TRIBUNNEWS.COM – Simak lima fakta serangan udara Israel yang menghancurkan Beirut pada artikel berikut ini.
Tel Aviv melancarkan serangan udara ke Beirut, menewaskan sedikitnya tiga orang pada Selasa (30/07/2024).
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan seorang wanita dan dua anak tewas dan banyak lainnya terluka.
Serangan itu terjadi tiga hari setelah serangan terhadap Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel, yang menurut Israel dilakukan oleh Hizbullah.
Peningkatan tersebut dapat meningkatkan ketegangan antara Israel dan partai berkuasa di Lebanon, Hizbullah.
Militer Israel mengakui bahwa serangan itu menargetkan komandan Hizbullah Muhsin Shukr, yang keberadaannya tidak diketahui setelah serangan itu.
Yang perlu Anda ketahui tentang ledakan sejauh ini: 1. Kapan dan di mana Israel menyerang Beirut?
Menurut Al Jazeera, ledakan terdengar di selatan Beirut sekitar pukul 19.40 (16.40 GMT) pada Selasa malam (30/7/2024).
Serangan tersebut terjadi di kawasan Haret Hreik yang dekat dengan Dewan Syura Hizbullah.
Separuh bangunan runtuh.
Sebuah rumah sakit terdekat juga rusak, meski kecil.
Jalan-jalan di sekitarnya dipenuhi puing-puing dan pecahan kaca ketika petugas tanggap darurat bergegas ke lokasi kejadian. 2. Berapa banyak orang yang tewas dalam serangan tersebut?
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan tiga orang, termasuk dua anak-anak, tewas dan 74 luka-luka dalam serangan itu.
“Korban tewas terbaru akibat serangan Israel di pinggiran selatan Beirut adalah tiga orang yang syahid, termasuk seorang wanita, seorang anak perempuan dan seorang pria,” katanya.
Pihak berwenang masih mencari orang hilang yang diyakini terkubur di reruntuhan.
Menurut sumber Hizbullah, Shukr selamat dari serangan tersebut. 3. Mengapa Israel mengebom Beirut?
Militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan komandan Hizbullah Muhsen Shukr, yang juga dikenal sebagai “Haj Muhsen.”
Militer Israel mengklaim Muhsen bertanggung jawab atas serangan di Dataran Tinggi Golan Israel pada Sabtu (27 Juli 2024) yang menewaskan 12 orang dan melukai 30 lainnya.
Israel telah menduduki bagian barat Dataran Tinggi Golan sejak perang tahun 1967, sedangkan sisanya dikuasai Suriah.
Pada hari Sabtu, serangan roket menghantam Majdal Shams, di bagian timur laut zona pendudukan Israel.
Hizbullah membantah terlibat dalam serangan itu. 4. Apakah Israel mengebom Beirut?
Israel telah menyerang Beirut setidaknya sekali sebelum serangan hari Selasa sejak perang Gaza dimulai pada bulan Oktober.
Eskalasi terjadi pada 2 Januari ketika Israel melancarkan serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Saleh al-Arouri.
Sebelumnya, serangan Israel terakhir ke Beirut terjadi pada tahun 2006, saat perang 34 hari antara Israel dan Hizbullah. 5. Menurut Anda apa yang akan terjadi selanjutnya?
Militer Israel belum mengeluarkan instruksi baru terkait keamanan Israel pasca serangan tersebut.
Zeina Khodr dari Al-Jazeera melaporkan dari Beirut bahwa pesan Israel adalah bahwa mereka dijanjikan untuk melakukan serangan Majdal Shams.
“Israel (mengatakan) tidak tertarik untuk berperang lebih jauh dengan Hizbullah daripada ini,” lapor Al Jazeera.
Meskipun Hizbullah telah berjanji untuk menanggapi setiap serangan Israel, pembalasan mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Menanggapi pertanyaan tentang serangan hari Selasa, sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Amerika Serikat tidak percaya perang antara Hizbullah dan Israel tidak bisa dihindari.
Presiden AS Joe Biden yakin hal ini bisa dihindari melalui proses politik, tambahnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)