4 Fakta Penganiayaan Wasit di Turnamen Kabupaten Semarang: Eks Timnas Indonesia Terancam Masuk Bui

TRIBUNNEWS.COM – Piala Bupati Kabupaten Semarang mendadak jadi perbincangan. Penyebabnya adalah pemukulan dan penganiayaan wasit yang melibatkan beberapa pemain aktif Ligue 1 dan mantan pemain internasional Indonesia.

Final Piala Bupati Kabupaten Semarang 2024 Piala Tarkam Bener Bersatu berhasil mengalahkan Putra Bakti FC Patemon, Semarang Ar Raffi FC vs Ampel Boyolali.

Laga di Stadion Pule Tugu Bener, Tengara, Kabupaten Semarang, Minggu (6/2/2024) dihadiri pemain aktif Liga 1 seperti Bagus Kahfi, Bagas Kafa, Bayu Pradana, dan Wahyu ‘Hulk’ Prasetyo.

Pertandingan ini sangat panas. Selain menampilkan gesekan antara pemain kubu PS Putra Bakti dan insiden PS Ar Rafi, ada juga penyerangan terhadap wasit yang sedang mengisi tugas.

Rangkuman dari berbagai sumber Ada fakta yang menunjukkan adanya pelanggaran yang dilakukan wasit pada pertandingan tarkam. Asprov pun mendapat ketertarikan dari PSSI. Mantan pemain internasional Indonesia Bayu Pradana mengalahkan wasit

Seperti dilansir akun Instagram @forumwasitindonesia, terjadi kericuhan dalam pertandingan tersebut. Semua bermula saat Bayu Pradana mendapat kartu merah.

Yang jelas, sang pemain tidak terima dan protes bahkan memukuli wasit.

@forumwasitindonesia menulis, “Awal kejadian, Bayu Pradana mendapat kartu merah dan tidak terima protes wasit sehingga memukul dan menendang wasit serta melukai pemain lainnya.”

Sekadar informasi, Bayu Pradana saat ini Barito Putera beberapa kali dipanggil memperkuat timnas Indonesia.

Rangkuman dari Transfermarkt Bayu Pradana memainkan 24 pertandingan bersama timnas Indonesia.

Terakhir kali Bayu Pradana memperkuat Indonesia adalah pada kualifikasi Piala Dunia 2022 di Asia. Misalnya saja 19 November 2019 melawan Malaysia. 2. Pencahayaan Kahfi bagus

Menurut wasit, korban pengeroyokan Bagus Kahfi tidak melakukan kekerasan apa pun. Ia dan kakaknya Bagas Kafa malah berusaha turun tangan.

“Setelah dikonfirmasi dan mengaku kepada Bagas Kaffa dan Bagus Kahfi, mereka tidak ikut melakukan pemukulan dan penganiayaan terhadap hakim,” tulisnya di Instagram @forumwasit Indonesia.

“Setelah dikonfirmasi dengan wasit, memang benar Bagus dan Bagas tidak saling bertemu dan terpisah di tengah kerumunan,” imbuhnya. 3. Diancam dengan hukuman penjara

Sementara itu, Presiden Asprov PSSI Jawa Tengah Yoyok Sukawi memberikan pernyataan tegas atas kejadian tersebut. Pihaknya tak segan-segan menendang wasit untuk mencegah para pemain terlibat kerusuhan.

Pemimpin PSIS Semarang telah memerintahkan Komite Disiplin Pusat PSSI Jawa mengusut dan mengusut kasus tersebut.

“Asprov akan memerintahkan Asprov Komdis untuk menyelidiki pertandingan tersebut, kami akan memanggil panitia turnamen, pemain terkait dan ofisial turnamen, dan kami akan menghukum semua pelaku yang teridentifikasi anarkis dan melakukan pelanggaran. Untuk permainan yang adil, Yoyok Sukawi mengutip situs resmi Asprov PSSI 4 yang mengatakan, “PSSI Jawa Tengah akan mengambil tindakan drastis untuk mencegah kejadian seperti itu terulang kembali. Sepak bola Jawa Tengah” citra Timnas Indonesia yang sedang berkembang

Bahkan, banyak pemain bertanda Timnas Indonesia yang turut serta dalam ajang tersebut, seperti Bagas Kaffa yang tampil di ajang final Piala Asia U23 2024.

Selain itu, Wahyu Prasetyo, bek PSIS Semarang, merupakan anggota timnas Indonesia. Shin Tae-yong juga mencantumkan namanya saat Garuda melawan Vietnam pada kualifikasi Piala Dunia 2026 Asia.

Secara tidak langsung, peristiwa pelanggaran wasit di Semarang mencoreng citra timnas Indonesia yang dikenal sejak rezim Shin Tae-yong berkembang pesat prestasinya.

(Tribunnews.com/Giri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *