25 Juta UMKM Sudah Go Digital, Tapi Didominasi Reseller Ketimbang Produsen

Laporan Jurnalis Tribunnews.com, Endrapta Pramudias

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tahun ini pemerintah menargetkan 30 juta UMKM masuk ke platform digital. Hingga Desember 2023, terdapat 25.292.701 pelaku UMKM di e-commerce atau setara 84,3 persen dari target.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenKopUKM) mencatat UKM yang dibawa ke pasar digital merupakan retail dominan dibandingkan UKM manufaktur.

Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Ekonomi Kreatif KemenKopUKM Fiki Satari pun meyakini jumlah pelaku UMKM bisa terus bertambah.

Menurut Fikki, jika produsen MME meningkat maka kontribusinya terhadap perekonomian bisa lebih besar, terutama dalam penciptaan lapangan kerja.

Ia mengatakan dengan digitalisasi, UMKM mempunyai peluang besar untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi produknya.

“Kami ingin ekonomi digital melahirkan UKM di sektor manufaktur dan sektor riil karena dapat menghasilkan sumber pembiayaan baru,” kata Fiki dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/8/2024).

“Dengan model bisnis yang inovatif dan dibarengi dengan digitalisasi, maka UMKM kita akan tumbuh berkualitas,” lanjutnya.

Potensi ekonomi digital disebut-sebut sebesar Rp 877 triliun. Fiki ingin UMKM mendapat bagiannya.

Fiki ingin berbagai situs e-commerce di Indonesia bisa memperdagangkan produk lokal, bukan produk impor.

Inisiatif tersebut diperlukan sebagai bentuk perlindungan UMKM dari serbuan barang impor karena berpotensi mematikan usaha lokal.

Maksud kami siapa yang diuntungkan dari ekonomi digital ini. Jadi platform e-commerce perlu adaptasi, sehingga regulasinya perlu diperkuat, kata Ficky.

Selain memanfaatkan pasar digital yang sangat besar, Fiki juga menjelaskan strategi yang bisa dilakukan UMKM agar lebih kompetitif.

Fiki mengatakan UMKM perlu melakukan merger dengan UMKM lain agar skala ekonominya lebih besar.

Kemudian, UMKM perlu berkolaborasi dengan korporasi besar karena biasanya ada standar yang harus dipenuhi oleh UMKM dalam bidang manufaktur.

“Kami telah mengambil sejumlah pendekatan melalui inisiatif inkubator, pemberdayaan, agregator, dan akselerator,” kata Fickey.

“Dengan meningkatkan perannya, produk UMKM bisa lebih berdaya saing,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *