TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pembunuhan Vina Dewi Arsita atau Vina di Cirebon, Jawa Barat pada tahun 2016 masih menyisakan janggal.
Fenomena aneh yang lagi ramai diperbincangkan masyarakat adalah ketiga pelaku pembunuhan di Vina Cirebon masih buron, sudah 8 tahun kabur dari polisi.
Terakhir, delapan pelaku secara bersama-sama mencabut keterangannya dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Berikut Tribunnews.com rangkum 5 kejanggalan kasus pembunuhan Vina Cirebon: 1. DPO 8 tahun
Polisi wilayah Jawa Barat (Jabal) akhirnya membebaskan tiga buronan kasus kekerasan paksa dan pembunuhan Vina Dewi, gadis 16 tahun asal Cirebon, Jawa Barat.
Pada tahun 2016, Vina dan kekasihnya Muhammad Rizky alias Eki dibunuh oleh 11 anggota geng motor. ,
Delapan dari 11 pembunuh ditangkap.
Tujuh pelaku divonis penjara seumur hidup, dan satu lagi pelaku remaja divonis delapan tahun penjara.
Namun, delapan tahun kemudian, polisi masih memburu ketiga pembunuh tersebut.
Ketiganya adalah Danny (28), Andy (31) dan Peggy (alias Perron) (30).
Pembunuhan Veena kembali menjadi perbincangan setelah diangkat menjadi film.
Kini polisi akhirnya mengungkap identitas ketiga pembunuh Weiner dan Mohammad Rizki.
Ketiga pemuda itu kini masuk dalam daftar DPO Polda Jabar.
Berikut ciri-ciri 3 DPO yang terlibat dalam pembunuhan Veena dan Mohammad Rizki:
Aktor 1
– Nama: PEGI alias PERONG – Usia: 22 (2016) – 30 (2024) – Jenis Kelamin: Pria – Ciri-ciri khusus: Tinggi 160cm, tubuh pendek, rambut keriting, kulit gelap
Aktor 2
– Nama: ANDI – Umur: 23 tahun (2016) – 31 tahun (2024) – Jenis Kelamin: Laki-laki – Ciri-ciri khusus: Tinggi 165cm, perawakan pendek, rambut lurus, kulit gelap
Aktor 3
– Nama: DANI – Umur: 20 tahun (2016) – 28 tahun (2024) – Jenis Kelamin: Laki-laki – Ciri-ciri khusus: Tinggi 170cm, perawakan sedang, rambut keriting, kulit coklat 2. 8 narapidana dikeluarkan pernyataan BAP
Polda Jabar mengungkap delapan terpidana kasus pemerkosaan dan pembunuhan di Vina, Cirebon, Jawa Barat, menolak pengakuannya dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Salah satu keterangannya adalah soal keberadaan tiga pelaku yang belum ditangkap atau buron.
Kabareskrim Polda Jabar Kombes Surawan saat diwawancarai mengatakan, “Iya semua keterangannya dicopot, jadi keterangannya saat diwawancarai BAP di Polres Cirebon agak berbeda. Beda, tapi masih kooperatif.
“Tapi saat dilakukan pemeriksaan ulang oleh Polda Jabar, semua keterangannya dicabut. Keterangannya juga dihapus, termasuk saat persidangan,” sambungnya.
Suravan mengatakan sejauh ini pihaknya belum melihat adanya intervensi terhadap delapan pelaku tersebut sehingga ia mencabut pernyataan tersebut.
Meski demikian, tim Ditreskrimum Polda Jabar akan terus melakukan proses pendalaman.
Kalau di antara mereka, kita tidak tahu kalau ada intervensi, tapi yang jelas ketika mereka lapor ke Polda Jabar atau di persidangan, mereka hapus semua pernyataan,” ujarnya. 3. Pelaku tidak mengetahui asal usul DPO
Pantauan TribunnewsBogor.com, polisi menemui jalan buntu dalam pengejaran ketiga DPO kasus pembunuhan Weiner yang diduga disebabkan ulah delapan pelaku pembunuhan lainnya yang ditangkap.
Hal itu diungkapkan Direktur Kriminal dan Kriminal Polda Jabar, Kapolres Sulawan.
“Kami juga sedang mencari tiga tersangka lainnya. Jadi ini bukan hanya sekarang. Kami masih mendalami keterangan narapidana yang kini berada di penjara, yaitu tiga orang tersebut,” kata Sullavan.
Alhasil, Polda Jabar kini merilis identitas dan ciri-ciri ketiga DPO yang terlibat pembunuhan Wiener.
Untuk mengetahui keberadaan ketiga pelaku pembunuhan, Polda Jabar mencoba menginterogasi delapan pelaku pembunuhan lainnya.
“Menurut pengakuan pelaku, ada tiga orang yang terlibat dalam tindak pidana tersebut. Namun menurut pengakuan tersangka, mereka sekilas mengenal ketiga orang tersebut sehingga perlu keterangan lebih lanjut untuk didalami,” jelas Sullavan.
