TRIBUNNEWS.COM – Dua remaja ditembak mati oleh pasukan Israel di kota Jericho, Tepi Barat.
Dua remaja ditembak mati oleh tentara Israel pada Sabtu (6 Januari 2024), lapor Reuters.
Saat itu, mereka berada di dekat pemakaman tempat perlindungan Aqabat Jabr di Yerikho.
Menurut Cradle, pasukan Israel mencegah ambulans mencapai dua remaja Palestina tersebut.
Remaja tersebut bernama Muhammad al-Bitar, 17 tahun dan Ahmad Hamidat, 16 tahun.
Seorang remaja yang meninggal akibat luka-lukanya pada Minggu ditangkap sebelum diserahkan jenazahnya (02/06/2024).
Sedangkan Hamidat yang tertembak bersama Bitar di Jericho tewas di tempat.
“Tim kami di Yerusalem menerima syahid Muhammad al-Bitar dari Rumah Sakit Sharif Zedek (Israel), yang ditembak oleh pasukan pendudukan di Jericho sebelum dia ditangkap,” kata Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (RRC) pada Minggu (06/2021). 02/2019). 2024).
“Bitar dibawa ke rumah sakit di Yerusalem yang diduduki dalam kondisi kritis oleh pasukan pendudukan (Sabtu) di mana dia meninggal karena luka-lukanya pada pagi hari,” lapor kantor berita WAFA, Minggu (2/6/2024).
Tel Aviv belum mengakui pembunuhan tersebut.
Tentara Israel mengatakan dua pria melemparkan alat peledak ke pemukiman di daerah tersebut dan pasukannya segera membalas tembakan.
“Nama-namanya telah diidentifikasi,” kata militer.
Dua kematian terbaru ini menambah jumlah orang yang dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober menjadi 521 orang, termasuk 131 anak-anak, menurut WAFA. Juga, 5 ribu orang terluka.
Selain itu, Israel telah menangkap lebih dari 8.875 warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober, menurut Times of Israel.
Unit Brigade Qassam Hamas di Tepi Barat, Brigade Quds Jihad Islam Palestina (PIJ), dan Brigade Martir Al-Aqsa sangat aktif, menargetkan pos pemeriksaan dan permukiman dengan senjata dalam menghadapi serangan Israel yang sering terjadi.
Serangan-serangan ini biasanya mengakibatkan korban sipil dan kerusakan infrastruktur yang luas.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan pada Rabu (29/5/2024) bahwa Israel harus meningkatkan tindakan perlawanan di Tepi Barat yang diduduki.
“Teror harus diberantas di mana pun, bahkan jika itu berarti Tulkarem sama seperti Gaza saat ini,” kata Smotrich.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)