26 tentara Israel terluka dalam 24 jam di Lebanon dan Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Dua puluh enam tentara Israel terluka dalam pertempuran di Lebanon dan Jalur Gaza dalam 24 jam, media Israel melaporkan kemarin.
Menurut laporan, 23 tentara terluka dalam pertempuran di sepanjang perbatasan Lebanon, sementara tiga orang terluka di Jalur Gaza.
Kelompok Hizbullah Lebanon mengatakan pasukannya terus menargetkan pangkalan dan pangkalan militer Israel, mencegah upaya infiltrasi pasukan pendudukan Israel di sepanjang perbatasan.
Dia menambahkan bahwa pesawat tempurnya menargetkan pangkalan Filon di Rosh Pina, markas besar Divisi 210 di Israel utara, pangkalan Samson di sebelah barat Danau Tiberias, pangkalan rudal dan pertahanan udara Berea, dan kota Haifa. Drone.
Konflik semakin meningkat
Anadolu Agency melaporkan, 23 tentara Israel terluka dalam eskalasi konflik di Gaza dan Lebanon.
Menurut angka militer, 749 tentara telah tewas dan 5.018 luka-luka sejak konflik pecah di Gaza tahun lalu.
Sedikitnya 23 tentara Israel terluka dalam bentrokan di Jalur Gaza dan Lebanon selatan dalam 24 jam terakhir, kata militer pada Senin.
Data militer Israel menunjukkan bahwa enam tentara terluka di Gaza, tanpa menyebutkan secara spesifik di mana tentara lainnya terluka.
Berdasarkan data tersebut, setidaknya 749 tentara tewas dan 5.018 luka-luka sejak pecahnya konflik di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Israel melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza setelah serangan Hamas tahun lalu, menewaskan lebih dari 42.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 99.800 orang.
Konflik telah menyebar ke Lebanon, dengan Israel melancarkan serangan mematikan di seluruh negeri yang telah menewaskan lebih dari 2.464 orang dan melukai lebih dari 11.530 orang sejak Oktober lalu.
Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan Israel yang tiada henti di Gaza dan Lebanon, Tel Aviv meningkatkan konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada tanggal 1 Oktober.
Sumber: Middle East Monitor, Anadolu Agency