4 Soal Studi Kasus PPG Daljab 2024 Sebanyak 500 Kata untuk SMP sebagai Referensi

TRIBUNNEWS.COM – Berikut 4 contoh studi kasus Pelatihan Guru Kejuruan (PPG) Jabatan (Daljab) 2024 dengan total 500 kata untuk jenjang sekolah menengah.

Sampel studi kasus Daljab PPG 2024 ditujukan bagi guru yang akan mengikuti Uji Kualifikasi Peserta Pelatihan Profesi Guru (UKPPPG).

Dalam UKPPG, guru diminta membuat esai maksimal 500 kata berdasarkan pengalaman nyata dengan menggunakan 4 soal,

Sebagai seorang guru pasti menghadapi kesulitan dalam belajar. Tuliskan pengalaman aktual (nyata) Anda maksimal 500 kata, berkaitan dengan: Permasalahan apa yang Anda hadapi? Bagaimana Anda mencoba menyelesaikannya? Apa hasil dari usaha Anda? Pengalaman berharga apa yang dapat Anda peroleh dengan memecahkan masalah ini?

Diperlukan 500 kata dalam studi kasus PPG untuk menjawab pertanyaan secara lengkap. 

Guru dapat menggunakan contoh berikut sebagai referensi untuk membuat studi kasus PPG Daljab 2024. Studi Kasus PPG Daljab 2024 dalam 500 kata untuk Sekolah Menengah

1. MASALAH YANG SAYA HADAPI 

Masalah ini muncul ketika saya sedang mengajar matematika di kelas VIII. Beberapa siswa dengan kemampuan akademik tinggi merasa kewalahan karena materi yang saya sampaikan terlalu mudah bagi mereka, sedangkan siswa yang lebih lambat merasa tertinggal dan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran. Situasi ini menciptakan kesenjangan di dalam kelas, dimana siswa yang lebih cepat menjadi kurang termotivasi, sedangkan siswa yang lebih lambat menjadi stres dan frustasi karena tertinggal.

2. POGS yang SAYA LAKUKAN

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, saya mulai menerapkan metode pembelajaran yang lebih komprehensif dan berbeda. Saya membagi kelas menjadi beberapa kelompok berdasarkan kemampuan mereka dalam memahami materi. 

Setiap kelompok diberikan tugas dan kegiatan sesuai dengan tingkat pemahamannya. Siswa dengan kemampuan lebih tinggi diberikan tugas yang lebih sulit, sedangkan saya fokus pada siswa yang lebih lambat dengan penjelasan dan latihan yang lebih mendalam.

Selain itu, saya juga memperkenalkan pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana siswa yang lebih cepat membantu teman-temannya yang lebih lambat. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang kolaboratif dan mendukung, di mana semua siswa merasa dihargai dan termotivasi.

3. HASIL UPAYA SAYA

Setelah beberapa minggu menggunakan metode ini, saya melihat peningkatan yang signifikan. Siswa dengan kemampuan akademik yang lebih tinggi termotivasi karena ditantang dengan tugas-tugas yang lebih menantang. Siswa yang sebelumnya tertinggal mulai menunjukkan peningkatan pemahaman konsep dasar matematika. 

Kelas menjadi lebih dinamis, dan suasana pembelajaran menjadi lebih positif dan produktif. Saya juga melihat peningkatan dalam hubungan antar siswa. Siswa yang lebih cepat menjadi mentor bagi teman-temannya yang lebih lambat, dan ini memperkuat ikatan sosial di dalam kelas. Siswa tidak lagi merasa terbebani atau tertinggal, karena setiap siswa fokus dan tertantang sesuai dengan kemampuannya.

4. PENGALAMAN MEMORI

Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya pembelajaran yang berbeda. Setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda, dan fleksibilitas dalam metode pengajaran sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhannya. 

Tingginya tingkat keberhasilan membuktikan bahwa setiap siswa dapat berkembang dengan pendekatan yang tepat. Pembelajaran kooperatif juga mempererat hubungan antar siswa, menyediakan lingkungan yang saling mendukung.

Dengan pembelajaran yang lebih inklusif, saya melihat bagaimana pendekatan yang tepat dapat meningkatkan motivasi, pemahaman, dan kinerja siswa secara signifikan. Studi Kasus PPG Daljab 2024 500 Kata untuk Sekolah Menengah

1. MASALAH YANG SAYA HADAPI 

Pada tahun 2023, saya mengajar matematika di kelas VIII dengan 35 siswa yang mempunyai kemampuan yang sangat berbeda-beda. Berdasarkan evaluasi awal, hanya 40 persen siswa (14 siswa) yang mampu mencapai nilai 75 pada Kriteria Ketuntasan Minimal (MCC), sedangkan 60 persen lainnya (21 siswa) berada di bawah KKM. 

Tantangan terbesarnya adalah menyeimbangkan kebutuhan siswa yang berbeda. Ketika saya mempercepat penyampaian materi, anak slow learner akan tertinggal. Di sisi lain, jika saya memperlambat langkahnya, kesulitan siswa yang cepat belajar akan berkurang. Situasi ini menciptakan suasana kelas yang tidak produktif.

2. POGS yang SAYA LAKUKAN

Saya memutuskan untuk menerapkan pembelajaran yang berbeda dengan membagi siswa menjadi tiga kelompok: kelompok belajar cepat (14 siswa) diberi soal tingkat lebih sulit dan tugas proyek. Kelompok perantara (10 siswa) mendapat latihan yang lebih terstruktur dengan diskusi kelompok kecil. Kelompok yang tersisa (11 siswa) menerima bimbingan pribadi, alat bantu visual dan pertanyaan-pertanyaan yang lebih mendasar.

Saya juga menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana siswa lebih cepat membantu teman sebayanya. Hal ini menciptakan lingkungan belajar kolaboratif yang mendukung semua siswa.

3. HASIL UPAYA SAYA

Setelah satu semester terjadi peningkatan yang signifikan. Jumlah siswa yang mendapat nilai KKM meningkat dari 40 persen menjadi 75 persen (26 siswa). Kelompok tengah menunjukkan peningkatan paling besar, dengan 8 dari 10 siswa tuntas dalam KKM. Dari kelompok kurang mampu, 5 dari 11 siswa memperoleh nilai minimal 70, yang sebelumnya sulit dicapai. 

Suasana kelas menjadi lebih aktif, rasa percaya diri siswa meningkat. Saya juga melihat peningkatan dalam hubungan antar siswa. Siswa yang lebih cepat menjadi mentor bagi teman-temannya yang lebih lambat, dan ini memperkuat ikatan sosial di dalam kelas. Siswa tidak lagi merasa terbebani atau tertinggal, karena setiap siswa fokus dan tertantang sesuai dengan kemampuannya.

4. PENGALAMAN MEMORI

Dari pengalaman ini saya belajar pentingnya fleksibilitas dan keragaman dalam mengajar. Tidak semua siswa belajar dengan cara yang sama, dan sebagai guru saya harus bisa mengubah metode pembelajaran agar semua siswa dapat mencapai potensi terbaiknya. 

Saya juga belajar bahwa menciptakan lingkungan kolaboratif dapat membantu mengatasi kesenjangan dalam kemampuan belajar. Ini bukan hanya tentang mengajarkan materi, namun juga tentang membangun hubungan yang mendukung di kelas, di mana setiap siswa merasa didukung dan dihargai.

Pengalaman ini telah mengubah cara saya mengajar, dan saya sekarang lebih peka terhadap kebutuhan individu siswa saya, untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil. Studi Kasus PPG Daljab 2024 500 Kata untuk Sekolah Menengah

1. Masalah yang saya hadapi sebagai seorang guru

Saya pernah mengalami kesulitan menerapkan pembelajaran yang berbeda di kelas bawah. Salah satu permasalahan utamanya adalah adanya perbedaan kemampuan yang signifikan antar siswa. 

Ada siswa yang memahami materi dengan sangat cepat, ada pula yang memerlukan waktu lebih lama dan bimbingan yang lebih intensif. Selain itu, masih ada siswa yang pasif dan tidak mau berbicara atau kurang berpartisipasi dalam diskusi kelas sehingga membuat saya kesulitan mencari pemikiran dan idenya.

2. Upaya saya untuk mengatasinya: 

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, saya melakukan beberapa upaya sebagai berikut: Identifikasi kebutuhan siswa

Saya melakukan penilaian awal untuk mengidentifikasi kemampuan dan kebutuhan setiap individu. Ini membantu saya memahami siapa yang membutuhkan bantuan lebih intensif dan siapa yang mungkin mempunyai masalah tambahan. Konseling individu

Saya menawarkan bantuan pribadi kepada siswa yang cenderung pasif dan tidak mau bicara. Saya menggunakan pertanyaan pemicu untuk membantu mereka mengembangkan cerita atau mengkomunikasikan ide. Misalnya, saya bertanya tentang pengalaman menarik mereka dan bagaimana perasaan mereka saat itu. Perbedaan antara konten dan proses

Saya membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkat pemahamannya. Siswa yang membutuhkan bimbingan diberikan materi dasar dan bantuan yang lebih intensif, sedangkan siswa yang lebih berbakat diberikan tugas mandiri yang lebih menantang. Siswa yang baik diberi tugas lain untuk dipelajari pada hari itu seperti membuat gambar dengan pengalaman menarik. Gunakan Media Pembelajaran

Saya menggunakan berbagai media pembelajaran seperti gambar, video, dan alat peraga sederhana untuk menarik minat siswa dan memudahkan mereka memahami materi. Misalnya, saya meminta siswa menggambar pengalaman menarik mereka sebelum menjelaskannya secara lisan.

