4 Gangguan Proses Syuting Film Vina di Cirebon: Diduga Diusik Geng Motor, Harddisk Disembunyikan

TRIBUNNEWS.COM – Sutradara Anggi Umbara mengungkap beberapa kendala atau gangguan selama syuting Wine: 7 hari lalu di Cirebon, Jawa Barat.

Melalui acara FYP Trans 7, Anggy Umbara terbuka pada Jumat (31/05/2025) tentang proses syuting di Cirebon hingga 22 hari.

Film yang baru tayang pada 8 Mei 2024 ini tengah menjadi pusat perhatian.

Selain membuka kembali luka lama atas pembunuhan Wina di Cirebon pada 2016, kasus tersebut kini mengungkap fakta baru.

Sebagai sutradara yang turun ke lapangan saat syuting, Angie Umbara membenarkan banyak gangguan saat syuting.

Termasuk kasus intimidasi dari orang yang mengaku polisi yang diduga dilecehkan geng motor saat syuting di Cirebon. Tribunnews rangkum beberapa pelanggaran dalam proses syuting film Vina di sini:

1. Pada hari kelima pembuatan film, orang-orang yang menyamar sebagai polisi berkunjung

Pada Sabtu (1/6/2024), dikutip YouTube Trans 7 Official, Angie Umbara mengatakan, proses syuting diganggu oleh oknum yang mengaku sebagai polisi.

Peristiwa itu terjadi pada November 2023, tepat pada hari kelima penembakan di Cirebon.

“Kami sedang merekam TKP di jembatan ketika polisi mendatangi kami dan meminta kami berhenti (syuting).”

“November 2023, hari kelima penembakan,” jelas pria berusia 43 tahun itu.

2. Naskah dan informasi mengenai produksi film hampir selalu diminta oleh perorangan

Pria yang juga sutradara film Siksa Kubur ini menjelaskan, oknum tersebut bahkan meminta informasi mengenai proses syuting yang dinilai sangat rahasia.

Termasuk mencari informasi mengenai naskah film dan nama aktor yang disinyalir menjadi rahasia produksi.

“Ada yang mengaku polisi tapi bajunya bukan polisi, cari naskah, cari data terkait syuting,”

“Kami bilang, ‘Kami tidak bisa memberi.’ Bahkan lembaga sensor film pun tidak berhak meminta naskahnya karena itu rahasia produksi,” lanjutnya.

3. Proses syuting diduga diganggu oleh geng motor

Selain itu, Engy Umbara mengatakan proses syuting di Cirebon juga diganggu oleh geng motor.

Suara mesin yang dinilai berisik membuat proses syuting tidak berjalan lancar.

Hingga saat itu, tim produksi tidak punya pilihan selain menggunakan teknik dubbing karena terhambat kebisingan.

“Beberapa hari di malam hari kami memang tidak bisa syuting karena suara mesinnya terkesan disengaja. Mungkin itu geng motor, tapi kami juga tidak tahu,”

“Akhirnya kita semua sinkron di luar Cirebon,” ujarnya. Poster VINA: 7 Days Ago berdasarkan kisah nyata pemerkosaan dan pembunuhan Vina di Cirebon pada tahun 2016 (Instagram/@deecompany_official)

4. Hard drive film mencoba menyembunyikan dirinya

Saat mereka didekati oleh orang yang mengaku sebagai petugas polisi, para kru menjadi ketakutan.

Khawatir dengan adu fisik, Angie meminta timnya menyediakan harddisk film tersebut.

Di pintu belakang, tim IT binaan Engi mencoba membawa harddisk tersebut ke Jakarta.

“Saya takut akan intimidasi fisik, saya meminta semua orang untuk menyingkir.”

“Orang IT yang memegang harddisk itu langsung membawanya ke Jakarta di belakang,” pungkas Angie. Film Vina: 7 hari lalu, saat diminta melepas layar, Angie Umbara menjawab dengan santai

Saat ditemui di lain waktu, Angie pun merespons saat diminta menghapus Vina dari layar.

Hal ini akibat Ikatan Pengacara Muslim Indonesia (ALMI) mengajukan pengaduan film Vina ke Bareskrim Polri.

Tak mau ambil pusing, mereka menjawab dengan santai. Anggy Umbara, Direktur Vin: 7 hari yang lalu (youtube)

“Yah, kalau bisa, jangan, filmnya hanya tersisa beberapa layar, jadi kamu tidak perlu bilang padaku kalau itu akan crash dengan sendirinya. Akan ada 2-3 film baru setiap minggunya, jawab Angie Umbara saat ditemui, Jumat (31/5/2024) di Kecamatan Tendean, Jakarta Selatan.

Tak berhenti sampai disitu, Angie juga siap memberikan penjelasan kepada polisi selaku sutradara film tersebut.

“Kalau nanti ditelepon pasti datang, saya tidak ada agenda dan niatnya baik, jadi buat apa takut,” kata Angie Umbara. 

Selain itu, Angie berhak menggarap film sebagai sutradara.

Hal ini memberinya keberanian untuk melapor ke polisi.

“Saya berhak bekerja untuk mengutarakan pendapat, kenapa saya takut digugat? Ya pasti buang-buang waktu saya dan orang lain,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Ayu/Fauzi Alamsyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *