3 Bukti Pegi Diduga Ada di Bandung saat Kejadian Pembunuhan Vina, Status Facebook hingga Chat

Berita Tribun 

Peggy telah mengajukan pengaduan awal ke Pengadilan Negeri Bandung melalui pengacaranya. 

Dikutip dari laman SIPP PN Bandung, diajukan dengan nomor perkara 10/Pid.Pra/2024/PN Bandung.

Peggy melayangkan pengaduan ke Polda Jabar, Kapolri, Badan Reserse Kriminal Polda Jabar.

Penetapan pendahuluan diajukan tim kuasa hukum Peggy karena identitas tersangka kliennya dinilai tidak berdasar dan tidak berdasar.

Sidang dijadwalkan pada Senin, 24 Juni 2024 di Pengadilan Negeri Bandung. 

Kuasa hukum Peggy Setiawan, Tony RM, mengaku pihaknya siap menantang bukti-bukti yang diajukan penyidik. 

Tony yakin kliennya tidak bersalah atas pembunuhan Veena dan Eki.

“Kami periksa ke penyidik, apa buktinya,” kata Tony dalam program Kompas Petang di Compass TV, Senin. “Tapi bukannya memohon, kenapa kita interogasi dia karena klien kita tidak bersalah dan tidak terlibat.” 17/6/2024).

Berikut beberapa bukti yang diungkap Peggy membantah terlibat kasus pembunuhan Veena yang dirangkum Tribunnews.com: 1. Jejak Digital di Facebook 

Sugianati Irani, salah satu pengacara tersangka kasus pembunuhan Veena Cirebon, Peggy Setiawan, mengungkap jejak digital kliennya pada tahun 2016. 

Cetakan digital ini diposting oleh Peggy di halaman Facebook pribadinya pada tahun 2016.

Salah satu postingan Facebook yang dijadikan bukti adalah postingan 1 September 2016. 

Pada tanggal 1 September 2016, Peggy menulis di akun Facebook pribadinya: “Ya Tuhan, saya tidak tahu apa-apa tentang masalah ini, mengapa saya mendapat batu bata? Kesulitan apa yang telah Engkau berikan kepadaku, ya Tuhan! 

Sugarty mengatakan, situasi tersebut terjadi setelah Peggy mengetahui rumahnya telah dibobol pada 30 Agustus 2016. 

“Dia mungkin mendapat informasi dari orang tuanya saat rumahnya digeledah pada 30 Agustus 2016, makanya dia menemukan tempatnya,” kata Sugianati seperti dikutip YouTube Compass TV, Jumat (14/6/2024).  

Tak hanya itu, situasi Peggy pada Agustus dan Desember juga menjadi peluru bagi sang pengacara untuk membuktikan kliennya tidak bersalah dalam kasus tersebut.

Berikut beberapa postingan Sugyant di Facebook Peggy:

Pada 12 Agustus 2016, Peggy memposting “Bismillah Otav Bandung, Devekan Ji Teteg”.

Pada 17 Agustus 2016, Peggy kembali memenangkan tempat dengan kata-kata “Menemukan kekayaan di kota-kota rakyat”. 

Pada 24 Agustus 2016, Peggy kembali mendapat status “Lupa kampung halaman” ketika pengacara Peggy Setiawan, Sugianati Irani merilis bukti status Facebook Peggy Setiawan pada tahun 2016 (Tribuntirebon.com/Eki Yulianto)

Menurut Sugianati, lokasi tersebut menjadi bukti kuat Peggy ikut-ikutan saat kejadian. 

Bukti ini memperkuat bahwa Peggy bukanlah penjahat sebenarnya.

Sejauh ini penyidik ​​hanya memastikan Peggy Setiawan sebagai pelakunya, padahal alat buktinya lemah, ujarnya.

Lebih lanjut, Sugianti mengatakan, tambahan BAP yang dilakukan penyidik ​​pada Rabu (12/6/2024) sebenarnya adalah lokasi Facebook Peggy tahun 2015 yang ditunjukkan polisi.

Menurut Sugyanti, keterangan yang diberikan dalam BAP tidak relevan karena Veena dibunuh pada tahun 2016. 2. Rekor Casbon 

Ayah Peggy sekaligus bosnya, Rudy Erawan yang bekerja sebagai pendingin, mengatakan Peggy tidak berada di Cirebon saat Veena dan Ikki dibunuh. 

Saat itu, Peggy dan beberapa rekannya sedang mengerjakan pembangunan rumah Agus Acheng di Bumi Rankmaya, Bandung.