3. Hasil usaha saya

Hasil dari upaya tersebut sangat memuaskan, siswa yang tadinya pasif mulai meningkatkan partisipasi dan keberanian berbicara. Mereka lebih percaya diri dalam mengungkapkan pikiran dan gagasannya. 

Siswa yang membutuhkan bimbingan juga menunjukkan pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, siswa yang sudah berbakat merasa lebih tertantang dan termotivasi dengan tugas-tugas lain yang diberikan.

4. Pengalaman terbaik yang bisa saya pelajari

Pengalaman berharga yang dapat saya peroleh dengan menyelesaikan permasalahan ini adalah pentingnya memahami kebutuhan individu setiap siswa dan memberikan bantuan yang tepat dalam setiap proses pembelajaran, guna menarik minat dan kemampuan siswa. Studi Kasus PPG Daljab 2024 500 Kata untuk Sekolah Menengah

1. Masalah apa yang saya hadapi?

Permasalahan yang sering saya temui di kelas pada saat kegiatan belajar mengajar adalah siswa tidak puas dengan pembelajaran yang saya lakukan. Karena tidak semua siswa memahami materi yang saya bahas. 

Hanya sebagian siswa yang mengikuti pembelajaran dengan baik dan memahami apa yang saya sampaikan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sementara itu, sebagian siswa terlihat kesulitan memahami dan tidak aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga mereka juga kesulitan mencapai tujuan pembelajaran.

2. Upaya solusi saya:

Untuk mengatasi masalah yang saya hadapi, saya mulai mencari di Internet bagaimana mewujudkan pembelajaran di kelas yang terdiri dari siswa dengan latar belakang kemampuan kognitif yang berbeda-beda. 

Akhirnya saya menemukan Pembelajaran Diferensial. Nanti saya juga membaca pembelajaran diferensiasi di PMM, cara membuat modul pembelajaran diferensiasi, dan mencari contoh modul pembelajaran diferensiasi.

Sebelum memperkenalkan pembelajaran berdiferensiasi ke dalam kelas, terlebih dahulu saya melakukan diagnosis awal untuk mengetahui kemampuan siswa, profil pembelajaran, dan kesiapan siswa dalam belajar. 

Setelah menjalankan tes diagnostik, saya menyusun modul pengajaran berdasarkan hasil tes diagnostik. Dalam pembelajaran saya membedakan isi, proses dan produk. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar seluruh siswa dengan profil dan kesiapan belajar yang berbeda-beda. 

Dalam mendiversifikasi isi dan proses, saya mengemas materi dan menyampaikan materi dalam berbagai format seperti teks presentasi dan materi audio visual. Dalam keberagaman produk tersebut, siswa bebas memilih bentuk tugas apa yang akan dikerjakannya, bisa berupa rekaman audio, video atau lainnya.

Pada pembelajaran kali ini saya juga membuat materi semenarik mungkin dengan bantuan Canva dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Selain itu, saya juga memasukkan pembelajaran sosial emosional ke dalam pengajaran yang saya lakukan. Yaitu dengan melatih mindfulness sebelum pembelajaran dimulai dan pembuatan es krim yang dapat menghilangkan rasa bosan siswa saat belajar sehingga dapat fokus belajar kembali.

3. Hasil usaha saya:

Hasil pembelajaran yang saya lakukan cukup memuaskan. Saya melihat perubahan signifikan pada siswa. Seluruh siswa tampak lebih antusias mengikuti pembelajaran dan aktif dalam kelompok maupun individu. 

Mereka tampak senang berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kesadaran dan pemecah kebekuan dan sangat senang untuk belajar. Mereka juga memahami materi dengan baik karena pembelajaran dikemas sesuai dengan profil belajar dan kesiapan belajarnya sehingga pembelajaran tersebut dapat memenuhi kebutuhan belajarnya. 

Hal ini terlihat jelas ketika mereka mampu bekerja dengan baik di LKPD sesuai minat dan kemampuannya. Ada siswa yang membuat rekaman audio note, video, dan ada pula yang tampil langsung di depan kelas. Mereka mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, yaitu memperkenalkan diri dalam bahasa Inggris.

4. Pengalaman berharga yang dapat saya pelajari:

Dari pengalaman memecahkan masalah pembelajaran ini, saya dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana seorang guru dapat merancang pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda. 

Pembelajaran berdiferensiasi menjadi solusi yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yang terdiri dari kemampuan kognitif, profil pembelajaran, dan kesiapan belajar yang berbeda-beda.

*) Disclaimer: Contoh studi kasus PPG 500 kata untuk tingkat sekolah menengah pada artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengambil PPG Daljab di UKPPPG 2024.

(Tribunnews.com/Sri Juliati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *