TRIBUNNEWS.com – Baru-baru ini, pemerintah Maladewa mengumumkan larangan warga Israel memasuki negaranya ketika kemarahan global meningkat atas genosida di Gaza.
Presiden Maladewa Mohamed Muizzu “memutuskan untuk memberlakukan larangan terhadap pemegang paspor Israel,” juru bicaranya melaporkan dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh AlJazeera.
Partai oposisi dan mitra pemerintah di Maladewa sebelumnya telah menekan Muizzu untuk melarang warga Israel memasuki negaranya, sebagai tanda protes terhadap serangan di Gaza.
Menanggapi pengumuman tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mendesak penduduk Maladewa saat ini untuk meninggalkan negara tersebut.
“Bagi warga negara Israel yang tinggal di negara yang dimaksud (Maladewa), disarankan agar mereka mempertimbangkan untuk pergi karena jika mereka memiliki masalah apa pun, akan sulit bagi kami untuk membantu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel. . dilansir Al Mayadeen.
Termasuk Maladewa, berikut daftar negara yang melarang warga Israel memasuki wilayahnya: Aljazair; Bangladesh; Brunei; Iran; Irak; Kuwait; Libanon; Libya; Maladewa; Malaysia; Oman; Pakistan; Arab Saudi; Sudan; Suriah; Uni Emirat Arab; Yaman.
Situs pemesanan perjalanan online seperti Crazy Llama dan Kiwi menyatakan tidak menawarkan tiket ke 17 negara tersebut untuk warga negara Israel.
Tak hanya itu, kedua situs tersebut juga menyebut warga Israel yang memiliki kewarganegaraan ganda juga diimbau menghindari penerbangan menuju atau melalui negara-negara tersebut. Maladewa memiliki dana untuk Palestina
Bersamaan dengan pengumuman larangan warga Israel memasuki negaranya, Muizzu juga mengumumkan kampanye nasional untuk menggalang dana bagi warga Palestina di Jalur Gaza.
Kampanye tersebut diberi nama “Maladewa dalam Solidaritas dengan Palestina”.
Muizzu juga menunjuk utusan khusus untuk mengetahui kebutuhan warga Palestina di Gaza.
Diketahui, keputusan pelarangan warga Israel memasuki Maladewa baru dilakukan pada November 2023.
Saat itu, anggota parlemen Maladewa Mohamed Nasheed Abdulla mengusulkan perubahan undang-undang imigrasi untuk melarang pemegang paspor Israel memasuki negara tersebut.
FYI, tahun lalu sekitar 11 ribu warga Israel pergi ke Maladewa.
Jumlah tersebut mewakili 0,6 persen dari jumlah wisatawan yang masuk ke Maladewa pada tahun 2023.
Keputusan Maladewa yang melarang warga Israel memasuki negaranya diketahui sudah terjadi sebelumnya.
Namun, pada awal tahun 1990-an, embargo tersebut dicabut hingga Maladewa berupaya memulihkan hubungan dengan Israel pada tahun 2010.
Namun upaya normalisasi dibatalkan setelah Presiden Mohamed Nasheed digulingkan pada Februari 2012. Referensi di berbagai belahan dunia.
Serangan Israel di Jalur Gaza, khususnya serangan mematikan Rafah yang terjadi pada Minggu (26/5/2024) dan Selasa (28/5/2024), memicu kemarahan global.
Protes yang menyerukan Israel untuk menghentikan serangannya terjadi di berbagai negara.
Seperti yang terjadi di Australia, ribuan orang memblokir persimpangan utama di Melbourne.
Mereka mengatakan “kota ini adalah bukti dari apa yang terjadi di Gaza.”
Para pengunjuk rasa juga membakar dan mengayunkan panah serta drone palsu sementara beberapa pengunjuk rasa tergeletak di tanah seperti para martir.
Selain itu, kota Karachi di Pakistan menjadi lokasi “Gaza Million March”, yang menampilkan para pengunjuk rasa untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap Gaza.
Di Meksiko, pengunjuk rasa terus melakukan protes di luar kedutaan besar Israel dan AS di Mexico City.
Kegiatan pro-Palestina juga diketahui terjadi di California; Manchester, Inggris; Seoul, Korea Selatan; ke Düsseldorf, Jerman.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)