Delapan pelaku mengaku tidak mengetahui ketiganya masih buron.
“Saat kejadian mereka dalam keadaan mabuk, jadi kemungkinan besar mereka mengetahui nama belakang (tiga pelaku lainnya). Mereka (delapan pelaku) tidak mengetahui asal (tiga pelaku lainnya) dari mana,” imbuhnya.
Oleh karena itu, saat diumumkan identitas dan ciri-ciri ketiga DPO tersebut, Polda Jabar tidak menyertakan sketsa wajah pelaku.
Suravan juga membantah keterlibatan putra polisi tersebut dalam kasus tersebut.
“Anak anggota Polri yang menjadi korban, bukan pelaku. Yang anak (korban laki-laki, Eki, pacar Vina) adalah anak anggota Polri,” jelasnya. 4. Hortmann Paris mencium sesuatu yang aneh
Pengacara terkenal Hortmann Parris turun tangan untuk membantu keluarga Vina mengungkap tiga pembunuh yang berkeliaran. ,
Hortman menegaskan agar Kapolda dan Kapolda Jabar segera mengusut ulang kasus tersebut dan mencari ketiga tersangka yang hingga saat ini belum ditahan.
Oleh karena itu, kami meminta Kapolda dan Kapolda Jabar membuka kembali kasus tersebut dan melakukan pemeriksaan khusus terhadap ketiga tersangka tersebut.
Memastikan seluruh BAP delapan pelaku ini menunjukkan keterlibatan ketiga pelaku yang bertugas di DPO tersebut, kata Hotman Paris, warga Lipi Jakarta Barat, Kamis.
Holtman curiga ada orang penting yang melindungi ketiga orang tersebut, yang memungkinkan mereka berhasil melarikan diri pada tahun 2016.
Sebab, delapan orang yang ditangkap dan diadili mengungkap keterlibatannya dalam pembunuhan Veena.
“Pengaruh penguasa di daerah Jabar ini pasti sangat besar. Karena delapan penulis menyatakan, ada tiga penulis lain, tapi bagaimana mereka mengubah BAP? Mereka sekaligus mengubahnya. Apa yang terjadi? “? jelas Hortmann.
“Kami sebagai ahli hukum sudah tahu seperti apa ini. Tidak perlu menyewa ahli hukum. Masyarakat awam pun tahu, kalau banyak yang mengaku terlibat tiga orang, itu bukan rekayasa,” sambungnya. ,
Hortmann pun meminta polisi membuka kembali penyelidikan dan menemukan ketiga orang dalam DPO tersebut.
Oleh karena itu, kami melakukan imbauan khusus untuk mengidentifikasi ketiga orang tersebut agar keluarganya dapat dipanggil ke BAP, tegasnya.
Hortman Paris mengatakan: “Jika perlu, semua tahanan ini akan menjalani pemeriksaan BAP ulang untuk mengidentifikasi ketiga DPO tersebut, karena menyentuh rasa keadilan kita di Indonesia 5. Tuntutan individu untuk berhenti syuting film 《Vina》.”
Film “Vina: 7 Days Ago” kini tengah ramai diperbincangkan warganet. ,
Imbasnya, film yang kini tayang di bioskop kini menyoroti kasus meninggalnya Vina Cirebon yang belum tuntas. ,
Pasalnya, masih ada tiga pelaku pembunuhan yang belum ditangkap dalam kasus yang terjadi pada 2016 tersebut.
Holtman Paris juga ingin membantu menyelesaikan kasus tersebut.
Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata saat proses syuting berlangsung, petugas polisi mendatangi lokasi syuting dan meminta mereka berhenti syuting. ,
Pengakuan itu disampaikan Hortmann saat jumpa pers di YouTube Kompas TV, Jumat, 17 Mei 2024.
“Saat kami hendak menembak, petugas polisi datang ke lokasi kejadian dan menghentikan kami untuk terus menembak,” kata Hortman.
Dheeraj Kalwani, produser film “Vina” pun membenarkan pernyataan Hotman. ,
Bahkan, petugas sempat mendatangi rumah keluarga Vina sebelum tiba di lokasi penembakan. ,
“Tim saya bilang saya tidak ada di tempat kejadian (bersama polisi).”
Dheeraj Kalwani berkata: “Sebelum saya datang (ke lokasi syuting), saya terlebih dahulu mengunjungi keluarga.
Sementara itu, Mariana, adik mendiang Vina, juga membenarkan adanya beberapa orang yang datang mengancamnya.
Orang ini mempertanyakan keputusan keluarga yang mengizinkan syuting Veena: 7 Days Ago.
“Dia tidak mengatakan dari mana asalnya. Dia tidak mengenakan seragam, dia mengenakan pakaian santai.”
“Dia bertanya, ‘Kenapa film ini harus disetujui agar tidak menjelekkan nama polisi’,” jelas Mariana.