TribuneNews.com – Densus 88 Antiterorisme polisi merilis beberapa informasi baru tentang gambar terduga teroris remaja HOK (19) yang ditangkap di Batu, Jawa Timur.
HOK ditangkap pada Rabu (31/7/2024) saat hendak membuang bahan kimia yang digunakan untuk merakit bom tersebut.
Maklum, dia masih berstatus pelajar. Bergabunglah dengan ISIS
Kepala Divisi Perencanaan dan Tata Usaha (Kabag Renmin) Densus 88 AT Kombes Aswin Siregar mengatakan HoK yang masih berstatus pelajar mengucapkan baiat menjadi anggota ISIS secara online melalui aplikasi media sosial.
HOK kemudian berjanji setia langsung sebagai simpatisan ISIS.
Bayat dilakukan secara online oleh yang bersangkutan menggunakan aplikasi media sosial. Ikrar setia kepada pemimpin Islam ISIS, kata Aswin.
Usai bersumpah setia kepada ISIS, tercetus niat HOK untuk melakukan aksi bom bunuh diri di kawasan Malang. Belajar dari Internet
Aswin mengatakan, HOK belajar cara memasang bom dari internet.
Beberapa bahan kimia pembuat bom juga telah disita sebagai barang bukti.
“Yang diperiksa mengetahui cara membuat atau memasang bom tersebut dari internet. Ada website tertentu yang diakses oleh pihak terkait dan melalui media sosial,” kata Aswin, Minggu (4/8/2024).
Selain itu, HOK bermaksud menggunakan tabungannya untuk membeli bahan kimia untuk menanam bom.
Menurut Aswin, uang yang digunakan untuk melakukan kekerasan terhadap HO berasal dari uang saku pemberian orang tuanya.
“Biaya atau dana untuk membeli bahan peledak tersebut berasal dari tabungannya sendiri,” kata Aswin.
“Uang saku, menurut pernyataan itu, diberikan oleh orang tua yang bersangkutan.”
HOK memesan bahan kimia tersebut secara online dan mengirimkannya ke alamat rumah yang diberikan orang tuanya di Villa Sariah Bunga Tanjung RT 1 RW 8, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Orang tua tahu HOK memasang bom
Ashwin mengatakan HOK mengubur bom di rumah orang tuanya.
Bahkan, kedua orang tua HOK dikabarkan mengetahui rencana anaknya melakukan kekerasan.
“Sesuai pengakuannya yang kami selidiki, memesan, kemudian memproduksi, memesan menggunakan alamat rumah, kemudian memproduksi di rumah, dan mengetahui orang tua atau anggota keluarga yang terlibat,” kata Aswin.
Karena itu, tim pun mendatangkan kedua orang tua HOK untuk dimintai keterangan.
Namun hingga saat ini orang tua HOK belum menjadi tersangka. Orang tua dan saudara kandung HOK juga ditangkap
Densus 88 membantu melindungi ayah, ibu dan saudara kandung HOK anti teroris.
Ayah HOK berinisial M ditangkap Densus 88 di Stasiun Solo Balapan saat menaiki KA Gajaina jurusan Malang menuju Jakarta.
Keluarga HOK dikabarkan berasal dari Jakarta dan baru 1,5 tahun menyewa komplek perumahan di kawasan Malang Batu.
“Tentunya kami di sini meminta kepada bapak ibu atau anggota keluarga yang mengetahui hal-hal seperti itu untuk segera dihentikan atau kami sangat terbuka menerima laporan. Kalau ada keadaan darurat, kami sampaikan,” jelasnya. .
(Tribunnews.com/Jayanti Tri Utami/Adi Suhendi/Abdi Ryanda Shakti)