasifik

Selain Malaysia, Li juga mengunjungi Selandia Baru dan Australia ketika Tiongkok berupaya memperluas pengaruh dan investasinya di kawasan Asia-Pasifik di tengah ketegangan dan persaingan dengan Amerika Serikat.

Sesuai rencana, Li akan bertemu Raja Malaysia Sultan Ibrahim dan menghadiri upacara peletakan batu pertama di lokasi pembangunan East Coast Rail Link (ECRL), bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan Tiongkok.

Jalur kereta api sepanjang 665 kilometer (413 mil) ini, menelan biaya 50 miliar ringgit atau $11 miliar, akan menghubungkan pantai timur dan barat Semenanjung Malaysia hingga akhir tahun 2026.

Email/ponsel (Reuters)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *