TRIBUNNEWS.COM – Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan puluhan ribu tentara Israel (IDF) tewas dan terluka selama perang di Jalur Gaza.
Laporan yang diterbitkan pada Minggu (4/8/2024) menyebutkan jumlah tentara yang tewas kurang dari 10.000 orang.
Puluhan ribu tentara IDF tewas, terluka dan dilaporkan hilang selama berbulan-bulan pertempuran di Jalur Gaza.
Menurut surat kabar tersebut, sekitar 1.000 tentara menjadi korban saat ini, yang menderita secara fisik dan mental.
Mereka juga menerima bantuan ini dari departemen rehabilitasi Kementerian Keamanan Israel.
Menurut Palestine Chronicle, Knesset dan pemerintah Israel terus bergerak maju dengan merumuskan kembali dan mengeluarkan undang-undang untuk memperpanjang masa wajib militer IDF.
Hak ini juga digunakan untuk mencegah penarikan pasukan karena rasa frustasi dan ketidakpastian yang besar.
Sementara itu, menurut data resmi Israel yang tunduk pada sensor militer, lebih dari 690 perwira dan tentara Israel telah terbunuh sejak 7 Oktober 2023.
Namun, ada klaim internal bahwa IDF menyembunyikan jumlah korban sebenarnya, yang diyakini jauh lebih tinggi.
Juli 2024 lalu, Channel 12 Israel melaporkan 20.000 tentara pendudukan terluka di Gaza sejak 7 Oktober.
8.298 tentara pendudukan Israel diklasifikasikan sebagai penyandang cacat.
Pada 12 Juli 2024, kabinet Israel menyetujui perpanjangan wajib militer selama tiga tahun karena kekurangan tenaga kerja.
Keputusan ini akan diserahkan kepada pemerintah untuk disetujui dan kemudian ke Knesset (Parlemen) untuk dilaksanakan. Update korban di Gaza
Hingga kini, Zionis Israel terus menyerang Palestina.
Setidaknya 30 warga Palestina tewas dan banyak yang terluka di dua sekolah Israel yang menampung pengungsi di Kota Gaza, Badan Pertahanan Sipil melaporkan.
Sekolah Hassan Salama dan Al-Nasr di barat Kota Gaza menjadi sasaran serangan tersebut, kata juru bicara Pertahanan Sipil Mahmoud Basal pada Minggu (4/8/2024), mengutip Anadolu Agency.
“Sekitar 80 persen korbannya adalah anak-anak,” tambah juru bicara itu dalam pernyataannya.
“Tidak ada lagi tempat yang aman di Kota Gaza, dan pendudukan (Israel) tidak menghormati kesucian apapun,” katanya.
Menurut otoritas kesehatan setempat, sejauh ini sekitar 39.600 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah terbunuh dan sekitar 91.400 orang terluka.
Hampir 10 bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur akibat blokade besar-besaran terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)