43 Sandera Israel di Tangan Hamas Diperkirakan Tewas Tanpa Jejak, 80 Lainnya Masih Hidup

TRIBUNNEWS.COM – Diperkirakan 43 sandera Israel yang diculik Hamas pada 7 Oktober 2024 tidak ditemukan jejaknya di Gaza. Selain itu, 80 sandera Israel lainnya tinggal di bawah kekuasaan Hamas di Gaza.

Data jumlah sandera Israel yang meninggal dan masih hidup merupakan perkiraan resmi pemerintah Israel yang dirilis pada Selasa, 4 Juni 2024.

Sehari yang lalu, 4 sandera lagi ditambahkan ke daftar korban tewas. Keempatnya adalah Chaim Perry, Yoram Metzger, Amiram Cooper dan Nadu Popel.

Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mereka dilaporkan dibunuh “beberapa bulan lalu” di kota Khan Yunis di Gaza selatan.

Daniel Hagari, juru bicara IDF, mengakui bahwa empat sandera tewas saat tentara negara tersebut melakukan operasi di kota tersebut.

“Kami menyelidiki secara menyeluruh penyebab kematian mereka dan menyelidiki semua kemungkinan. Kami akan segera menyampaikan hasilnya, pertama kepada keluarga mereka, dan kemudian kepada masyarakat.”

“Kami akan menyampaikannya secara transparan, seperti yang telah kami lakukan terhadap semua orang,” katanya mengenai empat pria yang sebelumnya muncul dalam video penyanderaan yang dirilis oleh Hamas.

Setidaknya satu dari mereka, Popalil, meninggal karena luka-luka yang dideritanya selama serangan udara Israel di Gaza, menurut kelompok militan Palestina.

Namun, pejabat pemerintah Israel, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan kepada media bahwa kemungkinan besar 80 orang tersebut masih hidup dan masih banyak lagi sandera yang terbunuh.

Hamas sendiri membebaskan lebih dari 100 sandera Israel pasca serangan 7 Oktober 2023. Operasi militer Israel hanya berhasil membebaskan beberapa tahanan.

Sebagian besar tahanan dibebaskan pada November 2023 dalam pertukaran tahanan dengan Hamas dalam gencatan senjata selama seminggu. Dua warga Israel Maya dan Itai Regio (kanan) tiba di rumah keluarganya di Herzliya, Tel Aviv, pada 4 Desember 2023, tak lama setelah mereka dibebaskan oleh Hamas. (OREN ZIV/AFP)

Mengamankan pembebasan semua sandera yang disandera oleh Hamas selama serangan awal terhadap Israel selatan pada tanggal 7 Oktober adalah tujuan utama perang melawan Hamas yang dilancarkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sepanjang konflik yang berlangsung hampir delapan bulan ini, para pengkritik Netanyahu secara konsisten mengkritik kegagalan mengevakuasi para sandera dari Gaza, dan keluarga warga Israel yang diculik berulang kali mengadakan protes publik menuntut tindakan pemerintah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *