Lebih dari 100.000 warga Palestina telah melarikan diri ke Mesir, sebagian besar untuk mendapatkan perawatan medis
Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanth
TRIBUNNEWS.COM, MESIR – Duta Besar Palestina untuk Mesir Diab Luh mengatakan, lebih dari 100.000 warga Palestina kini telah mengungsi ke Mesir.
Sebagian besar dari mereka adalah korban penyerangan yang memerlukan perhatian medis tambahan, sebagian lainnya adalah pelajar dan anggota keluarga yang melarikan diri.
Diab Luh mengatakan, hingga saat ini serangan Israel terus berlanjut dan cenderung meningkat sehingga memaksa warga mencari jalan keluar, termasuk mengungsi ke negara tetangga seperti Mesir.
“Banyak yang tidak memperhatikan hal ini, padahal kondisi mereka yang melarikan diri ke Mesir juga sangat sulit,” kata Diab Louh pada pertemuan baru-baru ini dengan pendiri Jaringan Kemanusiaan Internasional (INH) Mohammed Hussein di Kairo.
Pertemuan tersebut mengulas upaya INH dalam meningkatkan bantuan kepada masyarakat Palestina, baik di dalam maupun di luar Gaza, yang menjadi korban agresi Israel di Jalur Gaza yang memasuki hari ke-226.
Dubes Diab Luh mengatakan, setelah mengungsi di Mesir, ia mendapati kondisi di sana lebih sulit dibandingkan tinggal di Gaza.
Muhammad Hussain menilai apa yang dialami para pengungsi ini dapat dimaklumi karena Mesir bukanlah negara mereka dan mereka memiliki banyak kebutuhan yang tidak dapat mereka andalkan.
“Mereka yang mengungsi kehilangan rumah dan harta bendanya,” kata Muhammad Hussain.
Hal ini pula yang membuat INH dan Dubes Diab sepakat untuk terlebih dahulu memberikan bantuan terhadap ketiga jenis kebutuhan tersebut, dengan jumlah bantuan yang dihitung sebesar 500 paket per keluarga.
Bantuan akan diberikan kepada tiga penerima manfaat; bantuan medis kepada para korban, bantuan kepada pelajar Gaza dan bantuan kepada keluarga pengungsi.
Untuk penyaluran awal, INH akan memberikan bantuan tunai untuk mengakses perawatan medis bagi 40 korban luka di Gaza di sebuah rumah sakit di Mesir. Selain kebutuhan para pengungsi, data juga sedang disiapkan oleh kedutaan dan didistribusikan di lingkungan kedutaan Palestina di Mesir.
“Ini merupakan upaya yang sangat penting, tidak hanya sebagai misi kemanusiaan, tetapi juga untuk memperjelas bahwa kami warga Indonesia yang mengirimkan amanah melalui INH akan terus membantu warga Palestina di Gaza dan sekitarnya,” kata Muhammad. Husain.
Hal ini juga sebagai respon Kedutaan Besar Palestina di Mesir yang mengeluhkan banyaknya kebutuhan warga yang mengungsi ke Mesir dan tidak mampu membantu seluruh permintaan warga. Diab mengatakan kedutaan tidak dapat memberikan banyak bantuan kepada pengungsi karena terbatasnya sumber daya.
Diab juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Indonesia yang selama ini aktif menyampaikan dukungan dan bantuannya kepada rakyat Palestina.
Direktur Utama INH Luqmanul Hakim mengatakan, INH sudah beberapa kali menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza yang mengungsi ke negara ribuan piramida tersebut.
Biasanya, bantuan tersebut berupa bantuan tunai yang akan digunakan oleh pengungsi Gaza di Mesir untuk akomodasi dan kemudian untuk biaya pengobatan, termasuk persalinan bagi ibu hamil.
“Ini bukan kali pertama, namun bantuan kemanusiaan sudah beberapa kali kami salurkan kepada warga Gaza yang mengungsi di Mesir,” jelasnya.
Bahkan, kata Lukman, pihaknya juga membantu biaya evakuasi beberapa warga Gaza yang akan keluar melalui perbatasan Rafah.
Biayanya sangat besar per orang, mencapai 4 ribu dollar AS hingga 5 ribu dollar AS.
“Mengevakuasi warga Gaza yang ingin meninggalkan Gaza membutuhkan biaya yang tidak sedikit, sehingga kami sangat berterima kasih kepada para donatur yang selalu mendukung kami dalam segala aktivitas kemanusiaan kami,” tutupnya.