TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Prabowo-Jibran pada Rabu (24/4/2024) dicalonkan PUU Indonesia sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024.
Publik menantikan terbentuknya kabinet Prabowo-Jibran, setelahnya siapa yang akan menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
Berikut Tribunnews.com rangkum 4 tokoh kabinet Prabowo-Jibran yang berpeluang jadi Menteri Dalam Negeri. 1. Petunjuk Sufi Ahmad
Sufi Dasko Ahmed, Ketua Harian Partai Garindra, santer diberitakan menjabat Menteri Dalam Negeri di kabinet Prabowo-Jibran.
Nama Dasco terpampang di poster kabinet Prabowo-Jibran yang beredar di media sosial beberapa waktu lalu.
Dalam poster tersebut, Dasco dihadirkan sebagai calon Menteri Dalam Negeri.
Sufi Dasco Ahmed saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRI (2024-2019), menggantikan Fadli Zon.
Sebelumnya, ia menjabat kursi Komisi III DPR RI periode 2014-2019.
Nama lengkapnya adalah Prof. dr. R. Sufi Dasco Ahmed, SH, MH.
Ia lahir pada tanggal 7 Oktober 1967 di Bandung, Jawa Barat.
Karir politiknya bermula dari kedekatannya dengan Wakil Ketua Partai Gerendra Zona Fadli.
Sejak 2008, Sufi Dasco menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Garindra.
Pada tahun 2008 hingga 2014, ia juga menjabat Ketua Organisasi dan Keanggotaan DPP Partai Garindra.
Pada tanggal 30 Oktober 2014, Sufi Dasco terpilih menjadi Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan (MKD).
Pada periode 2014-2019, Sufi Dasco Ahmed duduk di Komisi III yang membidangi Hukum, Keamanan, dan Hak Asasi Manusia. 2. Ahmed Bult Kaniya
Ahmed Doli Kaniya juga diperkirakan akan menjadi Menteri Dalam Negeri di kabinet Prabowo-Jibran.
Saat ini Dolly menjabat sebagai Ketua Komisi II DPR bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri.
Tak sulit bagi Dolly jika nantinya menjabat Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Prabowo-Jabran karena ia sudah paham dengan tugas-tugas Menteri Dalam Negeri.
Ahmad Doli Kanya Tanjung lahir pada tanggal 26 Juli 1971 di Bandar Lampang.
Putranya Hj. Noorhafni Tambun dan H. Zainuddin Tanjung.
Ayah Ahmad Doli Kurnia Tanjung, Zeinuddin Tanjung, merupakan tokoh Golkar dan HMI/KAHMI di Sumut.
Ketika ibunya, Hj. Nurhafni Tambunan berprofesi sebagai dosen, dikutip dari Partaigolkar.com.
Saat ini, Ahmad Doli Kurnia Tendjing 2019-2024 menjabat sebagai Wakil Presiden Koordinator Sukses Pemilu Golkar.
Selain itu, Ahmad Doli Kurnia Tanjung juga menjabat sebagai Ketua Komisi II DPR RI periode 2019-2024. 3.Tito Karnawi
Dalam poster proyek Menteri Prabowo-Jabran yang beredar di media sosial, tampak nama Tito Karnavian sebagai calon Menteri Dalam Negeri.
Tito saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.
Tito Karnavian merupakan mantan perwira Polri yang menorehkan banyak prestasi selama berkarier.
Sebelum menjabat Menteri Dalam Negeri, Tito menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapulari) pada 2016-2019.
Tito pernah menjabat Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada tahun 2016.
Tito tercatat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2015-2016. Sebelumnya pada tahun 2012-2014, Tito menjabat sebagai Kapolda Papua di Papua.
Pria kelahiran 26 Oktober 1964 ini menyelesaikan gelar master di bidang Ilmu Kepolisian dari University of Exeter, Inggris pada tahun 1993.
Beliau juga merupakan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta pada tahun 1996. Tito juga bersekolah di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara Selandia Baru, Auckland, Selandia Baru pada tahun 1998. 4. Tetaplah Arya
Di kabinet Prabowo-Jibran, politikus Partai Konstitusi Nasional (PAN) Bima Arya diperkirakan juga akan menjadi Menteri Dalam Negeri.
Bima Aria adalah mantan Wali Kota Bogor. Beliau menjabat Wali Kota Bogor selama 10 tahun.
Bima Aria lahir pada tanggal 17 Desember 1972 di Bogor, Jawa Barat.
Bima Arya merupakan salah satu dari tiga kakak kandung.
Bema Aria merupakan anak dari seorang polisi, Tony Sugiarto, yang berpangkat Kapten saat Bema lahir.
Ibu Bima Aria juga merupakan orang sukses di Bogor, namanya Melinda Socellarini.
Bima Aria menyelesaikan pendidikan dasar hingga SMA di Bogor, dimulai dari SDN Polri IV, kemudian SMPN 1, dan tamat dari SMAN I Bogor.
Pada tahun 1991, Bima lulus dari Aria School dan melanjutkan studi di Universitas Parahyangan Bandung pada Jurusan Hubungan Internasional.
Pada tahun 1996, Bema Aria melanjutkan studinya di Monash University, Melbourne, pada bidang Studi Pembangunan.
Sekembalinya dari Melbourne pada tahun 1998, Bima memulai karirnya sebagai staf pengajar di Departemen Hubungan Internasional di Inpar.
Pada awal tahun 2001, Bima Aria pindah ke Jakarta dan bekerja di Universitas Pramedina.
Setahun kemudian, Bima mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk menempuh program doktoral dan pada bulan Juni 2002, ia pindah ke Adelaide untuk memulai program doktoral di bidang ilmu politik.
Di dunia politik, Bima merupakan salah satu pendiri PAN pada tahun 1998.
Beliau pernah menjabat Sekretaris DPD PAN Bandung pada tahun 1998-2000.
Saat ini Bima Arya menjabat Ketua Bidang Kebijakan dan Komunikasi DPP PAN.