40.000 Perusahaan Israel Tutup Sejak Oktober, Jumlah akan Meningkat Jadi 60.000 Pada Akhir Tahun

40.000 perusahaan Israel telah tutup sejak bulan Oktober, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 60.000 pada akhir tahun ini.

TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari 40.000 perusahaan Israel tutup sejak Oktober

Sekitar 40.000 perusahaan Israel telah menutup usahanya sejak Oktober, di tengah ekspektasi bahwa jumlah tersebut akan meningkat menjadi 60.000 pada akhir tahun ini, surat kabar Israel Maariv melaporkan kemarin.

Surat kabar Israel mengutip data dari CEO perusahaan intelijen bisnis CofaceBDI, Yoel Amir, yang mengatakan: “Angka yang sangat tinggi ini mencakup banyak sektor.”

Mayoritas, 77 persen, adalah usaha kecil yang berisiko.

Dia mencontohkan, sektor yang paling terdampak adalah konstruksi dan industri terkait seperti keramik, AC, alumunium, dan bahan bangunan.

Sementara itu perdagangan, termasuk fesyen, furnitur dan peralatan rumah tangga, juga terkena dampaknya, begitu pula sektor jasa, termasuk kafe, layanan rekreasi dan hiburan, serta transportasi.

Pariwisata sangat terpengaruh oleh perang dengan hampir tidak adanya pariwisata asing, dan kemunduran negara.

“Kerusakan di zona perang sangat parah, namun kerugian dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang terkena dampaknya,” kata Amir.

Ia menekankan bahwa “kerusakan yang terjadi pada semua aspek perekonomian Israel sangat besar,”

Dan menjelaskan bahwa “pada akhirnya, ketika perusahaan menutup usahanya dan tidak dapat membayar utangnya, terdapat kerugian kecil bagi pelanggan, pemasok, dan perusahaan yang menjadi bagian dari sistem operasinya.”

“Selain penutupan perusahaan, terjadi penurunan signifikan aktivitas bisnis di berbagai sektor sejak perang dimulai,” tambahnya.

Amir membenarkan, dalam jajak pendapat baru-baru ini, bahwa sekitar 56 persen manajer perusahaan komersial di Israel mengatakan ada penurunan signifikan dalam aktivitas mereka sejak awal perang.

“Kami memperkirakan pada akhir tahun 2024, diperkirakan 60.000 perusahaan akan ditutup di Israel. Sebagai perbandingan, pada tahun 2020, tahun krisis Corona, sekitar 74.000 perusahaan tutup. “

Dia menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan Israel menghadapi “tantangan yang sangat serius yang mewakili kurangnya tenaga kerja, penurunan penjualan, tingginya bunga dan biaya pembiayaan yang tinggi, masalah dengan transportasi dan peralatan, kurangnya bahan mentah dan tidak tersedianya lahan pertanian dalam perang. dan kurangnya pelanggan yang terlibat, kesulitan bepergian, dan biaya pembelian yang tinggi.”

SUMBER: PEMERIKSAAN TIMUR UTARA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *