Reporter Tribunnews.com Richard Susilo melaporkan dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Pada 21 Juli 2024 ada sekitar 120 WNI yang memutuskan melakukan pendakian Dangan Tozan (pendakian cepat dalam satu hari) untuk mendaki Gunung Fuji pada tengah malam.
Seorang wanita Indonesia ditemukan mabuk dan dibawa ke rumah persembunyian di Stasiun No.7 oleh polisi khusus Gunung Fuji dari Distrik Shizuoka, Kenji Okamoto dan pemimpinnya Kapten Hiroyuki Watanabe.
“Setelah kami rawat, kami beruntung wanita tersebut sedikit pulih. Kami juga ingat, sebelumnya ada 4 orang yang meninggal di Dangan Tozan,” jelas Watanabe kepada staf Fuji TV kemarin (14/8/2024). ).
Dangan Tozan adalah mendaki ke puncak Gunung Fuji, lalu tanpa istirahat langsung kembali ke Gunung Fuji.
Minimal 5 jam untuk mendaki Gunung Fuji dari base 3 ke puncak base 9 dan puncak gunung. Pulang ke rumah tanpa istirahat selama 10 jam untuk mendaki Gunung Fuji jelas sangat berbahaya.
Tim Penyelamat dan Manajemen Polisi Prefektur Shizuoka beroperasi dari rumah pegunungan “Mannenyuki Sanso” yang terletak di ketinggian 3460m di sisi Gunung Fuji (tempat ke-9) di Prefektur Shizuoka.
Lokasi penyelamatan tim penyelamat adalah tiga dari empat rute mendaki Gunung Fuji di sisi Prefektur Shizuoka, tetapi pada tanggal 21 Juli salah satu rute, dekat stasiun ke-9 Fujinomiyaguchi, sesuatu yang tidak biasa terjadi.
Pada tanggal 21/07/2024 pukul 00.00 dini hari, sekelompok masyarakat Indonesia muncul di depan gubuk gunung dalam kegelapan, dan bagian depan rumah pegunungan diubah menjadi tempat tidur.
Pendaki gunung Indonesia berkumpul bersama agar tetap nyaman melawan hawa dingin. Beberapa orang tidur dengan aluminium.
Saya dari Indonesia, saya kira peserta pendakian Gunung Fuji saat ini ada sekitar 120 orang, kata orang Indonesia itu.
Mengapa tidak tinggal di kabin pegunungan?
“Kami tidak menginap di puncak penginapan karena kami hanya mendapat akhir pekan di hari Senin dan harus kembali bekerja, kami naik gunung pada Sabtu malam dan turun gunung pada Minggu pagi,” jelasnya. . Seorang pengendara Indonesia mengenakan jaket NorthFace berwarna kuning dan hitam.
Sekitar 120 orang Indonesia menampilkan Dangan Tozan saat itu, dan itu berbahaya.
Pendakian sangat berbahaya bagi Dangan Tozan. Bahkan pengendara ahli pun tetap waspada melakukan hal tersebut karena sangat berbahaya.
Berbagai bahaya seperti penyakit ketinggian dan hipotermia akan muncul, seperti yang menimpa wanita asal Indonesia yang dipastikan mengalami hipotermia ini.
Seorang pendaki gunung Indonesia ditanya, “Tahukah Anda bahwa ada gerbang yang dibangun di sebelah Distrik Yamanashi, tanpa batasan waktu masuk?”
Penumpang Indonesia, “Ya, saya tahu. Jadi, saya datang ke Pintu Keluar Fujinomiya sebagai referensi. Menggunakan jalan Shizuoka tanpa masuk.”
Di distrik Yamanashi, gerbang akan dipasang pada tahun 2024 untuk mengurangi waktu yang dapat dilalui dari jam 3 pagi hingga jam 4 sore.
Di sisi lain, Prefektur Shizuoka telah berusaha mengatur diri untuk mengantisipasi Dangan Tozan, namun hingga saat ini belum memasang pintu masuk. Ada 3 cara untuk memasuki Gunung Fuji dari sisi Shizuoka.
Konon rombongan Indonesia meninggalkan Distrik Yamanashi yang tidak mungkin memasuki gunung setelah jam 4 sore, dan tiba di Prefektur Shizuoka yang tidak memiliki gerbang. Selain itu, Anda harus membayar 4000 yen jika melewati gerbang Yamanashi.
Sekitar pukul 02.00 tanggal 21 Juli, sekelompok WNI mengirimkan laporan kepada tim penyelamat bahwa ada seorang perempuan yang pingsan.
Lokasinya berada di antara stasiun 8 dan 7, pada ketinggian 3100m.
Tim penyelamat polisi segera bekerja, “Apakah ada yang bisa berbahasa Jepang?”
Ada seorang wanita Indonesia yang pucat dan tidak bisa bergerak, salah satu rombongan Indonesia. Ternyata dia menderita hipotermia, dan sekelompok penyelamat gunung membawanya ke sebuah gubuk dekat Stasiun No.7.
Kapten Tim Penyelamat Gunung Hiroyuki Watanabe juga berkomentar, “Sebagai gejalanya, ini adalah hipotermia, namun suhu internal tubuh telah turun secara signifikan.”
Berkat perawatan yang tepat dari tim penyelamat gunung, wanita tersebut pulih. Konon mereka bisa turun gunung dengan aman.
Anggota Tim Penyelamat Gunung Kenji Okamoto (21) juga mengatakan, “Awal Juli, 4 orang meninggal karena hipotermia. Saya sudah menyelesaikannya. Benar?
Sedangkan bagi UKM dan pecinta tangan Jepang yang ingin tampil di Tokyo dapat bergabung di grup WhatsApp secara gratis dengan mengirimkan email ke: [email protected] Subject: WAG Japanese Lovers. Tulis nama, alamat dan nomor WhatsApp.