Rudy berasumsi bahwa, sebagai pimpinan, dia mempunyai tanda terima kas atau bukti pembayaran untuk ditandatangani oleh penerima pembayaran.

Beliau meninggal dunia pada hari Sabtu tanggal 27 Agustus 2016 pukul 18.00 WIB. 

Ternyata Veena dan Ikki menjadi korban pembunuhan hari itu. 

Rudy Erawan mengatakan, Kamis (30/5/2024) “Saya punya bukti ada 27 anak yang dibayar pada hari Sabtu jam 6 sore dan akan saya bagikan.” 

Dugaan menyebutkan Peggy dan lainnya ditangkap pada pukul 19.30 WIB. digantung di perancah dekat tempat kejadian perkara (TKP) di

Kemudian mereka menemui Veena dan Eki pada pukul 21.00 WIB.

Jika dihitung jarak Bandung ke Cirebon, dibutuhkan waktu 2 jam dengan mobil.

Dalam catatannya, disebutkan nama Peggy Setiawan yang saat itu menjadi penerima gaji.

“Itu bukti gaji, bukti kuitansi,” kata Rudy. Peggy punya nama.’

Hal itu dibenarkan pengacara Peggy, Sugianati.

“Ada slip gajinya ya, slip gajinya walaupun kecil, nota kertas biasa ya, buktinya Peggy masih dibayar pada 26 Agustus 2016.”

Ia mengatakan pada Selasa (28/5/2024): “26 Agustus tetap dapat gaji, Oktober tetap dapat gaji.”

Ibnu, rekan Peggy Setiawan, mengaku sudah bekerja sejak awal Agustus 2016.

Ibnu dikutip TribunnewsBogor.com, Kamis (30/5/2024): “Memberi itu seperti Ibnu, bagian dari inisiasi dan membawa.”  3. Bukti percakapan 

Polda Jabar memeriksa teman Peggy Setiawan, Dede Kerniwan, pada Sabtu (15/6/2024).

Dede Kernivan menjadi teman dekat Peggy sejak 2015, dan keduanya tetap berhubungan saat Peggy bekerja di Bandung.

Keduanya terus berhubungan melalui Facebook Messenger. Sahabat Peggy, Dede Kernivan, akhirnya membeberkan bukti baru dalam kasus Vina Cirebon. (tribunes.com)

Berikut percakapan Peggy dan Dede yang diungkap pengacara:

– 29 Juli 2016 

Dede: kamu dimana? kapan kamu pulang

Peggy: Kami anggota band, saya akan pulang pada hari Rabu. Kapan IRA akan kembali?

– 1 September 2016

Ia berbicara kembali dengan Peggy Setiawan pada 1 September 2016.

Saat itu, Peggy menyebut sepeda motornya disita polisi.

Peggy: Sepeda motor Polo kami disita polisi karena dikira geng motor, dan kami langsung kabur.

Dede: Kapan Ira kembali?

Peggy: Rencananya minggu depan, tapi kami belum bisa kembali ke Polo karena harus mengejar sel saat kembali ke Enko.

Pengacara Peggy, Tony RM, menjelaskan: “Karena mengira itu geng motor, maka geng motor itu pasti akan ditangkap.”

Peggy juga mengatakan rumahnya digerebek polisi.

Meskipun dia tergabung dalam sebuah band pada saat itu.

Peggy: Polisi datang ke rumah saya padahal saya bekerja di Bandung. Anda tidak tahu apa masalahnya. Tapi temanku juga menyebut namaku.

Dede: Iya nggak usah takut, balik lagi nggak salah, kejadiannya Sabtu malam

Peggy: Jika saya kembali ke sel, saya akan menyelesaikannya

Menurut Tony, Peggy saat itu mengira dia harus membayar untuk mendapatkan sepedanya kembali.

“Karena geng motor itu mengambil sepeda motor itu dan tidak berpikir untuk membunuh,” jelas Tony.

Peggy: Saya tidak punya uang, sumpah, kami gila. Apa yang terjadi akhir pekan lalu? 11 anak sekolah menengah masih berada di lemarinya.

Dede: Perempuan meninggal setelah dipukuli laki-laki.

Peggy juga bertanya pada Dede, kata Tony.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com, yang memuat bukti kuat Peggy Talk dalam pembunuhan Veena, Maghrib Pede, eksekusi Isya di Bu Nin, dan kaburnya Peggy Setiawan dalam kasus Veena. Mereka memberikan uang kepada polisi

(Tribunnews.com/Milani Resti/Erik S) (TribunnewsBogor.com/Sanjaya Adhi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *