TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Iran menembakkan sekitar 200 rudal ke Israel, Rabu dini hari (2/10/2024).
Israel mengklaim militernya berhasil mencegat beberapa rudal yang masuk.
Namun video yang beredar di media sosial, termasuk yang dibagikan oleh aktivis media sosial Israel, menunjukkan hal berbeda.
Jika IDF pada serangan April lalu berhasil mencegat sebagian besar rudal Iran, kini yang terjadi justru sebaliknya.
Rudal berkecepatan tinggi yang diduga berjenis Hipersonik terlihat jelas menghantam wilayah di Tel Aviv.
Iran sejauh ini menyatakan hanya akan menyerang sasaran militer, bukan wilayah sipil, seperti yang dilakukan Israel di Gaza dan Lebanon.
Apa yang bisa dipetik dari serangan rudal Iran terhadap Israel sejauh ini?
Skala serangan Iran kali ini lebih besar
Iran menembakkan sekitar 180 rudal ke Israel, kata militer Israel.
Ini akan menjadi serangan yang sedikit lebih besar dibandingkan serangan pada bulan April, yang melibatkan sekitar 110 rudal balistik dan 30 rudal jelajah yang ditembakkan ke Israel.
Rekaman yang disiarkan TV Israel menunjukkan beberapa rudal terbang di atas kawasan Tel Aviv menjelang pukul 19:45 waktu setempat atau 23:45 WIB.
Pejabat militer mengkonfirmasi bahwa beberapa serangan tercatat selama serangan tersebut. Seorang juru bicara militer mengatakan Israel mencatat “beberapa serangan di pusat dan daerah lain di selatan negara itu.”
Gunakan rudal hipersonik
Pengawal Revolusi Iran mengatakan pasukannya menggunakan rudal hipersonik untuk pertama kalinya dan mengklaim 90 persen proyektil tersebut mengenai sasaran mereka.
Sumber Garda Revolusi mengatakan kepada media pemerintah di Teheran bahwa mereka menargetkan tiga pangkalan militer Israel dalam serangan tersebut.
Namun, militer Israel menekankan bahwa “sejumlah besar” rudal yang ditembakkan Iran berhasil dicegat.
Bantahan tersebut juga diperkuat dengan pemberitaan yang dimuat media Barat, seperti BBC dan WSJ.
Namun sekali lagi video yang beredar luas menunjukkan kegagalan atau lebih halusnya “kejenuhan” sistem pertahanan udara Israel dalam mencegat ratusan rudal.
Mengapa Iran menyerang Israel?
Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu merupakan respons terhadap pembunuhan Israel terhadap komandan IRGC, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.
Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa pemimpin tertinggi negara itu, Ayatollah Ali Khamenei, secara pribadi memerintahkan serangan itu.
Serangan tersebut hanyalah eskalasi terbaru dalam perang bayangan panjang antara kedua negara.
Iran telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mendukung organisasi paramiliter yang menentang Israel sebagai bagian dari Poros Perlawanan.
Di sisi lain, Israel juga terus melakukan sabotase dan membunuh orang-orang penting di Iran, termasuk para ilmuwan nuklir.
Israel yakin Iran merupakan ancaman nyata dan telah menghabiskan waktu bertahun-tahun melakukan operasi rahasia melawan Teheran.
Bagaimana cara kerja sistem pertahanan udara Israel?
Israel mempunyai sistem pertahanan udara yang canggih, yang paling terkenal adalah Iron Dome.
Sistem ini dirancang untuk mencegat roket jarak pendek, seperti yang ditembakkan oleh Hamas dan Hizbullah.
Meskipun mereka digunakan untuk bertahan melawan beberapa elemen serangan terakhir Iran pada bulan April, elemen lain dari sistem pertahanan “berlapis” negara tersebut kemungkinan akan melakukan sebagian besar pekerjaan pada malam hari.
David’s Sling – sistem gabungan AS-Israel – digunakan untuk mencegat rudal jarak menengah dan jauh, serta rudal balistik dan jelajah.
Dan untuk rudal balistik jarak jauh, yang terbang di luar atmosfer bumi, Israel memiliki pencegat Arrow 2 dan Arrow 3.
Namun apa yang terjadi tadi malam sepertinya di luar perhitungan Israel.
Amerika telah mengeluarkan peringatan beberapa jam sebelumnya.
Namun, sesaat sebelum Iran melancarkan serangan, Teheran juga memberikan informasi tersebut kepada Rusia.
Namun rudal hipersonik yang ditembakkan rupanya hanya membutuhkan waktu 15-20 menit untuk mencapai Israel.
Seperti meteor yang jatuh dari langit, rudal tersebut tidak akan dicegat oleh sistem Arro 2-3 atau sistem Iron Dome.
Bagaimana reaksi sekutu Israel?
Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden telah memerintahkan pasukan AS di wilayah tersebut untuk “membantu pertahanan Israel” dan menembak jatuh rudal Iran.
Juru bicara Pentagon mengatakan kapal perusak Angkatan Laut AS telah menembakkan selusin pencegat terhadap rudal Iran yang ditujukan ke Israel.
BBC juga telah memverifikasi rekaman yang menunjukkan intersepsi rudal di ibu kota Yordania, Amman. Negara ini juga menembak jatuh sejumlah rudal selama serangan terakhir Iran pada bulan April.
Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengutuk serangan itu “dengan tegas” selama panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Selasa.
Berbicara di Downing Street, dia berkata: “Kami mendukung Israel dan mengakui haknya untuk membela diri dalam menghadapi agresi ini. Iran harus menghentikan serangan-serangan ini dengan proksinya seperti Hizbullah.”
Menteri Pertahanan Inggris John Healey mengindikasikan bahwa pasukan Inggris “memainkan peran mereka” dalam “upaya mencegah eskalasi lebih lanjut”, tanpa menyebutkan secara spesifik sejauh mana keterlibatan militer Inggris.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Israel memperingatkan dampak buruk dari serangan tersebut, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Iran telah “melakukan kesalahan besar malam ini, dan Iran akan menanggung akibatnya.