TRIBUNNEWS.COM – Polres Metro Jakarta Selatan resmi menutup kasus kematian Brigjen Ridhal Ali Tomi (RAT) karena tidak ditemukan unsur pidana.
Meski kasusnya resmi ditutup, meninggalnya Brigjen RAT masih menyisakan banyak tanda tanya.
Selain itu, ada kemungkinan kasus ini akan dibuka kembali.
Peluang itu muncul setelah Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melontarkan pernyataan.
Ia mengatakan, akan diadakan pertemuan untuk membahas masalah lain dalam kasus ini jika diperlukan.
“Saya memikirkan kasus utamanya, kita harus menjawabnya dulu. Soal tambahan tentu akan dibahas untuk menentukan perlu atau tidaknya,” kata Kapolri di GBK, Jakarta, Rabu (5/1/2024).
Diketahui, hingga kini motif tewasnya Brigjen RAT masih menjadi misteri.
Mantan Brigjen RAT ditemukan tewas di Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, Kamis (25 April 2024).
Diduga dia meninggal karena bunuh diri. Jenazahnya ditemukan di dalam mobil Alphard dengan luka tembak di bagian kepala. Alasan untuk tinggal di Jakarta
Polisi dan istri RAT Brigadir Novita Husain punya keterangan berbeda soal alasan korban berada di Jakarta.
Brigjen RAT diketahui merupakan anggota Satlantas Polres Manado.
Keberadaan Brigadir RAT di Jakarta, tempat ia meninggal, juga dipertanyakan.
Sang istri mengatakan, suaminya berada di Jakarta untuk tugas Pengendalian Operasional (BKO).
Menurutnya, suaminya sudah bertugas di BKO sejak tahun 2022 di Jakarta.
“Dia BKO, mulai 2022,” ujarnya di Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu (27 April 2024).
Brigadir RAT disebut dibawa ke Jakarta oleh seorang polisi wanita yang enggan diungkapkan identitasnya.
“Katanya dia berangkat ke Jakarta untuk bekerja sebagai pembantu. Saya tahu bosnya adalah seorang polwan yang membawanya ke Jakarta,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Humas Polda Manado Ipda Agus Haryono menyatakan Brigadir RAT ingin mengunjungi kerabatnya di Jakarta.
Untuk itu, Brigadir RAT pun keluar dari dinas kepolisian.
“Yang bersangkutan meminta izin untuk mengunjungi kerabatnya di Tegal Parang, kawasan Mampang Prapatan. Makanya dia dicuti,” kata Agus, Minggu (28 April 2024).
Agus mengatakan, Brigjen SV sudah meminta cuti sejak Maret tahun lalu. 2 tahun menjadi asisten, bos tidak tahu
Brigjen Ridhal Ali Tomi disebut-sebut merupakan asisten atau sopir seorang pengusaha pertambangan yang berdomisili di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Namun pengangkatan Brigjen RAT tidak diketahui pimpinannya.
Kabid Humas Polda Sulut Kompol Michael Irwan Thamsil menjelaskan Brigjen RAT menjadi asisten pemilik tambang tersebut sejak 2021.
“Sejak akhir tahun 2021, beliau bekerja sebagai asisten seorang pengusaha di Jakarta,” kata Thamsil.
Meski sudah 2 tahun bekerja ekstra, namun atasan Brigadir RAT Satlantas Polres Manado tidak mengetahuinya.
Komisaris Polisi Michael Irwan Thamsil mengatakan: “Orang yang terlibat tidak diberi wewenang dan tidak diakui oleh pimpinannya atau Kasatker.” Pemilik rumah membantah Brigjen RAT adalah pengawal pribadinya Indra Pratama, pemilik rumah di Jalan Mampang Prapatan IV No. 20, Jakarta Selatan, tempat tewasnya Brigjen Ridhal Ali Tomi alias RAT, diduga bunuh diri, kata, Sabtu (27 April 2024). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)
Pemilik rumah Indra Pratama mengaku tidak menunjuk Brigadir RAT sebagai asistennya.
Tidak ada misi, kata Indra kepada wartawan, Sabtu (27 April 2024). Tidak ada pendamping.”
Indra Pratama mengaku mengenal korban saat datang ke Manado untuk bekerja.
“(Saya bertemu) pas ke Manado. Iya, masalah pekerjaan. Saya lupa tahunnya. Itu masalahnya,” ujarnya. Plat dinas DPR
Meninggalnya Brigjen RAT di rumah pengusaha di Mampang, Jakarta Selatan, semakin menambah pertanyaan soal plat nomor DPR RI yang digunakan pada mobil Toyota Alphard yang digunakan korban.
Namun DPR RI langsung membantahnya.
Majelis Kehormatan (MKD) DPR RI memastikan pelat nomor resmi Toyota Alphard yang digunakan Brigadir RAT untuk bunuh diri adalah palsu.
Ketua Dewan Kehormatan DPR RI (MKD), Nazaruddin Dek Gam membenarkan plat nomor resmi Toyota Alphard yang digunakan Brigadir RAT saat bunuh diri adalah palsu.
Ia juga menegaskan, mobil yang digunakan Brigadir RAT bukanlah mobil DPR meski berpelat dinas DPR.
“Ini bukan mobil DPR, mereka menggunakan pelat nomor palsu. Di DPR tidak ada pelat seperti itu,” kata Nazzarudin saat dikonfirmasi, Minggu (28 April 2024). Rekaman CCTV menangkap Brigjen Ridhal Ali Tomi alias RAT, anggota Polres Manado yang tewas bunuh diri di dalam mobil di halaman kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan (Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti)
Menurut dia, pelat nomor tersebut palsu karena tidak ada kendaraan resmi DPR yang menggunakan nomor pelat 25.
Ia juga menjelaskan, nomor 25 yang tertera pada pelat nomor Alphard yang digunakan Brigadir RAT juga tidak terdaftar sebagai kendaraan dinas DPR.
“Di DPR ada anggota dan pimpinannya,” ujarnya. Angka 25 tidak mempunyai 25 pemimpin.
Oleh karena itu, Nazaruddin bermaksud agar pihak berwenang menindaklanjuti persoalan pelat nomor palsu tersebut.
Jadi jelas itu palsu dan kami akan segera melaporkan barang palsu itu ke polisi, tutupnya.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Muhammad Zulfikar/Adi Suhendi)