Laporan reporter Tribunnews.com Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 11 orang tewas pada Minggu (7/7/2024) akibat tanah longsor yang menimpa tambang emas ilegal di Kecamatan Suwawa, Provinsi Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Sebanyak delapan jenazah berhasil dievakuasi, dan tiga jenazah lainnya masih berada di lokasi kejadian.
Selain itu, Tim SAR Gabungan masih mencari 17 orang lagi.
Update terkini kejadian longsor tercatat 33 orang korban jiwa yaitu 8 orang meninggal dunia dan berhasil dievakuasi, 5 orang selamat dan berhasil dievakuasi, kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontala, Heriyanto, S.Adm. dalam video keterangan yang diterima, Senin (7/8/2024) sore.
“Dan 20 orang mengumpulkan informasi dari masyarakat yang diyakini kehilangan keluarga. 17 orang digeledah dan 3 orang dinyatakan meninggal,” lanjutnya.
Dia mengatakan sejauh ini lima orang selamat dan telah dievakuasi.
Menurut dia, para korban dievakuasi ke rumah sakit setempat.
Kondisi korban patah tulang, ada yang mengalami luka di bagian wajah, tulang belakang dan sejenisnya, ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini tim SAR gabungan kesulitan mengakses lokasi yang terputus.
Heriyanto mengatakan seluruh jembatan dan akses menuju lokasi telah terputus.
“Kendala saat ini adalah medan yang sangat sulit, karena akses menuju puncak hanya bisa dilalui oleh sepeda motor tambang atau ojek yang biasa melewati lokasi. Semua jembatan dan akses menuju lokasi terputus. Sehingga sulit untuk dilalui. akses puncaknya dengan perjalanan menggunakan tangan”, ungkapnya.
Ia mengatakan, jarak stasiun SAR ke lokasi kurang lebih 23,7 km.
Selain itu, berdasarkan informasi yang diterimanya, terdapat tiga kali kejadian longsor di pemukiman tersebut.
“Sementara ini, kami menerima sudah tiga kali terjadi longsor,” ujarnya.
Berdasarkan rekaman video yang diperoleh Tribunnews.com dari Humas Basarnas, tampak tim SAR gabungan mengevakuasi para penyintas menggunakan tandu di kegelapan malam dengan penerangan terbatas.
Tandu yang digunakan juga sepertinya terbuat dari balok kayu.
Mereka terlihat berjalan menyusuri jalan setapak di antara rimbunan pepohonan.
Dalam foto yang juga diperoleh Humas Basarnas, tampak kaki para penyintas diikat dengan peralatan seadanya, termasuk tali plastik.
Selain itu, Heryanto juga terlihat memberikan pembekalan kepada peserta tim SAR gabungan.
Informasi yang dihimpun sementara, unsur yang terlibat antara lain tim penyelamat KPP Gto 25 orang, Korem setempat 10 orang, Sabhar Polda 48 orang, Brimob Polda 44 orang, Babinsa 25 orang, Batalyon 713 40 orang, BPBD Provinsi 6 orang, FKP3D 3 orang, KKP Motolomoia 3 orang, KPA Butaiyo Nusa satu orang dan KPA Mutiara satu orang.
Kebutuhan tim lapangan kabarnya antara lain kantong jenazah, logistik, alat komunikasi, 2 unit alat berat yang dikoordinasikan dengan Gorontalo Mineral dan 1 unit helikopter yang dikoordinasikan Kapolda.
Sebelumnya, BNPB menyebut kejadian tersebut disebabkan oleh hujan deras yang turun sejak Sabtu (7/6/2024).
BPBD Kabupaten Bone Bolango juga melaporkan adanya tanah longsor di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa pada Minggu (7/7/2024) pagi pukul 09.00 waktu setempat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari, Ph.D, dalam siaran persnya, Minggu (7/7/2024) mengatakan, kejadian tersebut juga mengakibatkan putusnya jembatan dan kerusakan beberapa rumah.
Menurutnya, GPBD setempat bersama tim SAR gabungan saat ini terus melanjutkan pencarian orang hilang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan peringatan dini telah dikeluarkan untuk wilayah Provinsi Bone Bolango dan wilayah lain di Provinsi Gorontalo selama dua hari ke depan, tepatnya Senin, terhadap kemungkinan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. intensitas disertai angin kencang. (8/7/2024) dan juga Selasa (9/7/2024).
Menyikapi hal tersebut, BNPB mengimbau pengambil kebijakan di daerah serta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana susulan yang mungkin terjadi, ujarnya.