TRIBUNNEWS.COM – Kapal pesiar “Bayesian” sepanjang 56 meter diterjang angin puting beliung Senin dini hari (19/8/2024) dan tenggelam di lepas pantai Sisilia, Italia.
Kapal yang membawa 22 penumpang itu berlabuh dari pelabuhan Porticello di pulau Mediterania.
Tornado tersebut menewaskan seorang pria yang merupakan juru masak di kapal.
Selain itu, enam orang telah hilang sejauh ini.
Reuters melaporkan bahwa pengusaha teknologi Inggris Mike Lynch dan putrinya yang berusia 18 tahun, Hannah, termasuk dalam daftar orang hilang.
Selain itu, menurut kepala Perlindungan Sipil Sisilia, Salvatore Cocina, ketua Morgan Stanley International (MS.N), Jonathan Bloomer, dan pengacara di Clifford Chance, Chris Morvillo, juga termasuk di antara mereka yang hilang.
Mereka dilaporkan hilang karena Morgan Stanley tidak segera menanggapi panggilan dan email yang meminta komentar setelah jam kerja.
Lebih lanjut, Clifford Chance juga tidak menanggapi permintaan komentar.
Penjaga pantai Italia mengatakan orang-orang yang hilang adalah warga Inggris, Amerika, dan Kanada. Korban selamat mengatakan perjalanan itu diatur oleh Lynch untuk rekan kantornya.
Menurut CNN, 15 orang berhasil diselamatkan, termasuk istri Lynch, Angela Bacares, dan seorang anak yang diterbangkan ke rumah sakit anak di Palermo.
Sebanyak delapan orang telah dirawat di rumah sakit, menurut kantor walikota.
Penyelam saat ini sedang menjelajahi bangkai kapal Bayesian yang terletak di kedalaman 49 meter.
Tornado kecil terbentuk di daerah tersebut pada Senin pagi, menurut laporan dari Database Cuaca Buruk Eropa.
Badai kuat lainnya di Sisilia membawa hujan lebat pada Minggu malam, dengan curah hujan lebih dari 100 mm dalam waktu kurang dari empat jam di Brolo, sebelah timur Palermo.
Ahli meteorologi Luca Mercalli mengatakan badai dan hujan lebat yang melanda Italia dalam beberapa hari terakhir setelah berminggu-minggu panas terik telah menyebabkan suhu di Laut Mediterania mencapai rekor tertinggi dan meningkatkan risiko kejadian cuaca ekstrem.
“Suhu permukaan laut di sekitar Sisilia sekitar 30 derajat Celcius (86 Fahrenheit), hampir 3 derajat lebih tinggi dari biasanya. Hal ini menciptakan sumber energi yang besar yang berkontribusi terhadap badai ini,” kata Luca.
“Kita tidak bisa mengatakan bahwa semua ini disebabkan oleh pemanasan global, namun kita dapat mengatakan bahwa pemanasan global memiliki dampak yang lebih serius,” ujarnya.
(mg/Putri Amalia Dwi Pitasari)
Penulis merupakan mahasiswa magang di Universitas Sebelas Maret (UNS).