TRIBUNNEWS.COM – Delegasi pengacara akan mengajukan tiga tuntutan hukum baru terhadap Israel di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Rabu (24/7/2024).
Jill Duffer, Abdel Majeed Marari, Issa Goltaslar dan Khaled Al-Shouli memimpin delegasi hukum.
Juru bicara juri mengatakan: “Keluhan pertama mengenai serangan (Israel) pada 8 Juni 2024 di kamp Nuseirat, yang berujung pada pembantaian 274 warga Palestina yang bertujuan untuk membebaskan empat tahanan. Orang-orang dalam serangan itu”. . Abdul Majeed Marari dalam keterangannya, Selasa (23/7/2024).
Keluhan kedua berkaitan dengan Dr. Adnan Al-Bersh, seorang ahli bedah ortopedi Palestina yang terkenal, ditangkap pada 14 November 2023, saat menjalankan tugas medis dan kemanusiaan di Rumah Sakit Al-Awda.
Adnan Al-Bersh tidak diadili dalam kerangka hukum ketika dia ditangkap dan pengaduan akan dikirim ke ICC mengenai masalah ini, atas nama saudaranya, yang diberi wewenang oleh tim hukum.
Itu adalah Dr. Muhammad Abu Salamiya, seorang dokter anak dan direktur Rumah Sakit Al-Shifa, ditangkap pada 15 November 2023 atas tuduhan palsu bahwa ia memiliki pangkalan militer di bawah perlindungan rumah sakit.
Pada saat penangkapannya, Dr. Muhammad Abu Salamiya menjadi sasaran langsung penyiksaan dan penganiayaan di dua penjara Israel, seperti dilansir televisi Alghad.
Israel tidak dapat mengkonfirmasi tuduhan terhadapnya, dan dia dibebaskan bersama 50 orang lainnya pada 1 Juli 2024.
Di sela-sela proses persidangan di markas ICC, tim pengacara akan mengadakan rapat kerja dengan Departemen Korban di ICC untuk mengatur pembelaan kolektif dan individu bagi sejumlah besar korban, termasuk 756 orang. Warga Palestina di Gaza telah terdaftar sejauh ini dan daftarnya terus bertambah.
Selain itu, Program Kesehatan Mental Komunitas Gaza (GCMHP) telah menerbitkan laporan awal yang rinci mengenai dampak perang terhadap kesehatan mental.
Laporan ini mengakui dampak buruk luka perang terhadap seluruh penduduk Jalur Gaza, dan bagian Korban akan membahas bagaimana ICC dapat menangani kasus-kasus kesehatan yang kompleks. Jumlah korban
Saat Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.090 orang dan 90.147 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7 Oktober 2023) hingga Selasa 7/2024) dan 1.147 kematian di wilayah Israel, seperti dilansir Agensi Anadolu.
Sebelumnya, Israel mulai mengebom Jalur Gaza setelah gerakan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7 Oktober 2023) melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan sekitar 120 sandera masih hidup atau mati dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, menurut laporan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Informasi lain terkait konflik Palestina-Israel