Laporan jurnalis Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak empat kapal perang dan satu kapal selam TNI Angkatan Laut mengikuti Latihan Perang Maritim Gabungan (Latolasgab) 2024 di perairan Bali pada tanggal 8 hingga 9.
Keempat kapal perang tersebut adalah KRI Halasan-630, KRI Kapak-625, KRI Yos Sudarso-373, dan KRI Sultan Hasanuddin-366.
Sedangkan salah satu kapal selamnya adalah Kri Alugoro-405.
Senjata khusus yang ditembakkan adalah rudal Exocet MM40 Block 3, torpedo Black Shark, rudal C-802, dan torpedo A244S.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali yang langsung berada di kapal Komando KRI Dr. Soeharso – 990 saat pelatihan mengatakan penembakan khusus telah dilakukan dengan sukses dan sukses.
Ali mengatakan di atas kapal markas dalam keterangan resmi Indonesia: “Sebagai Panglima TNI Angkatan Laut, saya ucapkan ‘Bravo Zulu’ (Ed: Bagus sekali) kepada seluruh prajurit Jalasena yang ikut berperang. Dinas Penerangan Angkatan Laut Kamis (5 Mei). ) September 2024).
Lanjutnya: “Semoga Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu Wattaala, selalu melindungi langkah pengabdian kita kepada TNI, TNI AL, bangsa dan negara, dan tentunya terus mengibarkan bendera tugas”.
Objek sasaran tembakan rudal berjarak 35 NM dari elemen penembakan.
Rudal menyerang sasaran secara bersamaan dari berbagai arah.
Target tersebut pun berhasil diakomodir.
Hingga tahun 2024, TNI Angkatan Laut telah mengerahkan puluhan kapal perang.
Mereka terbagi menjadi Komponen Misi Penembak KRI, Komponen Misi Pengamanan KRI, Komponen Misi Peperangan Elektronik (Pernika) KRI.
Selain itu, TNI Angkatan Laut juga mengerahkan satuan tugas pendukung, pesawat terbang, dan helikopter.
Lebih dari 2 ribu prajurit TNI Angkatan Laut ikut serta dalam latihan tersebut.
Beberapa drone dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut Indonesia juga mengikuti skenario pelatihan tersebut.
TNI Angkatan Laut menyatakan, latihan tersebut diselenggarakan sebagai bentuk latihan, sekaligus sarana mengukur kemampuan Alutsista dan prajurit TNI Angkatan Laut untuk mewujudkan kesiapan operasional di masa depan, kedaulatan maritim, hingga melindungi Indonesia.