TRIBUNNEWS.COM – Enam belas tahun telah berlalu sejak meninggalnya seorang lansia Indonesia, Sofan Sofian.
Sophan Sofian diketahui meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan di kawasan hutan Vidodaren, Ngawi.
Sebelum kepergian Sophan Sofian, terlihat istrinya Vidyavati sudah berpikir matang.
Vidyavati memikirkan hal ini ketika dia dan suaminya hendak melakukan perjalanan sepeda motor.
Namun dari sudut pandang ini, Vidyavati mengira dirinya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa.
“Kami akan pergi ke luar kota. Ketika kami berangkat, saya ingat berkata, ‘Mengapa kamu tidak menyiapkan pakaianmu?’
Sebenarnya aku malas banget, tapi kalau orang Jawa bilang ‘kadung’, aku bilang, ‘Oke, aku ikut’, kata Vidyawati, seperti dikutip dari YouTube LSMBROL ASIX, Jumat (7/6/2024).
Itulah sebabnya Vidyavati meminta suaminya untuk naik pesawat ketika kembali dari karavan.
Perasaan malas yang istimewa, mungkin (gedung) akhirnya saya ngobrol dengannya dan kemudian naik pesawat pulang, kata Vidyawati.
Selama perjalanan kafilah, Vidyawati mengaku selalu mendoakan keselamatan dirinya dan suaminya.
“Saya selalu bilang, ‘Tuhan, pertahankan perjalanan kami.’ Karena saya merasa kaya dibimbing seperti ini,” ujarnya.
Tak hanya itu, Vidyavati juga merasakan perasaan lain menjelang meninggalnya Sophan Sofian.
Istri yang berprofesi sebagai aktris ini bercerita, sebelum meninggalkan kota bersama suaminya, ia menyiapkan banyak kain batik.
“Sebelum kami berangkat, saya keluarkan batik-batik tersebut dan ditaruh di atasnya. Lalu saya berkata: “Nah, kalau saya mati, orang-orang akan dengan mudah menemukan batik saya.”
“Jadi saya merasa ingin pergi,” katanya.
Bahkan, Vidyavati selalu mendoakan yang terbaik jika ia meninggal.
Perasaan itu memang ada di dalam diri saya. Suatu saat saya berkata, ‘Kalau memang mau dipakai, dimudahkan ya Tuhan, dimudahkan semuanya,” jelas Vidyawati.
Rupanya doa Vidyavati untuk suaminya terkabul.
Vidyavati mengakui Sophan Sofian meninggal dengan mudah.
“Jelas itu dia (Sofan Sofian). Mudah saja dia pergi,” imbuhnya. Vidyawati mengaku masih bergantung pada Sofan Sofiaan Vidyawati saat ditemui di Kecamatan Kemang, Jakarta Selatan. (Kota Warta/Ari Puji Valuyo)
Sepeninggal Sophan Sofian, Vidyavati mengaku masih bergantung pada suaminya.
Sebab, Sophan Sophian-lah yang mengurus segala kebutuhan Vidyavathi sepanjang hidupnya.
“Sampai dia meninggal, aku berkata, ‘Bolehkah aku hidup tanpamu?’ Karena dia sudah mempersiapkan segalanya,” kata Vidyavati.
Hingga suatu hari Vidyavati kehilangan paspornya dan mengembara.
“Sampai akhirnya, ketika sudah tidak ada lagi, setelah beberapa tahun ‘ke mana paspor saya pergi’, jadi seperti itu.”
“Dulu tidak ada apa-apa, dia keluarkan semuanya, itu tempat yang bagus. (Akhirnya) saya bangun yang baru, saya mau berangkat dan bangun yang baru,” jelasnya.
Karena itu, Vidyavati benar-benar merasa Tuhan mempunyai alasan baginya ketika suaminya meninggalkannya.
“Pada akhirnya, terkadang saya merasa, mungkin Tuhan yang lebih dulu melakukannya karena Dia tahu saya bisa melakukannya, saya benar-benar bisa.”
“Awalnya saya merasa tidak bisa. Tapi ternyata Tuhan tahu, bisa, bisa. Ujung-ujungnya semua bisa,” kata Vidyavati.
(Tribunnews.com/Enggar Kusuma)