TribuneNews.com – Dua tentara Zionis Israel (IDF) tewas di Gaza pada Minggu (25/8/2024) saat pasukan lainnya maju ke tengah Jalur Gaza.
Korban IDF adalah Sersan Staf Amit Sadikov (20), tewas di Khan Yunis, dan Sersan Utama Shlomo Hazut (36), tewas di Kota Gaza.
IDF juga mengumumkan bahwa Sersan Staf Amit Sadikov tewas pada hari sebelumnya dalam pertempuran di Khan Yunis, Gaza selatan, dan Sersan Utama (Lokasi) Shlomo Yehonatan Hazut tewas di Kota Gaza.
Kematian mereka menambah jumlah korban tewas Israel akibat serangan Hamas menjadi 340 orang.
Sementara itu, Sadikov adalah tentara tewas ke-700 yang diakui IDF sejak serangan kelompok teror tersebut dimulai pada 7 Oktober di Israel selatan.
Pada Minggu malam, jumlahnya meningkat menjadi 702 setelah serangan Hizbullah di utara juga menewaskan seorang pelaut, Times of Israel mengutip Times of Israel.
Menurut penyelidikan awal IDF, Sadikov, seorang penduduk Beit Dagan dan bertugas di Batalyon 202 Brigade Parasut, terbunuh oleh alat peledak.
Kemudian Hajut, dari Batalyon 9207 Brigade Ashdod ke Yerusalem, terkena alat peledak yang ditanam di jalan lingkungan Zeitun di Kota Gaza.
Seorang tentara lainnya terluka parah dalam insiden tersebut.
Secara terpisah, seorang tentara dari Batalyon 601 Korps Insinyur Tempur Israel terluka parah dalam pertempuran di Gaza selatan dan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan, kata IDF. Berita korban di Gaza
Tentara Israel membunuh 69 warga Palestina lagi dalam serangan di Jalur Gaza, sehingga total korban tewas sejak Oktober tahun lalu menjadi 40.334 orang, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan pada Sabtu (24/08/2024).
Kementerian mengatakan dalam pernyataannya bahwa 93.356 warga Palestina terluka dalam pemboman besar-besaran di Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang dilakukan oleh Israel, mengutip Anadolu Agency.
“Pasukan Israel membunuh 69 anggota keluarga dan melukai 212 orang dalam lima ‘pembantaian’ dalam 48 jam terakhir,” kata kementerian itu.
Sementara itu, banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalanan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka.
Pengepungan yang sedang berlangsung di Gaza telah mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, menyebabkan sebagian besar wilayah tersebut hancur.
(Tribunnews.com/Garudea Prabavati)