Diposting oleh reporter Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Binus Simprug School sedang merenovasi sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bekerja sama dengan Happy Hearts Indonesia, hal ini dilakukan untuk mewujudkan pendidikan sejak kecil di NTT bersama untuk Negeri.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam waktu kurang dari setahun, 11 siswa angkatan 2026 di Binus School Simprug mengumpulkan donasi dan meneliti untuk membangun PAUD Sumber Kasih di Sumba, NTT.
Pada bulan Juni 2024, Tim PBB dari Binus School Simprug mengunjungi langsung PAUD Sumber Kasih untuk melihat selesainya penelitian.
Program tersebut meliputi renovasi dua ruang kelas, penyediaan perabot penunjang pembelajaran seperti meja, kursi dan mainan anak, penyediaan taman bermain dan toilet yang memadai.
Country Representative Davrell Mylka Jowkins berharap upaya ini dapat membantu generasi penerus NTT untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas.
“Semoga kedepannya masyarakat Sumba dapat mengatasi kendala-kendala terkait pendidikan dan menjadi terpelajar serta berguna bagi banyak orang,” kata Davrell di Sekolah Binus Simprug Jakarta, Selasa (30/07/2024).
Program ini juga digunakan untuk melanjutkan semangat Binus School of Education dalam menciptakan generasi muda yang tertarik pada pembangunan dan pemberdayaan sosial.
Direktur Binus School Simprug, Isaac Koh, mengatakan pendidikan sekolah dirancang untuk menghasilkan siswa yang tidak hanya unggul tetapi juga dapat memberikan hasil.
“Kami terus mendorong siswa untuk menggali seluruh minat dan bakatnya. Kami juga sangat bangga atas inisiatif dan kerja keras yang telah dilakukan untuk membangun kembali sekolah-sekolah di Sumba. Ishak menjelaskan.
Kami berharap dengan adanya program penciptaan PAUD yang lebih tepat guna ini dapat menjadi kesempatan bagi siswa Binus School of Education untuk menggali cakrawala baru, sehingga lebih memahami bagaimana perkembangan di nusantara.
Diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 26,36 juta orang hidup dalam garis kemiskinan di Indonesia.
Dari jumlah tersebut, Nusa Tenggara Timur (NTT) berada di urutan ketiga.
Di NTT sendiri, diketahui 50 persen sekolah di wilayah tersebut kondisinya kurang memadai, mulai dari bangunan rusak hingga bahan ajar yang kurang memadai.