TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – 3.500 peternak sapi perah dari berbagai daerah di Indonesia akan mengikuti program peningkatan produksi susu lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemandirian peternak sapi perah di Indonesia.
Program yang diberi nama Dairy4Development ini berlangsung selama 10 tahun mulai tahun 2013 hingga 2024 dan diselenggarakan oleh Friesian Flag Indonesia (FFI) bersama dengan Agriterra, Bles Dairies, FrieslandCampina, Wageningen University and Research (WUR) dan Koperasi Susu KPSBU Lembang di Pangalangan. KPBS di Jawa Barat.
Penasihat Senior RVO Jan Paul van Aken mengatakan bahwa proyek ini didukung oleh hibah empat juta euro dari Program Hibah Fasilitas Kewirausahaan Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan Kementerian Luar Negeri Belanda.
Jan Paul van Aken dikutip pada Minggu 30 Juni 2024: “Proyek Dairy4Development adalah contoh perubahan sistem dalam rantai nilai pangan di Indonesia.
Menurutnya, proyek yang dimulai 12 tahun lalu ini telah menunjukkan kepada petani kecil sebuah model operasi yang efisien, pengembalian investasi yang cepat, peningkatan kesejahteraan hewan, serta susu yang berkualitas dan produktif.
Ia menjelaskan, pihaknya sangat terkesan dengan konsep unik koperasi susu yang didasarkan pada eksperimen inovatif bernama Dutch Dairy Village yang menunjukkan dampak berkelanjutan dari peternakan sapi perah, termasuk aspek pengembangan usaha.
“Proyek ini akan memberdayakan perempuan dan mendorong kewirausahaan serta mengurangi produk limbah seperti kompos untuk pupuk organik,” ujarnya.
Pengembangan Dairy 4 didasarkan pada 3 pilar: “Reduce and Improve”, “Simple and Efficiency” dan “Rapid Prosperity”.
Di bawah pilar “pengurangan dan augmentasi”, upaya dilakukan untuk mengoptimalkan kualitas susu dengan meningkatkan infrastruktur dan praktik rumah tangga di tingkat peternak, sehingga menghasilkan 7 titik pengumpulan susu.
Pilar kedua, ‘Sederhana dan Efektif’, berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan peternak sapi perah, khususnya penguatan peran peternak sapi perah perempuan melalui program Kartu Petani Indonesia, serta Pelatihan Peternakan 2 Peternakan dan serangkaian proyek konversi Gudang. .
Dan yang terakhir, pilar ketiga “bersikap makmur” memperkenalkan konsep desa perah, dimana para peternak di pedesaan bersatu dan memiliki perusahaan susu modern.
Proyek ini juga mengusulkan strategi untuk membangun sistem pasokan pakan yang kuat.
Proyek ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak sapi perah secara signifikan, termasuk pengetahuan terkait layanan koperasi, serta meningkatkan produksi dan kualitas susu.
Dalam pelaksanaannya, program ini terkendala oleh epidemi Covid dan penyakit mulut dan kuku, namun tetap berhasil.
Peternak sapi perah juga diperkenalkan strategi pembaharuan kandang, pelatihan bagi peternak muda dan literasi keuangan.
Ahmed Savaldi, direktur Proyek Pengembangan Produk Susu FFI, mengatakan bahwa dengan dukungan kemitraan, program ini terbukti memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para peternak.
“Proyek ini menunjukkan komitmen kami untuk memberdayakan peternak sapi perah dan masyarakat, dan kami sangat antusias untuk melihat manfaatnya di tahun-tahun mendatang,” katanya.