2 Minggu Sebelum Celaka di Subang, Bus PO Putera Fajar Diduga Pernah Terbakar Saat Bawa Rombongan

TribuneNews.com, Jakarta – Pada Sabtu, 12 Mei 2024, sebuah bus wisata PO Trans Putera Subuh mengalami kecelakaan di Siatar, Subang, bersama rombongan siswa SMK Lingga Kengana, Depok, diduga ikut terbakar. April atau sekitar 2 minggu sebelum terjadinya kecelakaan maut di Subang.

Melalui akun Tiktoknya, seorang netizen mengungkap kejadian bus wisata bernomor polisi AD 7524 OG buatan 2006 bermesin depan sasis Hino AK terbakar.

Ia mengaku mendapat pengalaman buruk di bus yang sama selama perjalanan.

Dalam salah satu video yang diunggah, terlihat bus berwarna hitam dengan nomor pelat hijau yang sama berhenti di pinggir jalan dan mengeluarkan asap tebal.

Banyak penumpang yang turun dari bus.

Pemilik akun @Rara_Azura diketahui menggunakan bus tersebut untuk melakukan perjalanan pada 27 April 2024.

Saat itu, bus tersebut tidak berganti nama menjadi PO Putera Fajar, namun tetap menggunakan nama PO Maulana Trans.

“Entah kebetulan atau Allah ingin memberi hidayah kepada kami sekeluarga, ketika saya dan keluarga hendak berangkat ke Bandung, kecelakaan yang viral itu terjadi saat kami menggunakan bus yang sama..mesin terbakar dan terjadilah tragedi” . Dia menulis dalam sebuah postingan.

“Sekitar 1 bus tidak selamat tapi alhamdulillah kami masih dalam lindungan Allah. Husnul Hotima korban anak SMK,” tulisnya.

Postingan akun ini pun mendapat banyak komentar dari netizen.

Banyak netizen yang mempertanyakan perusahaan pengguna bus tersebut karena bus yang bermasalah beberapa minggu lalu masih bisa berjalan.

Salah satu warganet menyatakan, bus tersebut memiliki daftar sejarah sebelum akhirnya berganti nama menjadi Putera Fajar.

“Ini bus rakitan tahun 2006, bodi HD awal. Riwayat Unit: SAN – Aldo Trans Holidays – Jaya Guna Hage – Putra Pandawa Karya – Maulana Trans (rebuild as JB3) – Putera Fajar,” jelas akun @Joe_Syehan_Store.

Komentar lain mengatakan bus yang sama digunakan untuk mengangkut sekelompok anak TK pada 8 Mei. Bus Fatal PO Trans Putera Subuh sebelum dan sesudah rangka bodi mengubah total perbedaan tampilan bodi bus. Kiri: PO Putra Pandava Karya dibeli dari PO Jaya Guna Hage, Wonogiri, saat itu bus model Discovery asli. Kanan: Bus model Jetbus 3 SHD buatan Karozeri Adi Putro yang dirombak saat kecelakaan terjadi pada Sabtu, 12 Mei 2024 malam, di Siatar, Subang, Jawa Barat. (Kolase Tribune)

Saat itu bus juga mengalami kendala dan mendapat keluhan.

Kepala Lalu Lintas Dinas Perhubungan Subang Jamaluddin mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan ad hoc yang dilakukan KNKT bersama pihaknya dan Dinas Perhubungan, diketahui bus tersebut sebenarnya merupakan bus hasil modifikasi.

Bus ini merupakan bus lama yang dibangun pada tahun 2006, namun sudah diupgrade atau dimodifikasi menjadi tipe lantai tinggi.

Meski secara fisik terlihat baru, namun mesin bus tersebut sudah pasti jadul.

Mobil itu diproduksi tahun 2006. Terlihat sasisnya dibuat Hino dari rangka besinya, kata Jamaluddin kepada wartawan, Senin (13/5/2024), seperti dikutip tribunjabar.id.

“Bus Putera Subuh Maut merupakan bus jadul tahun 2006 yang disulap menjadi bus tingkat tinggi. Dari luar tampak seperti mobil baru, namun di dalamnya jadul,” jelasnya. Sayangnya, bus wisata Trans Putera Fajar masih dioperasikan oleh PO Jaya Guna Hage di Wonogiri sebagai Armada Bus Antar Kota Provinsi (AKDP). (Instagram @explorebuslovers)

Dia mengatakan, banyak masalah penyebab kecelakaan yang telah teridentifikasi.

Mereka kedapatan mengalami kebocoran gas dan oli di bagian pengereman.

Uji coba massal bus KIR juga akan berakhir pada pertengahan tahun 2023.

“Sampai siang ini, penyelidikan atas kecelakaan bus tersebut masih berlangsung. Nanti akan kami sampaikan temuan-temuan lain yang bisa dijadikan bahan untuk mengukuhkan kasus kecelakaan maut tersebut,” jelasnya.

Sumber: Tribun Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *